Kisah Berdirinya Kerajaan Majapahit

Majapahit merupakan kemaharajaan yang pernah menguasai Nusantara.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 10 Nov 2021, 07:33 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2021, 07:33 WIB
istana majapahit
Bangunan penuh mural istana ini cat-nya mulai mengelupas dan berkesan seram. (foto: Liputan6.com / edhie prayitno ige)

Liputan6.com, Jakarta - Majapahit merupakan kemaharajaan yang pernah menguasai Nusantara. Kerajaaan yang berpusat di Jawa Timur ini berdiri sekitar tahun 1293 hingga 1527 masehi. Puncak kejayaan kerajaan ini terjadi pada 1350 hingga 1389 masehi saat dipimpin Hayam Wuruk dengan patihnya bernama Gajah Mada.

Menurut Negarakertagama, kekuasaan Majapahit terbentang dari Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Filipina (Kepulauan Sulu, Manila (Saludung)), Sulawesi, Papua, dan lainnya.

Menurut Guru Besar Arkeologi Asia Tenggara National University of Singapore John N. Miksic jangkauan kekuasaan Majapahit meliputi Sumatera, Singapura, hingga Thailand. Hal ini dibuktikan dengan pengaruh kebudayaan, corak bangunan, candi, patung, dan seni yang ada di wilayah tersebut.

Berdirinya Majapahit bermula saat Kertanagara, penguasa kerajaan Singhasari (Jawa Timur) menolak membayar upeti kepada Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan, Tiongkok, cucu dari pendiri kekaisaran Mongol. Tak hanya menolak, bahkan Kertanagara mempermalukan utusan Dinasti Yuan, Meng Chi dengan merusak wajahnya dan memotong telinganya.

Dipermalukan Kertanagara, Kubilai Khan marah dan memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa pada tahun 1293. Namun rupanya, Kertanagara telah lebih dahulu digulingkan dan dibunuh oleh Jayakatwang, adipati Kediri. Raden Wijaya, menantu kertanegara yang datang menyerahkan diri tak dibunuh dan mendapat pengampunan dari Jayakatwang.

Raden Wijaya diberikan kebebasan dengan kesepakatan siap mengabdi kepada Jayakatwang. Raden Wijaya membuka hutan dan membangun desa baru. Desa itu dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah maja, dan rasa pahit dari buah tersebut.

Ketika pasukan Mongol tiba, Raden Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol bertempur melawan Jayakatwang. Setelah berhasil menjatuhkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongol. Raden Wijaya menang.

Raden Wijaya akhirnya dinobatkan menjadi raja di Majapahit pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang bertepatan dengan tanggal 10 November 1293. Penobatan Raden Wijaya menjadi raja dijadikan hari lahirnya kerajaan Majapahit. Ia dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana.

Menjadi raja, Kertarajasa tak serta merta memimpin Majapahit degan mulus. Beberapa orang kepercayaannya, termasuk Ranggalawe, Sora, dan Nambi memberontak melawannya meskipun tak berhasil. Pada 1309, Ketarajasa akhirnya meninggal dunia. Penerusnya adalah putranya sendiri bernama Jayanegara.

Pada tahun 1328, Jayanegara dibunuh oleh tabibnya, Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni yang seharusnya menggantikannya memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi bhiksuni. Rajapatni menunjuk anak perempuannya Tribhuwana Wijayatunggadewi untuk menjadi ratu Majapahit.

Pada tahun 1336, Tribhuwana menunjuk Gajah Mada sebagai mahapatih. Pada saat pelantikannya, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang menunjukkan rencananya untuk melebarkan kekuasaan Majapahit dan membangun sebuah kemaharajaan. Gajah Mada bersumpah tak akan makan Palapa sebelum menguasai Nusantara.

 

Berkembangnya Kerajaan Majapahit

Gajah Mada
Gajah Mada, Patih Amangkhubumi Kerajaan Majapahit. Sumpahnya yang terkenal adalah Sumpah Palapa.

Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih besar dan terkenal di kepulauan Nusantara. Tribhuwana berkuasa di Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350. Kekuasaan Majapahit diteruskan oleh putranya, Hayam Wuruk.

Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389. Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada, Majapahit menguasai lebih banyak wilayah.

Selain melancarkan serangan dan ekspedisi militer, Majapahit juga menempuh jalan diplomasi dan menjalin persekutuan. Jalur diplomasi ditujukan kepada Kerajaan Sunda. Hayam Wuruk ingin mempersunting Citraresmi (Pitaloka), putri Kerajaan Sunda sebagai permaisurinya.

Pihak Sunda menganggap lamaran ini sebagai perjanjian persekutuan. Pada 1357 rombongan raja Sunda beserta keluarga dan pengawalnya bertolak ke Majapahit mengantarkan sang putri untuk dinikahkan dengan Hayam Wuruk. Akan tetapi Gajah Mada melihat hal ini sebagai peluang untuk memaksa kerajaan Sunda takluk di bawah Majapahit.

Pertarungan antara keluarga kerajaan Sunda dengan tentara Majapahit di lapangan Bubat tidak terelakkan. Meski dengan gagah berani memberikan perlawanan, keluarga kerajaan Sunda kewalahan dan akhirnya dikalahkan. Hampir seluruh rombongan keluarga kerajaan Sunda dapat dibinasakan secara kejam.

Melihat keluarganya dibinasakan, sang putri memilih bunuh diri demi mempertahankan kehormatannya.

Runtuhnya Majapahit

20160511-Melihat Persiapan Kapal Ekspedisi Majapahit Arungi Asia
Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK, dan Budaya Maritim Safri Burhanuddin bersama kru kapal saat pelepasan kapal ekspedisi napak tilas "Spirit of Majapahit" di Dermaga Marina Ancol, Jakarta, Rabu (11/5). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sesudah mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Gajah Mada meninggal pada 1364. Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389. Kematian Hayam Wuruk pintu masuk kelemahan Majapahit akibat konflik perebutan tahta.

Kematian Hayam Wuruk dan adanya konflik perebutan tahta menyebabkan daerah-daerah Majapahit di bagian utara Sumatera dan Semenanjung Malaya memerdekakan diri. 

Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para penyebar agama sudah mulai memasuki Nusantara. Saat pengaruh Majapahit di Nusantara berkurang, pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan Islam, yaitu Kesultanan Malaka mulai muncul di bagian barat Nusantara.

Di bagian barat kemaharajaan yang mulai runtuh ini, Majapahit tak kuasa lagi membendung kebangkitan Kesultanan Malaka yang pada pertengahan abad ke-15 mulai menguasai Selat Malaka dan melebarkan kekuasaannya ke Sumatera. Sementara itu beberapa jajahan dan daerah taklukan Majapahit di daerah lainnya di Nusantara, satu persatu mulai melepaskan diri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya