Liputan6.com, Jakarta Asma merupakan gangguan pernapasan yang sangat umum. Asma adalah kondisi kronis yang memengaruhi saluran udara. Asma dapat menimbulkan serangkaian gejala seperti mengi hingga kesulitan bernapas.
Asma bisa kambuh ketika seseorang berkontak dengan pemicu asma seperti debu, udara dingin, atau agen alergen. Seseorang yang terserang asma akan mengalami kesulitan bernapas dan rasa sesak di dada.
Advertisement
Baca Juga
Selama serangan asma, saluran udara akan membengkak, otot-otot di sekitarnya akan mengencang. Ini membuat udara sulit untuk bergerak masuk dan keluar dari paru-paru. Obat-obatan seperti kortikosteroid inhalasi dan beta-agonis membuka saluran udara untuk membantu nafas yang lebih mudah.
Selain obat-obatan, beberapa latihan pernapasan dapat membantu meringankan gejala asma. Latihan pernapasan mungkin memiliki nilai sebagai terapi tambahan untuk pengobatan dan perawatan asma standar lainnya. Berikut 6 latihan pernapasan untuk meringankan gejala asma, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin(17/2/2020).
Pernafasan diafragma
Pernapasan diafragma adalah jenis latihan pernapasan yang membantu memperkuat diafragma. Diafragma merupakan otot berbentuk kubah di bawah paru-paru yang membantu proses bernapas. Latihan pernapasan ini juga kadang-kadang disebut pernapasan perut.
Untuk melatih pernapasan diafragma, berbaringlah telentang dengan lutut ditekuk dan bantal di bawah lutut, atau duduk tegak di kursi. Letakkan satu tangan datar di dada bagian atas dan tangan lainnya di perut. Tarik napas perlahan melalui hidung. Dalam pernapasan diafragma, tangan di perut harus bergerak, sedangkan tangan di dada harus tetap diam. Hembuskan napas perlahan-lahan melalui mulut.
Advertisement
Pernapasan hidung
Tak cuma untuk meringankan gelaja asma, pernapasan hidung merupakan pernapasan juga sangat disarankan untuk siapa saja. Pernapasan melalui hidung akan menambahkan kehangatan dan kelembaban ke udara. Efek ini dapat membantu mengurangi gejala asma. Banyak orang mengabaikan antara bernapas melalui hidung dan mulut. Pernapasan hidung jauh lebih baik dan lebih sehat dibandingkan pernapasan pulut.
Pernapasan mulut sebaliknya, telah dikaitkan dalam penelitian dengan gejala asma yang lebih parah. Pernapasan mulut juga bisa memicu bau mulut, masalah gigi, hingga gangguan tidur.
Metode Papworth
Metode Papworth adalah teknik pernapasan diafragma spesifik yang sudah ada sejak 1960-an. Latihan pernapasan ini menggabungkan beberapa jenis pernapasan dengan teknik pelatihan relaksasi. Metode Papworth mengajarkan cara bernapas perlahan dan mantap dari diafragma dan melalui hidung.
Metode Papworth juga melatih cara mengendalikan stres sehingga tidak memengaruhi pernapasan. Penelitian menemukan bahwa teknik ini membantu meringankan gejala pernapasan dan meningkatkan kualitas hidup pada penderita asma.
Untuk melakukan teknik pernapasan ini, sama seperti teknik pernapasan diafragma. Duduk tegak di kursi atau berbaring di kasur, ambil napas dari hidung selama 4 detik, pastikan perut mengembang. Tahan hingga tubuh merasa rileks, lalu hembuskan.
Advertisement
Pernapasan Buteyko
Pernapasan Buteyko ditemukan oleh dokter Ukraina yang mengembangkan teknik selama 1950-an. Teknik pernapasan ini bertujuan untuk melatih bernapas lebih cepat dan lebih dalam daripada yang diperlukan. Napas cepat dapat meningkatkan gejala seperti sesak napas pada penderita asma.
Teknik pernapasan Buteyko adalah sebuah metode mengatur pola napas yang mengharuskan pelakunya untuk bernapas melalui hidung tanpa menggunakan mulut sama sekali. Teknik ini dinilai dapat menurunkan volume pernapasan, menghindari terjadinya hiperventilasi kronis, dan memperbaiki gejala asma.
Pursed lip breathing
Pursed lip breathing atau pernapasan bibir mengerucut membuat napas lebih efektif dengan membuatnya lebih lambat dan lebih teratur. Pernafasan bibir ini meningkatkan mekanisme paru-paru dan pernapasan sekaligus. Pursed lip breathing adalah teknik yang bisa digunakan untuk meredakan sesak napas.
Duduklah dengan punggung lurus atau berbaring. Rilekskan bahu dan tarik napas melalui hidung selama dua detik, rasakan udara bergerak ke perut. Cobalah untuk mengisi perut dengan udara. Kerutkan bibir seperti sedang bersiul, dan kemudian hembuskan napas selama empat detik.
Pursed lip breathing sangat membantu bagi orang yang memiliki kondisi paru-paru yang membuatnya lebih sulit bernapas. Kondisi-kondisi ini dapat mencakup penyakit paru obstruktif, seperti asma, dan penyakit paru restriktif, seperti fibrosis paru.
Advertisement
Pernapasan yoga
Yoga adalah program latihan yang menggabungkan gerakan dengan pernapasan dalam. Beberapa penelitian kecil telah menemukan bahwa menggunakan jenis pernapasan dalam yang terkontrol dan sama seperti dalam yoga dapat membantu meringankan gejala asma dan meningkatkan fungsi paru-paru.
Ada banyak manfaat berlatih pernapasan yoga. Ini adalah cara untuk secara perlahan-lahan memberi oksigen pada tubuh dan membuat pikiran damai serta rileks. ernafasan yang ritmis, dalam, dan lambat merangsang pikiran dan membuatnya bebas stres.
Yoga Breathing atau Pranayama, adalah dasar dari latihan yoga. Pernapasan yoga dimulai dari menarik napas lambat dan panjang, mengisi area perut, area dada, serta area bahu dan leher. Lalu lepaskan napas dari perut terlebih dahulu dan kemudian dada diikuti oleh bahu dan leher.