Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini terjadi erupsi di Islandia yang menjadi perhatian dunia. Dalam foto terbaru yang dirilis pihak berwenang menunjukkan adanya lava cair yang mengalir akibat erupsi. Lava cair tersebut berasal dari batuan yang kemungkinan besar berada bermil-mil di bawah tanah yang kemudian mengalir keluar. Kejadian itu terjadi di Semenanjung Reykjanes, Islandia.
Ini merupakan kejadian terbaru dari aktivitas vulkanik. Lava yang pekat dan keluar seperti air mancur mulai terjadi di wilayah tersebut pada tanggal 19 Maret 2021, tetapi pada tanggal 5 April 2021 muncul celah baru yang berukuran besar (sekitar 200 meter) yang langsung memuntahkan lava.
Advertisement
Baca Juga
Melansir dari Mashable, ahli vulkanologi, Evgenia Ilyinskaya, yang berada di lokasi saat letusan, menerima teks darurat pada Senin pagi tentang celah baru tersebut.
"Saya sedang berada jauh dari tempat pengambilan sampel ketika mendapat pesan ini," kata Ilyinskaya.
"Sebelum melihat pesan itu, saya melihat semburan yang semakin besar dari kaca spion. Saya berada pada posisi yang tidak berbahaya, tetapi itu cukup untuk meningkatkan detak jantung," tambahnya.
Berikut Liputan6.com lansir dari Mashable, beberapa foto dari aliran lava dari celah baru di gunung berapi Islandia, Rabu (7/4/2021).
Karakteristik Letusan
Foto tersebut merupakan foto terbaru yang diambil oleh Departemen Perlindungan Sipil dan Manajemen Darurat Islandia melalui udara. Selama vulkanisme, celah letusan baru di Islandia umumnya tenang, kecil, dan tidak eksplosif. Saat ini tidak menjadi ancaman bagi penduduk Islandia, jadi ini murni keajaiban bumi baru yang mengalir dari tanah.
Kepada Mashable, Jess Phoenix menjelaskan bahwa sebagian besar letusan relatif tidak ganas. Jess Phoenix merupakan seorang ahli vulkanologi dan direktur eksekutif organisasi penelitian lingkungan Blueprint Earth.
Advertisement
Lebih Megah dari Pertunjukkan Kembang Api
"Bahkan letusan jinak pun menggembirakan. Bahwasanya gunung berapi terlihat lebih megah daripada pertunjukan kembang api Fourth of July yang terbaik," tambah Phoenix.
Beberapa letusan gunung berapi bersifat eksplosif, seperti letusan Gunung St. Helens yang dahsyat pada tahun 1980. Letusan ini memiliki magma (batuan cair bawah tanah) yang jauh lebih tebal dan lebih kental daripada magma dari letusan Islandia saat ini.
Letusan di Islandia Kurang Kental
Dengan kata lain, eksplosif vulkanisme seringkali melibatkan batuan cair yang cenderung tidak mengalir. Magma tetap berada di bawah tanah sehingga dapat menimbulkan tekanan yang sangat besar dan berpotensi meledak, seperti kaleng soda yang terguncang.
Sebaliknya, letusan di Islandia saat ini kurang kental. "Encer dan berair," jelas Phoenix. "Ini seperti yang sering kita lihat di Hawaii," imbuhnya.
Stop *everything* and watch this amazing drone footage of the second fissure eruption on the Reykjanes Peninsula.
— Dr Robin George Andrews 🌋 (@SquigglyVolcano) April 5, 2021
(🎥: https://t.co/64Vxolgapb) pic.twitter.com/u5pnXmQu7M
Advertisement