Liputan6.com, Jakarta Penyakit Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B atau HBV. Penyakit ini termasuk kondisi yang tak layak dianggap remeh karena bisa menimbulkan komplikasi berbahaya.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Virus ini dapat menular melalui hubungan seksual atau berbagi jarum suntik. Infeksi hepatitis B merupakan penyakit yang tidak bertahan lama dalam tubuh penderita dan akan sembuh sendiri tanpa pengobatan khusus.
Kondisi ini disebut dengan hepatitis akut atau infeksi hepatitis B akut. Akan tetapi, infeksi hepatitis B juga dapat menetap dan bertahan dalam tubuh seseorang (menjadi kronis). Penyakit hepatitis B masih banyak ditemukan di Indonesia dengan angka kasus yang kian meningkat.
Infeksi hepatitis B kronis ini dapat menimbulkan komplikasi yang dapat membahayakan nyawa, yaitu sirosis dan kanker hati. Oleh karena itu, penderita hepatitis B kronis perlu melakukan kontrol secara berkala ke dokter untuk mendapatkan penanganan dan deteksi dini bila terjadi komplikasi.
Untuk lebih rinci mengenai penyakit hepatitis B, Berikut ini ulasan mengenai penyebab hepatitis B, gejala, hingga pengobatannya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (24/6/2021).
Penyebab Hepatitis B
Virus penyakit Hepatitis B ini tidak menyebar melalui makanan atau kontak biasa, tetapi dapat menyebar melalui darah atau cairan tubuh dari penderita yang terinfeksi. Seorang bayi dapat terinfeksi dari ibunya selama proses kelahirannya. Juga dapat menyebar melalui kegiatan seksual, penggunaan berulang jarum suntik, dan transfusi darah dengan virus di dalamnya.
Penyebab Hepatitis B bisa dengan melakukan hubungan seksual yang tidak aman. Penyakit ini juga bisa membahayakan jaringan hati yang berakibat dengan kegagalan hati hingga kematian akibat tidak ditangani dengan baik. Berikut ini penjelasan mengenai penyebab hepatitis B, yaitu:
1. Kontak seksual
Penyebab hepatitis B yang utama adalah kontak seksual. Anda dapat terinfeksi penyakit Hepatitis B jika melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan orang yang terinfeksi. Dengan cara berhubungan seks seperti ini tanpa menggunakan kondom dengan seseorang yang terinfeksi penyakit Hepatitis B, Anda berpotensi besar terkena penyakit Hepatitis B.
2. Berbagi jarum suntik
Penyebab hepatitis B yang selanjutnya adalah berbagi jarum suntik. Penyakit Hepatitis B ini juga dapat ditularkan melalui jarum suntik yang telah terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi virus Hepatitis B. Melalui jarum suntik, prosedur pengobatan dan perawatan gigi di negara-negara dimana yang alat-alat nya tidak disterilkan atau dibersihkan dengan benar. Tidak hanya itu kamu harus waspadai praktik tradisional dimana darah mungkin terlibat misalnya, tusuk jarum/akupunktur dan menggunakan peralatan tato yang tidak disterilkan dengan tepat serta termasuk pembuatan tato kosmetik.
3. Dari ibu ke anak
Penyebab hepatitis B yang berikutnya adalah karena dari ibu ke anak. Ibu hamil yang terinfeksi HBV dapat menularkan virus kepada bayi mereka saat melahirkan. Pada saat kelahiran, dari seorang Ibu yang ter-infeksi kepada bayinya. Terutama di negara yang sedang berkembang. Namun, jika si anak tidak terkontaminasi menyusui anak adalah kategori aman, terutama bila sang bayi telah divaksinasi dengan imunisasi hepatitis B.
4. Tranfusi darah
Penyebab hepatitis B yang selanjutnya adalah transfusi darah. Melalui transfusi darah khususnya di negara - negara yang tidak memeriksa apakah darah tersebut tercemar virus hepatitis B.
Advertisement
Gejala Hepatitis B
Hepatitis B juga disebut sebagai penyakit ‘silent killer’. Pasalnya, banyak orang yang tidak bergejala, sehingga penyakit ini sering berkembang tanpa disadari selama bertahun-tahun. Walaupun demikian, beberapa orang yang terinfeksi HBV akan mengalami sejumlah gejala. Kondisi ini mungkin terjadi akibat sistem imun tidak kuat melawan infeksi yang disebabkan oleh virus. Gejala hepatitis B yang dialami bisa menandakan seberapa parah infeksi virus yang terjadi. Oleh sebab itu, gejala penyakit hepatitis ini akan berbeda sesuai dengan kondisinya, diantaranya :
1. Gejala hepatitis B akut
Periode gejala infeksi akut dapat berlangsung selama 1 – 4 bulan. Gejala dari kondisi ini menandakan fase awal dari infeksi HBV, berupa:
a.     Kelelahan
b.     Kehilangan nafsu makan
c.     Mual dan muntah
d.     Sakit pada bagian atas perut
e.     Kulit dan mata menguning (penyakit kuning).
Infeksi HBV akut umumnya tidak menyebabkan kerusakan hati yang parah, sehingga tidak menunjukkan gejala perdarahan.
2. Gejala hepatitis B kronis
Pasien dengan hepatitis B kronis biasanya menunjukkan gejala yang berhubungan dengan gangguan fungsi hati akibat peradangan. Hal ini dikarenakan infeksi virus HBV kronis melemahkan fungsi hati dalam menjaga sistem kekebalan tubuh, memproduksi enzim, dan menyaring zat beracun. Lama kelamaan, infeksi virus dapat mengarah pada tahap akhir dari penyakit liver, yaitu sirosis hati. Itu sebabnya, gejala infeksi HBV kronis mungkin tampak mirip dengan sirosis hati, antara lain:
a.     Kelelahan
b.     Nyeri otot
c.     Kehilangan nafsu makan
d.     Warna feses berubah pucat
e.     Perubahan warna urine menjadi gelap atau seperti the
f.      Gatal dan ruam pada kulit telapak tangan
g.     Mual dan muntah
h.     Demam ringan
i.      Cairan pada perut (asites)
j.      Sakit perut pada bagian atas
k.     Penyakit kuning
l.      Pembuluh darah terlihat seperti laba-laba pada kulit (spider angioma).
Pasien dengan Hepatitis B berkepanjangan atau kronis dapat berkembang menjadi pengerasan/sirosis hati, menyebabkan terjadi kerusakan yang permanen dan pembentukan jaringan ikat/luka pada parenkim hati dan gagal hati. Pasien dengan sirosis juga dapat memiliki gejala ikterus, cairan di rongga perut (asites) menyebabkan pembesaran perut dan perubahan rasa. Pada beberapa pasien juga dapat berkembang menjadi kanker.
Pengobatan Hepatitis B
Tidak ada langkah penanganan khusus untuk kondisi hepatitis B akut. Infeksi akan sembuh sendiri tanpa memerlukan pengobatan khusus. Penanganan hanya bertujuan untuk meredakan gejala yang muncul. Akan tetapi, sebagian infeksi hepatitis B akut akan menjadi kronis. Salah satu langkah pengobatan untuk penderita hepatitis B kronis adalah dengan mengonsumsi obat antivirus. Pemberian obat antivirus bertujuan untuk mencegah perkembangan virus, bukan untuk menghilangkan virus dari tubuh penderitanya secara tuntas.
Dengan penanganan yang tepat dan gaya hidup sehat, pasien hepatitis B juga bisa hidup normal. Pengobatan hepatitis B kronis membutuhkan kepatuhan penderitanya untuk kontrol secara berkala ke dokter untuk melihat perkembangan penyakit dan mengevaluasi pengobatan. Hal tersebut karena hepatitis B kronis dapat menyebabkan kerusakan organ hati. Jika kerusakan hati cukup parah, dokter mungkin akan menganjurkan prosedur transplantasi hati.
Advertisement
Pencegahan Hepatitis B
Selain menjalani perawatan sederhana, Anda juga bisa mengurangi risiko hingga mencegah terkena hepatitis B dengan cara di bawah ini:
1. Mendapatkan vaksin
Vaksin hepatitis B adalah salah satu cara terbaik untuk mencegah penyakit ini. Vaksin ini sudah terbukti aman, efektif, dan tersedia dalam jumlah yang banyak. Sejak 1982, lebih dari satu miliar dosis vaksin telah diberikan secara global. Para ahli juga mengklaim vaksin tersebut memiliki tingkat efektivitas sekitar 98 – 100% untuk menjaga tubuh dari virus. Bayi yang baru lahir perlu mendapatkan vaksin ini agar mereka tidak rentan terhadap virus hepatitis.
2. Berhubungan seks dengan aman
Selain mendapatkan vaksin, Anda juga disarankan untuk melakukan aktivitas seksual dengan aman, seperti:
a. Menggunakan kondom
b. Mengetahui status HBV pasangan seksual mana saja.
Alangkah baiknya untuk menghindari hubungan seksual tanpa kondom, kecuali Anda benar-benar yakin pasangan tidak terinfeksi hepatitis atau infeksi menular lainnya.
3. Hindari menyalahgunakan obat-obatan
Penggunaan obat-obatan terlarang tentu berbahaya bagi kesehatan tubuh. Bila hal ini terjadi pada Anda, segera cari bantuan untuk menghentikannya. Sementara itu, selalu gunakan jarum yang steril ketika menggunakan obat-obatan yang akan disuntikkan ke tubuh. Berbagi jarum dengan orang lain berisiko tertular virus hepatitis B.
4. Berhati-hati dengan tindik atau tato
Bila Anda ingin melakukan tindik atau tato, carilah toko dengan tingkat kebersihan yang tinggi. Tanyakan kepada mereka bagaimana peralatan dibersihkan dan pastikan pegawai menggunakan jarum suntik steril.