4 Fakta Kasus Balita Korban Ritual Usir Genderuwo, Jasadnya Masih Disimpan

Balita korban ritual usir genderuwo tersebut diketahui telah meninggal dunia 4 bulan lalu.

oleh Novita Ayuningtyas diperbarui 18 Mei 2021, 10:30 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2021, 10:30 WIB
ilustrasi-mayat-130728b.jpg
ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini media sosial tengah dihebohkan dengan kabar meninggalnya seorang balita karena menjalani ritual pengusiran makhluk halus. Gadis cilik bernama Aisyah ditemukan meninggal dunia di kediamannya yang berada di Dusun Papoan, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Namun, yang mengejutkan ialah kondisi jasad korban saat ditemukan sudah hampir menjadi kerangka di atas tempat tidur oleh bibi dan kakek korban. Kabar ini juga sempat diunggah oleh akun Facebook Eris Riswandi yang mengutip laporan dari seorang netizen bernama Ryanti Ana. Bukan hanya beredar luas di Facebook saja, namun kabar penemuan mayat balita di rumahnya ini juga beredar di Instagram.

Dikutip Liputan6.com dari Dream.co.id, Selasa (18/5/2021) seorang balita yang ditemukan meninggal dunia tersebut diduga menjadi korban praktik ritual pengusiran makhluk halus, genderuwo.

Jasad korban sengaja disimpan oleh kedua orang tuanya karena diyakini akan bangun kembali setelah menjalani rukyah. Rukyah terhadap balita tersebuyt dilakukan karena sang korban dianggap sebagai bocah yang nakal.

Dicurigai oleh Kakek dan budhe korban

mayat-ilustrasi-131024b.jpg
ilustrasi

Awal mula terungkapnya kasus balita yang meninggal dunia ini dikarenakan saat budhe korban yang bernama Suratini menanyakan keberadaan Aisyah yang lama tak terlihat kepada kakeknya. Bahkan, sang kakek menyebutkan jika cucunya telah 4 bulan tidak pernah datang lagi.

Dari kecurigaan tersebut, keduanya memilih untuk mendatangi langsung kediaman orang tua Aisyah. Namun, mereka justru dikejutkan dengan melihat kondisi Aisyah yang sudah tak bernyawa bahkan hampir menjadi kerangka saja. Jasad tersebut pun ditemukan dalam keadaan tidur terlentang di atas kasur kamar balita tersebut.

Jadi korban ritual pengusira genderuwo

Mirisnya, dari keterangan kedua orang tuanya, sang balita disebut tengah menjalani perawatan usai dirukyah karena dianggap sebagai bocah nakal sejak 4 bulan lalu. Mengetahui kondisi cucu dan keponakan yang sudah tak bernyawa, budhe dan sang kakek langsung melaporkan penemuan mayat tersebut kepada Kepala Desa Bajen yang kemudian diteruskan ke pihak kepolisian.

Dari hasil penyelidikan, diketahui jika Aisyah menjadi korban ritual rukyah oleh dua tetangga korban, Haryono (56) dan Budiono (43). Dari keterangan, ritual tersebut dilakukan karena sang balita diyakini tengah kerasukan genderuwo yang membuat tingkah laku sang balita menajdi nakal.

Orang tua balita percaya sang anak akan bangun

Dari keterangan pelaku, Aisyah diduga tengah kerasukan generuwo sehingga keduanya memilih untuk menenggelamkan sang balita di bak mandi hingga meninggal dunia. Mirisnya, setelah meninggal dunia keduanya justru meminta orang tua Aisyah untuk membaringkan sang anak di tempat tidur karena suatu saat sang anak akan bangun kembali seperti sedia kala. Bahkan, kedua orang tua korban meyakini jika Aisyah akan bangun kembali dengan tingkah laku yang lebih baik.

Jenazah balita tersebut pun diketahui telah terbaring di tempat tidur selama kurang lebih 4 bulan. Pasalnya, ritual dilakukan pada suatu malam di bulan Januari. Bahkan, kedua orang tuanya disebut masih rutin menjalani ritual dengan merawat korban seperti biasa.

Empat pelaku dilakukan penahanan

Polsek Bejen dan Piket Koramil pun dikatehui langsung menghubungi tim Inafis untuk menjalani olah TKP. Jasad Korban pun langsung dibawa ke RSU Temanggung untuk dilakukan autopsi.

Sementara itu, keempat pelaku yang terdiri dari orang tua korban dan dua tetangganya telah dilakukan penahanan dan menjalani pemeriksaan. Bahkan, kedua orang tua koraban juga turut serta menjalani pemeriksaan tes kejiwaan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya