Inflasi Adalah Kenaikan Harga Barang dan Jasa Jangka Panjang, Ketahui Penyebab dan Solusinya

Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa jangka panjang. Inflasi juga disebut sebagai penyakit ekonomi.

oleh Laudia Tysara diperbarui 12 Nov 2020, 18:10 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2020, 18:10 WIB
Inflasi
Ilustrasi Inflasi | Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Membicarakan inflasi, pasti yang terlintas di pikiran stabilitas ekonomi. Inflasi adalah kondisi ketika uang tidak lagi berharga di mata penduduk suatu negara. Sudah pasti menyebabkan kehancuran, karena barang dan jasa menjadi dikalkulasikan dengan harga di luar batas kewajaran.

Para ahli menyebut inflasi adalah penyakit ekonomi. Penyakit ekonomi ini tak hanya dialami negara berkembang. Melainkan, negara maju turut andil mengalami dan mendapati penyakit ekonomi seperti inflasi ini. Penyebab masalah ini berkaitan dengan permintaan, penawaran, ekspektasi, biaya produksi, dan masih banyak lagi.

Inflasi adalah penyakit ekonomi berjangka. Jangka inflasi pasti panjang, dalam artian terus terjadi berulang kali karena sulit dikendalikan. Bisa disimpulkan bahwa inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa jangka panjang. Meski berjangka, sifat inflasi beragam. Mulai dari yang ringan sampai yang sangat berat.

Berikut Liputan6.com ulas inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa jangka panjang beserta penyebab dan solusinya dari berbagai sumber, Kamis (12/11/2020).

Inflasi Menurut Ahli

Ilustrasi diskusi | fauxels dari Pexels
Ilustrasi diskusi | fauxels dari Pexels

Dwi Eko Waluyo

Inflasi adalah salah satu bentuk dari penyakit-penyakit ekonomi yang sering terjadi dan dialami hampir di semua negara. Kecenderungan dari kenaikan suatu harga-harga pada umumnya dan terjadi secara terus-menerus.

Gerald J. Thuesen dan W. J. Fabrycky

Inflasi adalah suatu keadaan yang menggambarkan suatu perubahan atas tingkat harga di dalam sebuah perekonomian.

Investoword

Inflasi adalah kenaikan harga umum keseluruhan barang dan jasa dalam suatu perekonomian yang biasanya diukur dengan indeks harga konsumen (Consumer Price Index) dan Indeks Harga Produsen (Producer Price Index).

Samuelson dan Nordhaus 

Inflasi adalah dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum.

Marcus

Inflasi adalah sebuah nilai pada saat tingkat dari suatu harga barang atau pun jasa umumnya yang sedang mengalami kenaikan.

Weston dan Sopeland

Inflasi adalah suatu keadaan di bidang ekonomi yang sedang diterpa oleh suatu kenaikan di tingkat harga yang paling tinggi serta tidak bisa untuk dicegah atau pun dikendalikan kembali.

Winardi

Inflasi adalah suatu periode pada masa tertentu, yang terjadi ketika suatu kekuatan dalam membeli terhadap kesatuan moneter menurun. Dalam pengertian Inflasi tersebut bisa timbul jika nilai uang yang didepositokan akan beredar lebih banyak dibandingkan atas jumlah barang atau pun jasa yang ditawarkan.

Bank Indonesia

Bank Indonesia (BI) mendefinisikan inflasi dalam Inflation Targeting Framework. “Inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus menerus”.

Badan Pusat Statistik (BPS)

Pengertian inflasi adalah sebuah nilai ketika tingkat dari harga yang berlaku di dalam suatu bidang ekonomi. Sebagai salah satu dari indikator di dalam melihat kestabilitasian perekonomian satu wilayah tertentu, perkembangan harga jasa dan barang pada umumnya dapat dihitung melalui indeks harga dari para konsumen. Dengan demikian, angka inflasi amatlah mempengaruhi besar kecilnya produksi suatu barang.

Wordnet 1,6 (1997/Universitas Princeton)

Pengertian inflasi adalah peningkatan harga umum secara progresif; “Saat inflasi terjadi, semuanya semakin bernilai kecuali uang”.

Inflasi Adalah Kenaikan Harga Barang dan Jasa Jangka Panjang

Mengenal Konsep Inflasi dalam Ekonomi
Ilustrasi Inflasi | Credit: pexels.com/pixabay

Menelaah dari penuturan para ahli, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa yang berjangka panjang. Inflasi tak hanya dialami oleh negara-negara berkembang, tetapi juga seluruh negara yang ada di dunia. Para ahli menyebutnya sebagai penyakit ekonomi.

Inflasi adalah kondisi ketika uang tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang sangat berharga. Hal ini terjadi ketika uang terlalu banyak beredar di pasaran. Tentu saja masalah seperti ini meningkatkan harga jual barang dan jasa. Barang dan jasa harus dihargai berkali-kali lipat lebih tinggi untuk menyesuaikan uang yang sudah beredar.

Inflasi bukan kondisi yang baik bagi stabilitas ekonomi suatu negara. Inflasi adalah masalah ekonomi yang berdampak pada pendapatan, ekspor, harga, minat menabung, dan masih banyak lagi lainnya. Inflasi memang berjangka panjang, tetapi inflasi tetap ada yang sifatnya ringan, sedang, berat, dan sangat berat.

Penyebab Inflasi

Ilustrasi uang
Ilustrasi uang | Sumber foto: unsplash.com/Sabine Peters.

Penawaran dan Permintaan Tidak Seimbang (Mixed Inflation)

Inflasi campuran ini terjadi karena adanya kenaikan penawaran dan permintaan. Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan.

Ketika permintaan terhadap suatu barang atau jasa bertambah, kemudian mengakibatkan penyediaan barang dan faktor produksi menjadi turun. Sementara itu, pengganti atau substitusi untuk barang dan jasa tersebut terbatas atau tidak ada.

Keadaan yang tidak seimbang ini akan menyebabkan harga barang dan jasa menjadi naik. Inflasi jenis ini akan sangat sulit diatasi atau dikendalikan ketika kenaikan supply akan suatu barang atau jasa lebih tinggi atau setidaknya setara dengan permintaan.

Meningkatnya Permintaan (Demand Pull Inflation)

Penyebab inflasi ini terjadi disebabkan karena peningkatan permintaan untuk jenis barang/ jasa tertentu. Dalam hal ini, peningkatan permintaan jenis barang/ jasa tersebut terjadi secara agregat (agregat demand).

Faktor yang bisa menyebabkan terjadinya inflasi ini diantaranya adalah, meningkatnya belanja pemerintah, meningkatnya permintaan barang untuk diekspor, meningkatnya permintaan barang untuk swasta.

Meningkatnya Biaya Produksi (Cost Pull Inflation)

Penyebab inflasi ini terjadi karena meningkatnya biaya produksi. Adapun peningkatan biaya produksi disebabkan oleh kenaikan harga bahan-bahan baku seperti harga bahan bakar naik, hingga upah buruh naik.

Tingginya Peredaran Uang

Penyebab inflasi ini terjadi karena uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibanding yang dibutuhkan. Ketika jumlah barang tetap sedangkan uang yang beredar meningkat dua kali lipat, maka bisa terjadi kenaikan harga-harga hingga 100%.

Hal ini bisa terjadi ketika pemerintah menerapkan sistem anggaran defisit, dimana kekurangan anggaran tersebut diatasi dengan mencetak uang baru. Namun hal ini malah membuat jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin bertambah dan mengakibatkan inflasi.

Ekspektasi Masyarakat (Expected Inflation)

Expected inflation atau inflasi inspektasi terjadi sebagai akibat dari perilaku masyarakat yang berpendapat bahwa kondisi ekonomi di masa yang akan datang akan menjadi lebih baik lagi.

Harapan masyarakat akan kondisi ekonomi di masa yang akan datang juga bisa menyebabkan terjadinya inflasi permintaan atau juga inflasi biaya produksi. Inflasi jenis ini tergolong sulit untuk dideteksi karena kejadiannya tidak terlalu signifikan.

Jenis-Jenis Inflasi

Penyebab Munculnya Inflas Pada Pertumbuhan Ekonomi Negara
Ilustrasi Inflasi | Credit: pexels.com/pixabay

Asal

- Domestic inflation

Jenis-jenis inflasi satu ini berasal dari dalam negeri. Inflasi jenis ini biasanya diawali dengan adanya defisit dalam APBN. Jika pemerintah memutuskan untuk membiayai APBN dengan melakukan pencetakan uang baru, maka akan meningkatkan jumlah uang yang beredar. Meningkatnya jumlah uang yang beredar ini akan cenderung meningkatkan harga-harga kebutuhan. Akhirnya, timbul inflasi dalam negeri.

Adapun hal lain yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi dalam negeri adalah meningkatnya biaya produksi dalam negeri, dan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap barang sementara kenaikan penawaran tidak bisa mengimbanginya.

- Imported inflation

Jenis-jenis inflasi ini berasal dari luar negeri. Inflasi ini timbul karena naiknya harga-harga kebutuhan di luar negeri atau di negara-negara mitra dagang. Harga kebutuhan di luar negeri meningkat, otomatis harga barang tersebut pada saat dijual kembali di Indonesia juga akan menjadi tinggi.

Sifat

- Inflasi ringan/merayap (creeping inflation)

Jenis-jenis inflasi ini ditandai dengan peningkatan laju inflasi yang rendah. Biasanya, kurang dari 10% setahun. Ciri dari inflasi ini adalah kenaikan harga yang relatif lambat dan berlangsung dengan lambat.

- Inflasi sedang (galloping inflation)

Jenis-jenis inflasi ini sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi ringan. Lajunya berkisar antara 10-30% per tahun. Jenis inflasi ini ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dalam waktu yang singkat.

- Inflasi berat (high inflation)

Sesuai dengan namanya, jenis-jenis inflasi ini adalah yang tergolong berat. Mencakup laju mulai dari 30-100% setahun. Pada tingkat ini, harga kebutuhan masyarakat naik secara signifikan dan sulit dikendalikan.

- Inflasi sangat berat (hyperinflation)

Jenis-jenis inflasi ini sangat dirasakan karena terjadi secara besar-besaran dan mencapai lebih dari 100% setahun. Indonesia pun pernah mengalami hiperinflasi ini. Bahkan mencapai 600% di tahun 1998. Penyebabnya, karena terjadinya pencetakan uang secara besar-besaran demi menutup defisit anggaran pada waktu itu.

Sebab

- Demand Pull Inflation

Jenis-jenis inflasi ini merupakan inflasi yang terjadi akibat adanya sebuah permintaan (demand) yang tidak imbang dengan peningkatan jumlah penawaran produksi. Hal tersebut mengakibatkan kenaikan harga barang sesuai dengan hukum permintaan yakni apabila permintaan tinggi sedangkan penawaran tetap maka harga akan naik.

- Cost Push Inflation

Jenis-jenis inflasi ini merupakan inflasi yang penyebabnya adalah kenaikan biaya produksi yang disebabkan oleh kenaikan biaya input atau biaya faktor produksi.

- Bottle Neck Inflation

Sedangkan Bottle Neck Inflasi merupakan inflasi yang penyebabnya adalah faktor permintaan atau faktor penawaran.

Dampak Inflasi

Cara Menangani Inflasi
Ilustrasi Inflasi | Credit: pexels.com/pixabay

Pendapatan

Inflasi dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap pendapatan masyarakat. Pada kondisi tertentu, misalnya inflasi lunak, justru akan mendorong para pengusaha untuk memperluas produksi sehingga meningkatkan perekonomian. Namun, inflasi akan berdampak buruk bagi mereka yang berpenghasilan tetap karena nilai uangnya tetap sedangkan harga barang/ jasa naik.

Ekspor

Dampak selanjutnya yakni inflasi juga dapat berdampak terhadap ekspor negara. Kemampuan ekspor suatu negara akan berkurang ketika mengalami inflasi, karena biaya ekspor akan lebih mahal. Selain itu, daya saing barang ekspor juga mengalami penurunan, yang pada akhirnya pendapatan dari devisa pun berkurang.

Kalkulasi Harga Pokok

Kondisi inflasi akan mengakibatkan perhitungan penetapan harga pokok menjadi sulit karena bisa menjadi terlalu kecil atau terlalu besar. Persentase inflasi yang terjadi di masa depan seringkali tidak dapat diprediksi dengan akurat. Hal ini kemudian akan membuat proses penetapan harga pokok dan harga jual menjadi tidak akurat. 

Minat Menabung

Pada kondisi inflasi minat menabung sebagian besar orang akan berkurang. Alasannya, karena pendapatan dari bunga tabungan jauh lebih kecil sedangkan penabung harus membayar biaya administrasi tabungannya.

Solusi Inflasi Pemerintah

Ilustrasi diskusi | fauxels dari Pexels
Ilustrasi diskusi | fauxels dari Pexels

Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah langkah mengatasi inflasi untuk memengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah, yang memiliki beberapa keuntungan seperti menghemat pengeluaran pemerintah dan menaikkan tarif pajak.

Kebijakan Moneter

Kebijakan selanjutnya yang bisa diambil adalah kebijakan moneter. Kebijakan moneter bertujuan menjaga kestabilan moneter, agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Untuk mencapai hal tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan yakni kebijakan penetapan persediaan kas, kebijakan diskonto yaitu untuk meningkatkan nilai suku bunga, dan kebijakan operasi pasar terbuka.

Kebijakan Lainnya

Selain kedua jenis kebijakan di atas, ada pula kebijakan-kebijakan lain yang dapat ditetapkan oleh pemerintah untuk mengendalikan atau mengatasi inflasi, yakni meningkatkan produksi dan menambah jumlah barang di pasar. Selain itu juga dapat menetapkan harga maksimum untuk beberapa jenis.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya