Liputan6.com, Jakarta Arti kata naif dalam Islam perlu kamu kenali agar tidak salah. Berbeda dengan naif yang dimaknai sebagai orang yang hanya memandang lurus suatu hal, naif dalam Islam biasanya digunakan pada nama anak yang berarti baik.
Naif dalam bahasa Indonesia memiliki makna yang berbeda. Menurut KBBI, ada dua definisi naif dalam bahasa Indonesia. Definisi naif yang pertama adalah sangat bersahaja; tidak banyak tingkah; lugu (karena muda dan kurang pengalaman; sederhana.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, arti naif yang kedua adalah celaka; bodoh; tidak masuk akal. Kedua arti naif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ini memiliki makna yang berbeda, positif dan negatif. Kamu perlu memahami penjelasan tentang arti kata naif yang sering kamu dengar ini.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (18/1/2021) tentang arti kata naif dalam Islam.
Arti Kata Naif
Naif merupakan kata sifat yang diletakkan pada diri seseorang. Sebagian orang menggunakan kata naif untuk merujuk pada hal-hal yang polos. Namun, dalam kamus, apa arti kata naif sebenarnya termasuk ke dalam kategori homonim, yaitu kata yang memiliki dua makna berbeda, tetapi pengucapannya sama.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata naif yaitu sangat bersahaja, lugu, tidak banyak tingkah, sederhana. Arti lainnya adalah bodoh, celaka, dan tidak masuk akal. Seseorang akan dianggap naif apabila dirinya terlalu menaruh kepercayaan secara berlebihan atau belum terlalu banyak mengecap asam garam kehidupan.
Orang dengan sifat naif sering kali begitu percaya kepada orang-orang di sekitarnya dan kerap kali banayk orang yang ingin memanfaatkan kepolosan alami dari orang naif ini. Hal ini membuat orang dengan sifat naif menjadi begitu mudah ditipu atau disakiti. Akan tetapi, jangan selalu menganggap kenaifan sebagai sesuatu yang buruk.
Kenaifan dapat membantu kamu menjadi lebih optimis. Namun demikian, jika tidak ingin menjadi orang yang terlalu naif, kamu harus bisa membuka diri untuk menerima pengalaman baru, alih-alih untuk berusaha meninggalkannya.
Advertisement
Kerugian Memiliki Sifat Naif
Kerap Disepelekan Orang Lain
Memiliki sifat yang baik bukan berarti kamu punya kepribadian yang lemah. Orang baik bisa saja tetap bersikap tegas dan berpendirian yang teguh. Ya, orang yang memiliki sikap tegas dan menjadi dirinya sendiri cenderung akan lebih dihargai.
Pada orang naif yang terlalu polos biasanya tidak pernah menolak permintaan orang lain, tidak bisa marah untuk mengekspresikan dirinya, selalu mengalah demi orang lain, dan selalu mementingkan kebutuhan orang lain daripada diri sendiri.
Buat kamu yang memiliki beberapa karakteristik tersebut, tak jarang dianggap lemah oleh orang lain. Hal ini membuka kesempatan bagi orang lain untuk menyepelekan dan memanfaatkan kebaikan kamu demi keuntungan pribadinya. Pasalnya, orang lain akan lebih mudah untuk menebak reaksi kamu jika diminta pertolongan atau ketika meminta sesuatu dari kamu.
Dianggap sebagai Pribadi yang Membosankan
Orang yang naif identik dengan kebaikan hatinya. Tentu, dengan sifat ini akan ada saja yang ingin berteman dengan kamu. Namun, pada beberapa waktu, orang naif yang terlalu polos kerap hanya menerima dan pasrah. Hal ini membuat orang lain memandang kamu sebelah mata. Kamu akan dinilai sebagai pribadi yang sangat membosankan dan mudah ditebak.
Mudah Kecewa
Kebiasaan memendam emosi karena sering dikecewakan oleh sikap orang lain dapat menjadi boomerang buat kamu. Tidak jarang juga kamu akan disebut sebagai korban perasaan. Apabila terjadi terlalu lama, lelah karena terus dikecewakan bisa membuat perasaan dan metal kamu menjadi tidak stabil dan bisa membuat kamu menjadi depresi.
Tidak Bisa Menjadi Diri Sendiri
Ketika kamu merasa kesulitan untuk mengekspresikan diri sendiri, ini sama saja kamu tidak menjadi diri kamu sendiri. Emosi yang dipendam secara terus menerus akan memicu depresi. Di sisi lain, sikap yang terlalu naif dan polos bisa disebabkan oleh kepercayaan diri yang rendah.
Hal ini menyebabkan seseorang mudah untuk melakukan apa saja untuk orang lain demi mendapatkan persetujuan dan kenyamanan. Padahal, ini bukan merupakan suatu cara yang baik untuk mendapatkan pengakuan lingkungan sekitar atas eksistensi diri kamu.
Cara Mengurangi Sifat Naif
Miliki Pandangan yang Luas. Apabila kamu tak ingin dianggap remeh oleh orang lain karena memiliki sifat naif ini, maka dari itu kamu perlu membuka mata untuk memandang lebih luas. Terkadang, orang dianggap naif karena terlalu memiliki pandangan yang sempit terhadap dunia atau hanya memiliki pengalaman hidup terbatas. Pergi ke luar dan berinteraksi dengan orang yang menjalani kehidupan berbeda dapat menjadi pengalaman belajar yang membantu kamu memahami dunia dengan nuansa lebih besar.
Coba Pengalaman Baru. Sebagian orang memiliki sikap naif karena mereka dibesarkan dalam lingkungan yang sangat protektif. Mungkin orang tua tidak mengizinkan kamu pergi ke suatu acara atau pergi bersama teman sebaya sehingga kamu melewatkan pengalaman tertentu.
Keluar dari Zona Nyaman. Kalau selama ini kamu mengerjakan sesuatu dengan cara yang sama, maka akan lebih mendapat tantangan jika kamu mencoba mengerjakannya dengan cara lain. Dengan begitu, kamu tidak akan pernah mengetahui seberapa dalam bakat kamu atau seberapa besar kemampuanmu jika tidak berusaha keluar dari kotak yang selama ini kamu tempati.
Berpergian Sendiri Lebih Sering. Pergi ke sebuah kota di provinsi lain atau melanglang buana, mengunjungi tempat-tempat baru membuat dunia seolah lebih kecil. Kamu akan keluar dari bawah “tempurung” dan menjadi lebih berpengalaman dengan bepergian.
Advertisement
Arti Kata Naif dalam Islam
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, arti kata naif dalam Islam berbeda dengan yang biasa kamu dengar. Arti kata naif dalam Islam sering kali dijadikan sebagai nama anak laki-laki. Arti kata naif dalam Islam sebagai nama anak laki-laki adalah berkedudukan, menonjol, atau tinggi. Arti kata naif dalam Islam ini tentu sangat berbeda dengan kata naif yang biasa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Arti kata naif dalam Islam sebagai nama anak laki-laki ini mempunyai doa dan harapan bahwa anak nantinya diharapkan menjadi laki-laki yang dihargai, bijaksana, disegani dan dermawan. Kamu bisa menggabungkan arti kata naif dalam Islam ini dengan penggalan nama lainnya agar membentuk suatu kesatuan yang indah dan bermakna baik.
Hadits riwayat Imam Abu Daud dari Abu Dardak r.a. yang menyebutkan:
“Sesungguhnya kamu sekelian akan diseru/dipanggil pada hari Kiamat dengan nama-nama kamu dan nama-nama bapa kamu. Oleh demikian, elokkanlah nama-nama kamu.” (H.R. Imam Abu Daud dari Abu Dardak r.a.)