Liputan6.com, Jakarta Hadits adalah salah satu sumber hukum dalam Islam. Dalam hukum Islam, Hadits adalah pedoman yang berposisi setelah Al-Qur'an. Hadits adalah hukum yang berkaitan dengan perkataan dan perbuatan Rasulullah SAW.
Baca Juga
Advertisement
Dalam Islam, Hadits adalah penyempurna umat dalam memaknai ajaran agama. Hadits adalah bagian penting saat memahami Islam. Selain itu, peran Hadits adalah memberikan konteks pada ayat-ayat dalam Al-Qur'an.
Hadits adalah sumber keislaman yang dikumpulkan para sahabat Nabi yang selanjutnya disampaikan kepada sahabat lain. Hadits kemudian disusun dan disatukan hingga mudah dipelajari umat. Berikut pengertian Hadits, bentuk, dan unsurnya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin(25/10/2021).
Apa itu Hadits?
Menurut etimologi, Hadits adalah kata benda yang berasal dari kata al-Tahdis yang berarti pembicaraan. Dalam bahasa Arab, arti Hadits adalah "laporan", "akun", atau "naratif". Kata Hadits juga berarti al-khabar (berita), yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain. Bentuk pluralnya adalah al-aHadits.
Arti Hadits adalah melaporkan, mencatat sebuah pernyataan dan tingkah laku dari Nabi Muhammad. Ulama mengartikan Hadits sebagai segala ucapan, perbuatan dan keadaan Nabi. Keterangan ini mengindikasikan bahwa segala yang berasal dari Rasulullah, baik berupa ucapan, perbuatan, maupun berupa hal keadaan termasuk dalam kategori Hadits.
Advertisement
Unsur Hadits
Menurut Khusniati Rofiah dalam buku Studi Ilmu Hadits, tiap Hadits memiliki dua unsur utama yaitu sanad dan matan. Ada juga rawi yang menyampaikan Hadits. Unsur-unsur Hadits adalah:
Rawi
Rawi dalam Hadits adalah orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang (gurunya). Bentuk jamaknya adalah ruwah dan perbuatannya menyampaikan Hadits disebut meriwayatkan Hadits.
Hadits yang ditakhrijkan dari suatu kitab Hadits pada umumnya membubuhkan nama rawi terakhirnya pada akhir matan Hadits. Contohnya, Hadits di depan, rawi terakhirnya adalah Imam Bukhari. Sedangkan rawi pertamanya adalah Abdullah (sahabat nabi).
Matan
Matan dalam Hadits adalah pembicaraan (kalam) atau materi berita yang diover oleh sanad yang terakhir. Baik pembicaraan itu sabda Rasulullah SAW, sahabat ataupun Tabi’in. Baik pembicaraan itu tentang Nabi atau taqrir Nabi.
Sanad
Sanad dalam Hadits adalah yang disebut sebelum matan Hadits. Sanad merupakan silsilah orang-orang yang menghubungkan Hadits. Sisilah orang-orang maksudnya adalah susunan atau rangkaian orang-orang perawi Hadits yang menyampaikan materi Hadits sejak mukharrij sampai kepada perawi terakhir yang bersambung kepada Nabi.
Bentuk Hadits
Menurut Khusniati Rofiah dalam buku Studi Ilmu Hadits, bentuk hadits terbagi menjadi:
Hadits Qouli
Hadits Qouli adalah segala perkataan Nabi SAW yang berisi berbagai tuntutan dan petunjuk syara’, peristiwa-peristiwa dan kisah-kisah baik yang berkaitan dengan aspek akidah, syariah maupun akhlak.
Hadits Fi’il
Hadits Fi’il adalah segala perbuatan Nabi SAW. yang menjadi anutan perilaku para, sahabat pada saat itu, dan menjadi keharusan bagi semua umat Islam untuk mengikutinya, seperti praktek wudlu, praktek salat lima waktu dengan sikap-sikap dan rukun-rukunnya, praktek manasik haji, cara, memberikan keputusan berdasarkan sumpah dan saksi, dan lainlain.
Hadits Taqriri
Hadits Taqriri adalah Hadits yang berupa, ketetapan Nabi SAW. terhadap apa yang datang atau yang dikemukakan oleh para sahabatnya dan Nabi SAW membiarkan atau mendiamkan perbuatan tersebut, tanpa, membedakan penegasan apakah beliau membenarkan atau mempersalahkannya.
Hadits Hammi
Hadits Hammi adalah hadits yang berupa keinginan atau hasrat Nabi SAW yang belum terealisasikan. Walaupun hal ini baru rencana dan belum dilakukan oleh Nabi, para ulama memasukkannya pada hadis, karena Nabi tidak merencanakan sesuatu kecuali yang benar dan dicintai dalam agama, dituntut dalam syari’at Islam dan beliau diutus untuk menjelaskan syariat Islam.
Hadits Ahwal
Hadits Ahwal adalah hadits yang berupa ihwal Nabi SAW yang tidak temasuk ke dalam kategori ke empat hadits di atas. “hal ihwal”, ialah segala pemberitaan tentang Nabi SAW, seperti yang berkaitan dengan sifat-sifat kepribadiannya/perangainya (khuluqiyyah), keadaan fisiknya (khalqiyah), karakteristik, sejarah kelahiran, dan kebiasaan-kebiasaanya.
Advertisement
Istilah dalam periwayatan hadits
Masih dari sumber yang sama, ada istilah yang sering digunakan oleh perawi hadits. Istilah dalam periwayatan hadits adalah:
Muttafaq Alaih
Muttafaq Alaih (disepakati atasnya) yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sumber sahabat yang sama, dikenal dengan Hadits Bukhari dan Muslim
Akhrajahu syaikhani
Akhrajahu syaikhani, artinya hadis tersebut diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
Akhrajahu tsalatsah
Akhrajahu tsalatsah, artinya hadis tersebut diriwayatkan oleh Abu Daud, Tirmidzi, dan an-Nasa’i.
Akhrajahu arba’ah
Akhrajahu arba’ah, berarti hadis tersebut diriwayatkan oleh Abu Daud, Tirmidzi, An-Nasai dan Ibn Majah.
Istilah dalam periwayatan hadits
Akhrajahu khamsah
Akhrajahu khamsah, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Tirmidzi, An-Nasai, Ibn Majah dan Imam Ahmad.
Akhrajahu Sittah
Akhrajahu Sittah, berarti hadis tersebut diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, An-Nasai dan Ibn Majah.
Akhrajahu Sab’ah
Akhrajahu Sab’ah, berarti hadis tersebut diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, An-Nasai, Ibn Majah, dan Imam Ahmad.
Akhrajahu Jama’ah
Akhrajahu Jama’ah, artinya hadis tersebut diriwayatkan oleh banyak ulama Hadis.
Advertisement