12 Penyakit yang Disebabkan oleh Polusi Udara, Bisa Berakibat Fatal

Penyakit yang disebabkan oleh polusi udara dapat memperburuk dan merusak organ tubuh.

oleh Husnul Abdi diperbarui 07 Jan 2021, 12:20 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2021, 12:20 WIB
Efektif Menangkal Radikal Bebas
Ilustrasi Polusi Udara Credit: unsplash.com/Veeterzy

Liputan6.com, Jakarta Penyakit yang disebabkan oleh polusi udara didominasi oleh masalah pada organ pernapasan. Penelitian sudah menuliskan soal ancaman penyakit karena polusi udara bagi paru dan saluran pernapasan. Polusi udara bisa merusak organ dalam tubuh manusia.

Sumber-sumber polutan seperti pabrik industri, kendaraan bermotor, dan polutan lainnya memproduksi partikel terdispersi, ozon, karbon monoksida, nitrogen oksida, sulfur dioksida, dan timbal. Jika masuk ke dalam tubuh, polutan bisa menyebabkan gangguan kesehatan, yang dapat berakibat fatal.

Penyakit yang disebabkan oleh polusi udara dapat memperburuk dan merusak organ tubuh. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap, sembilan dari 10 orang di dunia menghirup udara yang mengandung polutan tingkat tinggi. Polutan tinggi berpengaruh pada setiap organ dalam tubuh.

Jadi, mulailah lebih waspada terhadap polusi udara yang ada di sekitar. Gunakan masker saat beraktivitas di luar rumah. Terapkan juga gaya hidup sehat setiap hari agar imunitas tetap terjaga. Apabila muncul gejala gangguan pernapasan, segeralah konsultasikan dengan dokter.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (7/1/2020) tentang penyakit yang disebabkan oleh polusi udara.

Penyakit yang Disebabkan oleh Polusi Udara

ISPA
ISPA

Penyakit Saluran Pernapasan

Saluran pernapasan adalah organ utama yang dapat dipengaruhi polusi udara. Polusi udara menjadi penyebab kematian lebih dari 800.000 orang (penyakit paru obstruktif kronis/COPD) dan 280.000 orang kena kanker paru-paru.

Sebagian besar pasien dengan penyakit pernapasan kronis yang parah mengalami sesak napas. Ini dipengaruhi polusi udara. Polutan udara ikut memengaruhi seluruh bagian sistem pernapasan.

Polutan yang menyasar anak dikaitkan dengan mengi dan asma. Laju pertumbuhan fungsi paru-paru juga bisa berkurang akibat paparan polutan 89,90. Pada orang dewasa, paparan jangka panjang terhadap polusi udara berisiko menurunkan fungsi paru-paru, yang dipercepat dengan penuaan. Anak-anak juga berisiko asma.

Selain asma, polusi udara dikaitkan dengan risiko kanker paru-paru dan radang tenggorokan kronis. Polusi udara rumah tangga mungkin lebih berbahaya daripada polusi udara luar karena konsentrasi dan lamanya paparan. Kondisi ini merupakan faktor risiko utama COPD dan bronkitis kronis di negara-negara berpenghasilan rendah

Penyakit Kardiovaskular

Polusi udara terkait dengan peningkatan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, infark miokard, stroke, dan gagal jantung kongestif. Diperkirakan 19 persen dari kematian karena kardiovaskular, 23 persen kematian akibat penyakit jantung, dan 21 persen kematian karena stroke.

Studi menemukan hubungan polusi udara dengan peningkatan mortalitas infark miokard, stroke, gagal jantung, dan hipertensi. Peningkatan dalam kadar karboksihemoglobin (dalam kisaran 3 persen-6 persen) dapat terjadi ketika individu terpapar polusi dan memicu aritmia yang disertai penyakit jantung koroner.

Penyakit Kulit

Kualitas kulit juga dipengaruhi polusi udara, seperti perubahan tingkat dan komposisi kulit. Beberapa penyakit kulit telah dikaitkan dengan polusi udara. Sebuah penelitian menemukan, polusi udara berhubungan dengan penyakit kulit atopik danurtikaria (eksim atopik) dan sebore (frekuensi ketombe yang lebih rendah) .Urticaria (biduran) juga terkait dengan polusi udara.

Biduran dapat terjadi saat seseorang kena paparan lebih buruk selama 2 hingga 3 hari. Sejumlah penelitian menemukan, hubungan positif antara polusi udara dan prevalensi serta peningkatan eksim, terutama pada anak-anak. Paparan polusi udara luar dan dalam ruangan juga terkait dengan peningkatan penuaan kulit.

Penyakit yang Disebabkan oleh Polusi Udara

Kanker

Polusi udara telah diklasifikasikan sebagai karsinogenik bagi manusia oleh International Agency for Research on Cancer berdasarkan bukti dari studi epidemiologi. Berbagai penelitian menunjukkan, hubungan antara paparan PM2.5 dan risiko kanker paru.

Asap knalpot mesin diesel telah diidentifikasi WHO sebagai karsinogen berdasarkan bukti adanya hubungan dengan kanker paru. Paparan diesel knalpot atau polusi lalu lintas juga memicu terjadinya tumor paru jinak dan ganas.

Paparan polusi udara rupanya ikut terlibat dalam kematian kanker kandung kemih. Studi di Spanyol melaporkan, hubungan antara emisi hidrokarbon aromatik polycyclic dan diesel exhaust serta kanker kandung kemih pada penduduk secara jangka panjang di daerah yang tercemar industri.

Penyakit Mata

Iritasi mata dapat terjadi sebagai reaksi terhadap kabut. Kondisi ini seringkali lebih buruk bagi pemakai lensa kontak. Katarak pada wanita yang terpapar polusi udara rumah tangga di negara-negara berpenghasilan rendah termasuk tinggi. Ini dipicu penurunan kelembaban terkait penyakit mata kering.

Penyakit Tulang

Faktor lingkungan berperan dalam kepadatan tulang dan mineralisasi. Patah tulang terkait osteoporosis lebih umum di daerah konsentrasi polusi udara PM2.5 yang lebih tinggi. Efeknya lebih besar bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Paparan polusi udara jangka panjang dikaitkan dengan mengurangi kepadatan mineral tulang dan patah tulang pada pria lanjut usia.

Penyakit yang Disebabkan oleh Polusi Udara

Ginjal
Ilustrasi Ginjal Manusia Credit: pexels.com/pixabay

Penyakit Autoimun

Paparan lingkungan dapat meningkatkan risiko penyakit autoimun. Paru-paru memiliki area permukaan yang mampu bersentuhan dengan segudang antigen. Ini memiliki kepekaan dan sistem antigen yang dapat membuat individu rentan terhadap gangguan autoimun.

Polusi udara merupakan faktor potensial yang memicu penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis (radang sendi) dan systemic lupus erythematosus (lupus). Penelitian di Kanada menemukan, peningkatan peluang penyakit rematik dengan peningkatan paparan polusi udara PM2.5. Polutan udara juga dapat memicu atau memperburuk artritis idiopatik (penyakit reumatik) pada remaja.

Penyakit Hati

Studi Taiwan terhadap 23.820 orang menemukan paparan polusi udara PM2.5 berhubungan dengan peningkatan risiko hepatoseluler (tumor ganas hati). Peneliti juga mencatat peningkatan kadar aminotransferase (enzim di hati) menunjukkan, tumor dapat terjadi akibat peradangan kronis.

Penyakit Ginjal

Ginjal termasuk organ yang rentan terhadap gangguan pembuluh darah besar dan kecil. Tak ayal, efek inflamasi sistemik dari paparan polusi udara bisa menyasar ginjal.

Penelitian menunjukkan, menghirup uap asap diesel kian memperburuk gagal ginjal kronis. Hal ini meningkatkan peradangan dan kerusakan DNA. Ada juga hubungan penurunan fungsi ginjal dengan pencemaran polusi PM.84.

Penyakit yang Disebabkan oleh Polusi Udara

Penyakit Neurologis

Polusi udara punya efek merusak fungsi kognitif dan peningkatan risiko demensia dan stroke pada orang dewasa yang lebih tua. Bertempat tinggal di dekat jalan raya dapat mudah terpapar polusi udara.

Polusi udara dapat merusak otak yang sedang berkembang. Kerusakan ini dapat merusak fungsi kognitif di seluruh rentang kehidupan. Penelitian menemukan, paparan anak usia dini untuk PM2.5 terkait dengan keterlambatan perkembangan psikologis dan kecerdasan anak yang lebih rendah.

Studi di Mexico City menemukan, anak-anak yang tinggal di daerah yang lebih berpolusi punya kognitif yang lebih buruk.

Diabetes, Obesitas, dan Penyakit Endokrin

Beberapa penelitian mengaitkan polusi udara dan diabetes mellitus tipe 2. Ada juga risiko sindrom metabolik pada orang yang terpapar polusi PM10.

Beberapa perubahan metabolisme memengaruhi penumpukan lemak terjadi karena paparan polusi udara. Anak-anak juga mudah mengalami resistensi insulin--kondisi ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik karena terganggunya respon sel tubuh terhadap insulin.

Penyakit Gastrointestinal

Meskipun kurang diselidiki, polusi udara dikaitkan dengan beberapa kondisi gastrointestinal (radang saluran cerna), termasuk inflamasi bowel disease (radang usus), tukak lambung, dan radang usus buntu.

Studi kasus paparan polusi kronis di Inggris menemukan, oang yang lebih muda berisiko kena penyakit Crohn jika mereka tinggal di daerah dengan tingkat polutan tinggi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya