Nenek Pasien Corona Ini Menolak Dipasangkan Ventilator, Alasannya Bikin Haru

Penyebaran virus Corona Covid-19 semakin meluas.

oleh Selma Intania Hafidha diperbarui 02 Apr 2020, 16:40 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2020, 16:40 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi seorang nenek. (dok. pexels/Italo Melo)

Liputan6.com, Jakarta Penyebaran virus Corona Covid-19 semakin meluas. Virus Corona Covid-19 sudah menyebar ke berbagai negara yang ada di dunia. Seluruh tim medis dan pemerintah berupaya untuk menangani penyebaran virus corona covid-19 ini agar tidak merenggut banyak korban jiwa lagi.

Selain tim media dan pemerintah, seluruh lapisan masyarakat juga ikut bahu membahu untuk saling tolong menolong kepada sesama. Menurunkan ego demi keselamatan bersama. Memberikan bantuan makanan, hingga bantuan alat rumah sakit untuk kesembuhan pasien Corona Covid-19.

Virus Corona Covid-19 yang menyerang siapa saja, tanpa memandang usia juga status sosial membuat seluruh orang merasa khawatir karena penyebarannya tak kunjung usai. Virus yang sudah merenggut banyak nyawa ini diharapkan segera pulih dan menghilang.

Virus Corona Covid-19 yang tidak memandang usia ini menyerang seorang nenek berusia 90 tahun di Belgia. Pasalnya wanita tersebut menolak dipasangkan ventilator padahal keadaannya semakin memburuk. Alasan yang dilontarkan sang nenek pun membuat haru dan tersenyuh.

Kisah Haru Pasien Positif Corona

Ilustrasi nenek-nenek (iStock)
Ilustrasi nenek-nenek (iStock)

Seorang wanita yang berusia 90 tahun, menolak dipasangkan ventilator padahal keadaannya sedang memburuk. Wanita tersebut mengatakan bahwa lebih baik ventuilator tersebut diberikan kepada pasien yang lebih muda dan membutuhkan.

Wanita bernama Suzanne Hoylaerts yang berasal dari Belgia, Binkom, Lubbeek ini sudah diisolasi setelah dinyatakan positif Corona Covid-19. Kondisi Suzanne pun semakin memburuk dan dokter menyarankan untuk memasang ventilator untuk membantu pernapasannya, namun wanita ini menolak.

“Saya tidak ingin menggunakan respirasi buatan. Simpan untuk pasien yang lebih muda. Aku sudah memiliki kehidupan yang baik." ungkap wanita 90 tahun ini.

Alasan yang dilontarkannya pun membuat seluruh dokter merasa haru dan terenyuh. Suzanne mengembuskan napas terakhirnya setelah dirawat selama dua hari di rumah sakit. Duka mendalam pun dirasakan keluarga Suzanne, termasuk kesedihan mendalam dirasakan oleh sang putrinya, Judith.

Ungkapan Sang Anak

Penyebaran virus corona covid-19 membuat seluruh orang merasa kehilangan ketika salah satu keluarga mereka dinyatakan positif corona dan pada akhirnya dinyatakan meninggal. Begitu juga yang dirasakan dengan Judith, anak dari Suzanne. Judith mengaku tidak bisa mengucapkan selamat tinggal untuk yang terakhir kalinya kepada sang ibunda.

Kepada surat kabar Belanda Het Laatste Nieuws, Judith mengatakan bahwa, “Saya tidak bisa mengucapkan selamat tinggal padanya, dan saya bahkan tidak memiliki kesempatan untuk menghadiri pemakamannya."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya