Unsur Pembangun Puisi dan Penjelasannya, Lengkap Jenis, Ciri-Ciri, dan Contohnya

Unsur pembangun puisi terdiri dari unsur pembangun dari dalam dan luar.

oleh Laudia Tysara diperbarui 19 Jun 2021, 12:30 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2021, 12:30 WIB
Ambiguitas Leksikal
Ilustrasi Membaca Buku. Credit: pexels.com/Gabby

Liputan6.com, Jakarta Unsur pembangun puisi yang wajib diketahui ada dua macam. Ada unsur pembangun puisi dari dalam atau unsur intrinsik dan unsur pembangun puisi dari luar atau unsur ekstrinsik. Memahami unsur pembangun puisi merupakan bagian terpenting sebelum membuat karya sastra ini.

Herman J. Waluyo menjelaskan bahwa puisi adalah suatu karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan si penyair dengan cara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dalam pengonsentrasian sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.

Puisi merupakan salah satu karya sastra yang penuh dengan makna konotasi, yang samar dan tersirat. Ini yang membuat puisi selalu bisa mengandung pesan jauh lebih mendalam dibanding karya sastra lainnya. Pembangun makna puisi adalah unsur pembangun puisi itu sendiri.

Berikut Liputan6.com ulas unsur pembangun puisi dan penjelasannya dari berbagai sumber, Sabtu (19/6/2021).

Unsur Pembangun Puisi dari Dalam atau Intrinsik

Dimulai Dari Niat dan Komitmen
Ilustrasi Membaca Buku. Credit: freepik.com

1. Diksi

Diksi adalah unsur pembangun puisi dari dalam. Diksi merupakan bagian dari pemilihan kata-kata yang digunakan oleh penyair dalam puisinya. Puisi adalah bentuk karya sastra yang padat dengan sedikit kata-kata sehingga diksi atau pemilihan kata menjadi sangat penting dan krusial bagi nilai estetika puisi.

2. Imaji

Imaji adalah unsur pembangun puisi dari dalam yang melibatkan penggunaan indra manusia. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual) dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil).

3. Kata Konkret

Kata kongkret merupakan unsur pembangun puisi dari dalam dengan kata yang memungkinkan terjadinya imaji. Kata konkret bersifat imajinatif sehingga memunculkan imaji, biasanya berhubungan dengan kata kiasan atau lambang.

4. Gaya Bahasa

Gaya bahasa atau majas adalah unsur pembangun puisi dari dalam dengan penggunaan bahasa yang bersifat seolah-olah menghidupkan dan menimbulkan makna konotasi dengan menggunakan bahasa figuratif. Beberapa macam-macam majas yang sering digunakan Pada puisi misalnya seperti retorika, metafora, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, repetisi, anafora, antitesis, klimaks, antiklimaks, satire, paradoks dan lain-lain.

5. Rima

Rima atau irama merupakan unsur pembangun puisi dari dalam dengan persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah atau pada akhir baris puisi. Sementara ritma adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi.

6. Tipografi

Tipografi atau perwajahan adalah unsur pembangun puisi dari dalam dengan bentuk puisi yang dipenuhi dengan kata, tepi kiri kanan dan tidak memiliki pengaturan baris. Biasanya pada baris puisi tidak selalu diawali huruf besar (kapital) serta tidak diakhiri dengan tanda titik.

7. Tema

Tema adalah unsur pembangun puisi dari dalam yang utama karena tema berkaitan erat dengan makna yang dihasilkan dari suatu puisi. Pada puisi, sebuah tema menjadi landasan dan garis besar dari isi puisi tersebut.

8. Rasa

Rasa atau feeling pada puisi merupakan unsur pembangun puisi dari dalam dengan sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial, pengalaman, dan psikologi penyair.

9. Nada

Nada atau suasana pada puisi adalah unsur pembangun puisi dari dalam dengan sikap penyair terhadap pembacanya. Nada berhubungan dengan tema dan rasa yang ditujukan penyair pada pembaca, bisa dengan nada menggurui, mendikte, nada sombong, nada tinggi atau seolah ingin bekerja sama dengan pembaca.

10. Amanat

Pada puisi, amanat atau tujuan merupakan unsur pembangun puisi dari dalam dengan pesan yang terkandung di dalam sebuah puisi. Amanat dapat ditemukan dengan memaknai puisi tersebut secara langsung atau tidak langsung.

Unsur Pembangun Puisi dari Luar atau Ekstrinsik

Melatih Kemampuan Otak
Ilustrasi Membaca Buku. Credit: pexels.com/Melanie

1. Unsur Biografi

Unsur biografi yaitu unsur pembangun puisi dari luar dengan latar belakang atau riwayat hidup dari penyair puisi. Tentunya pengalaman hidup dari penyair akan mempengaruhi karya puisi yang diciptakan.

2. Unsur Nilai

Dalam puisi selalu mengandung unsur nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Unsur nilai merupakan unsur pembangun puisi dari luar berupa nilai-nilai di bidang ekonomi, politik, budaya, sosial, pendidikan dan lain-lain.

3. Unsur Masyarakat

Unsur masyarakat adalah unsur pembangun puisi dari luar dengan kondisi dan situasi sosial saat puisi ini dibuat. Unsur masyarakat bisa berupa keadaan lingkungan sekitar hingga situasi politik suatu negara yang bersangkutan.

Puisi Menurut Para Ahli

Ciri Teks Biografi
Ilustrasi Membaca Buku. Credit: pexels.com/Proverbs

1. Putu Arya Tirtawirya

Pengertian puisi ialah suatu ungkapan secara implisit dan samar, maknanya yang tersirat, dimana kata-katanya condong pada makna konotatif.

2. Muhammad Hj. Salleh

Pengertian puisi ialah sebuah bentuk karya sastra yang kental dengan musik bahasa serta suatu kebijaksanaan oleh si penyair dan tradisinya. Karena semua kekentalan itu, sesudah puisi tersebut dibaca akan menjadikan kita lebih bijaksana.

3. Herbert Spencer

Pengertian puisi adalah suatu bentuk pengucapan gagasan yang sifatnya emosional dengan mempertimbangkan suatu keindahan.

4. Herman Waluyo

Pengertian puisi menurut definisi Herman Waluyo adalah karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia.

5. James Reevas

Pengertian puisi menurut definisi James Reevas adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat.

6. Usman Awang

Menurut Usman Awan, Pengertian puisi bukanlah suatu nyanyian orang putus asa yang mencari ketenangan dan kepuasan dalam puisi yang ditulisnya.

7. Herman J. Waluyo

Pengertian puisi yaitu suatu karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan si penyair dengan cara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dalam pengonsentrasian sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.

Jenis-Jenis Puisi

Cerita Fiksi
Ilustrasi Membaca. Credit: pexels.com/Enzo

1. Puisi Lama

Puisi lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan lama seperti jumlah baris, jumlah bait, bunyi sajak atau rima, jumlah suku kata pada tiap baris, dan irama. Berikut beberapa jenis puisi lama:

- Mantra, adalah sajak yang berisi ucapan-ucapan yang masih dianggap mempunyai suatu kekuatan gaib.

Pantun, adalah bentuk puisi lama yang memiliki ciri-ciri puisi yang bersajak a-b-a-b, tiap baris terdiri 8 hingga 12 suku kata, dua baris awal pantun merupakan sampiran, dan dua baris akhir merupakan isi, dan tiap bait terdiri dari 4 baris.

- Karmina, adalah jenis pantun lebih pendek.

- Gurindam, adalah jenis puisi lama yang terdiri dari dua baris dalam satu bait, bersajak a-a-a-a, dan berisi nasihat-nasihat.

- Syair, adalah jenis puisi lama yang berasal dari negara Arab, mempunyai ciri tiap bait terdiri 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau sebuah cerita.

- Talibun, adalah jenis puisi lama yang memiliki ciri-ciri puisi seperti sebuah pantun genap, yang tiap baitnya terdiri dari sebuah bilangan genap seperti 6, 8, maupun 10 baris.

Ciri-cirinya:

1. Nama pengarang jelas.

2. Secara lisan maupun tertulis.

3. Tidak terikat aturan rima, jumlah baris, dan suku kata.

4. Mempunyai bentuk yang rapi dan simetris.

5. Persajakan akhir yang teratur.

6. Majas dinamis dan berubah-ubah.

7. Berisi tentang sebuah kehidupan.

8. Memakai pola sajak pantun dan syair meskipun dengan pola yang lain.

9. Umumnya puisi 4 seuntai.

10. Di setiap baris atasnya sebuah gatra atau kesatuan sintaksis.

11. Di setiap gatra terdiri dua kata, pada umumnya 4 sampai 5 suku kata.

Ciri-cirinya:

- Puisi lama memiliki ciri-ciri puisi yang biasanya berisi puisi rakyat dan tidak ada nama pengarangnya.

- Masih terikat aturan seperti jumlah baris setiap bait, sajak, serta jumlah suku kata pada setiap baris.

- Biasanya disampaikan dari mulut ke mulut atau disebut sastra lisan.

- Menggunakan majas tetap dan klise.

- Berisi cerita kerajaan, fantastis, serta istanasentris.

2. Puisi Baru

Puisi baru adalah sebuah puisi yang sudah tidak terikat oleh aturan tertentu layaknya puisi lama. Jenis puisi baru ini memiliki bentuk yang lebih bebas dibandingkan dengan puisi lama baik dalam jumlah baris, suku kata, maupun rima. Berikut beberapa jenis puisi baru:

- Balada, adalah sebuah puisi yang berisi cerita-cerita. Balada terdiri dari 3 bait, masing-masing bait terdiri dari 8 larik, larik pertama memiliki skema rima a-b-a-b-b-c-c-d, kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c, dan skema rima yang terakhir dalam satu bait pertama digunakan sebagai referensi dalam bait-bait selanjutnya.

- Himne, adalah puisi baru yang digunakan sebagai pujaan untuk Tuhan, tanah air, pahlawan, dan Lembaga.

- Ode, adalah puisi baru yang berisi sanjungan bagi orang yang berjasa. Nada dan gaya Ode sangatlah resmi, bernada anggun, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi maupun suatu peristiwa.

- Epigram, adalah puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup.

- Romansa, adalah puisi yang berisi luapan perasaan penyair tentang cinta kasih.

- Elegi, adalah puisi yang berisi sebuah kesedihan.

- Satire, adalah puisi yang berisi sindiran atau kritikan.

- Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris atau puisi seuntai.

- Terzinaa, adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 3 baris.

- Kuatrain, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 4 baris.

- Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 5 baris.

- Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 6 baris.

- Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 7 baris.

- Oktaf atau Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 8 baris.

- Soneta, adalah jenis puisi baru yang memiliki ciri-ciri puisi terdiri dari 14 baris yang dibagi menjadi 2, pada 2 bait pertama terdiri 4 baris, dan pada 2 bait kedua terdiri 3 baris

Ciri-cirinya:

- Nama pengarang jelas.

- Secara lisan maupun tertulis.

- Tidak terikat aturan rima, jumlah baris, dan suku kata.

- Mempunyai bentuk yang rapi dan simetris.

-Persajakan akhir yang teratur.

- Majas dinamis dan berubah-ubah.

- Berisi tentang sebuah kehidupan.

- Memakai pola sajak pantun dan syair meskipun dengan pola yang lain.

- Umumnya puisi 4 seuntai.

- Di setiap baris atasnya sebuah gatra atau kesatuan sintaksis.

- Di setiap gatra terdiri dua kata, pada umumnya 4 sampai 5 suku kata.

Contoh Puisi Lama dan Baru

1. Puisi Lama Romansa

Puisi romansa menjadi salah satu jenis puisi yang paling digemari oleh kalangan anak muda. Pasalnya puisi ini menggunakan bahasa-bahasa yang romantis dan puitis. Puisi romansa merupakan jenis puisi yang mengungkapkan perasaan kasih sayang atau cinta kepada seseorang menggunakan bahasa yang puitis. Berikut contoh puisi romansa:

- Buat Silviana Maccari

Kerling danau di pagi hari Lonceng Gereja bukit Itali Jika musimmu tiba nanti Jemputlah abang di teluk Napoli Kerling danau di pagi hari Lonceng gereja bukit Itali

Sedari abang lalu pergi Adik rindu setiap hari Kerling danau di pagi hari Lonceng gereja bukit Itali Andai abang tak kembali Adik menunggu sampai mati Bukit tandus di kebun anggur Pasir teduh di bawah nyiur Abang lenyap hatiku hancur Mengejar bayang di salju gugur

2. Puisi Baru Epigram

Puisi epigram merupakan puisi yang berisi petuah atau tuntunan ajaran hidup. Epigram berasal dari Bahasa Yunani yang disebut epigramma yang memberi unsur pengajaran yang membawa nasihat kebenaran untuk dijadikan sebuah pedoman serta teladan hidup. Berikut contoh puisi epigram:

- Sajak Kepada Kawan (Karya Chairil Anwar)

Sebelum ajal mendekat dan mengkhianat, mencengkam dari belakang ‘tika kita tidak melihat, selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa, belum bertugas kecewa dan gentar belum ada, tidak lupa tiba-tiba bisa malam membenam, layar merah berkibar hilang dalam kelam, kawan, mari kita putuskan kini di sini: Ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri!

Jadi Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan, Tembus jelajah dunia ini dan balikkan Peluk kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu, Pilih kuda yang paling liar, pacu laju, Jangan tambatkan pada siang dan malam

Dan Hancurkan lagi apa yang kau perbuat, Hilang sonder pusaka, sonder kerabat. Tidak minta ampun atas segala dosa, Tidak memberi pamit pada siapa saja!

Jadi Mari kita putuskan sekali lagi: Ajal yang menarik kita, ‘kan merasa angkasa sepi, Sekali lagi kawan, sebaris lagi: Tikamkan pedangmu hingga ke hulu Pada siapa yang mengairi kemurnian madu!

Cara Membuat Puisi dengan Unsur Pendukung Puisi

Contoh Teks Deskripsi
Ilustrasi Membaca Buku. Credit: pexels.com/Melanie

1. Banyak Membaca

Cara membuat puisi yang paling utama adalah membaca. Sebelum menulis puisi sebaiknya banyak membaca buku-buku karya sastra berbentuk puisi. Dengan banyak membaca buku sastra tentu akan memperkaya referensi, sehingga akan menambah inspirasi kamu.

2. Menentukan Tema

Dalam proses pembuatan puisi, hal yang tidak boleh dilewatkan adalah menentukan tema. Sebelum menulis pastikan tema yang akan kamu angkat di dalam puisi tersebut sudah jelas.

3. Perhatikan Diksi dan Rima

Cara membuat puisi selanjutnya yaitu memperhatikan diksi dan rima. Diksi merupakan pilihan kata yang selaras. Kamu harus memilih kata yang benar-benar selaras serta memiliki makna dalam setiap baitnya.

4. Proses Merangkai Kata

Setelah mendapatkan tema serta telah memilih diksi yang pas, maka segeralah menulis. Ungkapkan segala hal yang sedang kamu rasakan, kemudian tuangkan dalam bentuk tulisan. Ekspresikan semua yang ada di hati dan pikiran. Cobalah untuk selalu jujur dalam menulis sebuah puisi.

5. Mencari Judul

Selanjutnya, cara membuat puisi yang tak boleh terlewat adalah judul. Sebenarnya judul bisa kamu buat sebelum menulis puisi. Akan tetapi untuk pemula silahkan cari judul yang paling menarik setelah kamu selesai menulis puisi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya