Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit, Lengkap dengan Sejarah Perkembangannya

Sejumlah faktor menjadi penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 17 Des 2021, 19:50 WIB
Diterbitkan 17 Des 2021, 19:50 WIB
Candi Penataran, Blitar
Candi Penataran, Blitar (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit merupakan bagian dari sejarah Nusantara. Majapahit merupakan kerajaan yang memiliki wilayah kekuasaan sangat luas di kawasan Asia-Tenggara. Kerajaan bercorak Hindu-Budha ini terbentang atas wilayah Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Filipina, Sulawesi, Papua, dan lainnya. 

Majapahit menduduki masa kejayaan di bawah pemerintahan Hayam Wuruk dengan patihnya Gajah Mada. Setelah melalui masa kejayaan, Majapahit justru mengalami kemerosotan. Pada akhirnya, Majapahit runtuh setelah lebih dari 200 tahun berdiri.

Sejumlah faktor menjadi penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit. Mulai dari internal dan eksternal, penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit menarik untuk ditelusuri. Penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit dikaitkan dengan memburuknya pemerintahan yang ada.

Selain itu, hadirnya kerajaan-kerajaan Islam menjadi salah satu pendorong penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit. Penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit menandakan lemahnya pemerintahan yang terus berkonflik. Berikut penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat(17/12/2021).

Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit

Menyingkap Misteri Situs Pra-Majapahit di Proyek Tol Malang-Pandaan
Penelitian Situs Sekaran peninggalan pra-Majapahit bakal dilanjutkan Balai Arkeologi Yogyakarta (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Kerajaan Majapahit berdiri sekitar tahun 1293 hingga 1527 M. Sebelum Majapahit berdiri, ada kerajaan Singhasari yang merupakan kerajaan paling kuat di Jawa. Saat itu, Kertanagara, penguasa kerajaan Singhasari (Jawa Timur) menolak membayar upeti kepada Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan, Tiongkok, cucu dari pendiri kekaisaran Mongol.

Kertanagara bahkan mempermalukan utusan Dinasti Yuan, Meng Chi dengan merusak wajahnya dan memotong telinganya. Kubilai Khan marah dan memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa pada tahun 1293. Namun rupanya, Kertanagara telah lebih dahulu digulingkan dan dibunuh oleh Jayakatwang, adipati Kediri. Raden Wijaya, menantu kertanegara yang datang menyerahkan diri tak dibunuh dan mendapat pengampunan dari Jayakatwang.

Raden Wijaya diberikan kebebasan dengan kesepakatan siap mengabdi kepada Jayakatwang. Raden Wijaya membuka hutan dan membangun desa baru. Desa itu dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah maja, dan rasa pahit dari buah tersebut. Ketika pasukan Mongol tiba, Raden Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol bertempur melawan Jayakatwang. Setelah berhasil menjatuhkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongol dan memenangkannya.

Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang bertepatan dengan tanggal 10 November 1293.

Perkembangan Kerajaan Majapahit

Candi Jabung
Candi Jabung (Sumber: kemdikbud.go.id)

Pada 1309, Raden Wijaya akhirnya meninggal dunia. Penerusnya adalah putranya sendiri bernama Jayanegara. Pada tahun 1328, Jayanegara dibunuh oleh tabibnya, Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni yang seharusnya menggantikannya memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi bhiksuni. Rajapatni menunjuk anak perempuannya Tribhuwana Wijayatunggadewi untuk menjadi ratu Majapahit.

Pada 1336, Tribhuwana menunjuk Gajah Mada sebagai mahapatih. Pada saat pelantikannya, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang menunjukkan rencananya untuk melebarkan kekuasaan Majapahit. Gajah Mada bersumpah tak akan makan Palapa sebelum menguasai Nusantara.

Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih besar dan terkenal di kepulauan Nusantara. Tribhuwana berkuasa di Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350. Kekuasaan Majapahit diteruskan oleh putranya, Hayam Wuruk. Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada, Majapahit menguasai lebih banyak wilayah.

Penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit

Gajah Mada
Gajah Mada, Patih Amangkhubumi Kerajaan Majapahit. Sumpahnya yang terkenal adalah Sumpah Palapa.

Ada beberapa penyebab merosotnya Majapahit. Berikut penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit:

Kematian Gajah Mada

Gajah Mada berhasil membawa Majapahit pada masa kejayaan. Gajah Mada terkenal dengan Sumpah Palapanya di mana majapahit dapat menyatukan seluruh kerajaan di Nusantara termasuk Pahang, Palembang, dan Temasik. Kematian gajah Mada pada tahun 1364 adalah titik tolak kemerosotan politik di pusat pemerintahan Majapahit. Setelah Gajah Mada wafat, kerjaan mengalami perubahan karena jabatan yang dipegang penerusnya tidak mampu ditangani.

Kematian Hayam Wuruk

25 tahun setelah Gajah Mada, Hayam Wuruk meninggal dan menjadi awal dari penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit. Hayam Wuruk merupakan pemimpin yang berhasil membawa Majapahit ke puncak kegemilangan. Kemangkatan Hayam Wuruk menjadikan kekuasan Majapahit semangkin tidak terkendali akibat perebutan tahta kerajaan dan kepincangan politik. Tahta kemudia diwariskan pada menantunya, Wikramawardana. Pergolakan politik pun bermula pada pemerintahan Wikramawardana.

Penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit

Ilustrasi perang
Ilustrasi perang. Sumber foto: shutterstock/Zef Art.

Perang saudara

Perang saudara yang dikenal sebagai perang Paregreg terjadi akibat perebutan kekuasaan antara Wikramawardana dan Bhre Wirabhumi yang merupakan adalah putra Hayam Wuruk dari selir. Saat Hayam Wuruk masih hidup, ia berwasiat bahwa Wikramawardana lah yang akan meneruskan tahtanya. Namun, ia juga meninggalkan wasiat untuk Wirabhumi agar ditempatkan disebelah timur Jawa. Usai Hayam Wuruk wafat, Wirabhumi tidak patuh terhadap kerajaan pusat kerana Wirakramawardana hanyalah menantu Hayam Wuruk, sedangkan Wirabumi adalah kandung Hayam Huruk. Wirabhumi akhirnya tewas dalam perang saudara tersebut.

Berdirinya kerajaan Demak

Munculnya Kerajaan Demak yang dipimpin oleh Raden Patah menjadi salah satu penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit. Raden Patah merupakan putra dari Raja Majapahit, Kertabumi dengan seorang perempuan berdarah Tionghoa bernama Siu Ban Ci. Kemunculan Demak sebagai kerajaan islam di tanah Jawa menyebabkan Majapahit semakin terhimpit dalam situasinya yang semakin dalam. Majapahit tidak mampu mempertahankan kewibawaanya dari semua serangan luar.

Penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit

Mengintip 'Benda Peninggalan' di Masjid Walisongo
Memasuki bagian dalam, terdapat makam raja-raja kesultanan Demak, Raden Patah dan Pati Unus (Liputan6.com/Isna Setyanova)

Serangan Kerajaan Demak

Di masa pemerintahan terakhir Majapahit, oleh Patih Udara pada tahun 1518 M, Majapahit diserang oleh Pati Unus yang berkuasa di Demak setelah Raden Patah. Pada tahun 1527, Kerajaan Demak di bawah kepemimpinan Sultan Trenggana kembali menyerang Majapahit. Serangan-serangan inilah yang akhirnya benar-benar meruntuhkah kerajaan Majapahit. Demak di bawah pemerintahan Raden (kemudian menjadi Sultan) Patah (Fatah), diakui sebagai penerus kerajaan Majapahit.

Munculnya Kesultanan Melaka

Selain Kerajaan Demak, Kerajaan Melaka pada tahun 1400 juga menjadi ancaman penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit. Melaka muncul sebagai satu kerajaan yang unggul di selat Melaka dan terkenal sebagai pusat perdagangan. Akibatnya kerajaan Majapahit mengalami kemunduran di selat Melaka dalam kegiatan perdagangan.

Faktor agama

Meluasnya ajaran Islam di pulau Jawa menjadi salah satu penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit. Agama Islam mulai berkembang ketika armada musli dari Tiongkok datang dipimpin oleh Laksamana Cheng-Ho. Sejak saat itu, muncul komunitas Cina di pulau Jawa Seperti Demak dan Semarang. Komunitas Arab pun mulai berkembang seperti di Ampel, Surabaya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya