Liputan6.com, Jakarta Cara menulis cerpen tidaklah sesulit menulis novel. Cerpen adalah kependekan dari cerita pendek, sebuah karya tulis yang umumnya memiliki panjang antara 1.600 sampai 20.000 kata. Oleh sebab itu, salah satu ciri dari cerpen adalah padat dan langsung pada inti cerita.
Pendeknya tulisan memberikan tantangan tersendiri bagi dalam menulis cerpen. Oleh sebab itu, dibutuhkan perencanaan yang matang dalam cara menulis cerpen untuk mengatasi permasalahan tersebut. Keterbatasan jumlah kata juga membuat cerpen biasanya fokus pada satu permasalahan saja.
Advertisement
Baca Juga
Cara menulis cerpen yang baik dimulai dari menentukan genre dan tema cerpen menentukan konflik, menyusun alur, menentukan setting, hingga membuat penegasan amanat cerpen. Dalam cara menulis cerpen, kamu bisa membayangkan dirimu sebagai pembaca untuk mengetahui cerita dan alur yang diinginkan oleh para pembaca. Hal ini dapat membantumu untuk membuat cerpen yang menarik dan populer.
Berikut ini adalah cara menulis cerpen yang baik dan benar yang dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (24/8/2022).
Sekilas Mengenai Cerpen
Seperti yang telah dibahas di atas, cerpen adalah singkatan dari cerita pendek. Cerpen sendiri merupakan salah satu bentuk karya tuls fksi yang memiliki ciri berupa tulisan yang singkat. Cerpen biasanya ditulis dalam bentuk prosa. Karena singkat, cerpen biasanya bersifat padat dan langsung kepada inti cerita.
Kemunculan cerpen tidak terlepas dari tradisi atau budaya cerita lisan yang berkembang di berbagai kebudayaan. Tradisi tersebut meliputi Anekdot, fabel, dongeng, dan perumpamaan. Sama seperti karya tulis fiksi lainnya, cerpen juga menggunakan plot, resonansi, dan komponen dinamis lainnya, hanya saja biasanya pada tingkat yang lebih rendah.
Sebenarnya tidak ada batasan panjang maksimal dari karya cerpen. Akan tetapi, biasanya cerpen dibatasi maksimal sepanjang 10.000 kata. Pendeknya cerpen membuat cerita ini dapat dibaca dan dinikmati dalam waktu 20 menit sampai satu jam.
Karya Karya fiksi yang lebih pendek dari 1.000 kata dianggap sebagai fiksi kilat. Sementara karya yang lebih panjang dari 10 ribu kata biasanya disebut cerpena.
Cerpen biasanya diterbitkan dalam bentuk buku kumpulan cerpen ataupun di kolom surat kabar. Belakangan, banyak juga cerpen yang ditulis dan dipublikasikan secara daring di situs-situs web.
Advertisement
Ciri-Ciri Cerpen
Sebagai karya fiksi yang unik, cerpen memiliki beberapa ciri khas. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri cerpen tersebut:
1. Alur sederhana
Cerita pendek pada umumnya tidak memiliki alur cerita yang rumit. Biasanya, cerpen hanya mengandung satu kejadian, alur dan penempatan cerita. Cerita pendek modern kebanyakan hanya mengandung satu alur. Plot tunggal yang mudah diisi adalah salah satu ciri khas cerita pendek dan membantu membentuk karakteristik lainnya.
2. Penokohan terbatas
Biasanya, cerpen hanya mengandung sedikit tokoh di dalamnya. Selain itu, waktu penceritaan tokoh tersebut juga cukup singkat karena pendeknya cerita tersebut.
3. Setting padat dan jelas
Paragraf pembuka cerita pendek harus secara langsung menggambarkan latar cerita dengan singkat. Pada pembukaan tersebut, para pembaca harus tahu kapan dan di mana cerita itu berlangsung.
4. Bagian Akhir
Bagian akhir dari cerita pendek biasanya berupa penyelesaian dari konflik telah terjadi di dalam cerita tersebut yang disertai dengan penyampaian pesan moral.
5. Panjang cerita
Seperti dijelaskan sebelumnya, panjang cerpen biasanya tidak lebih dari 10.000 kata. Oleh sebab itu, cerpen dapat dinikmati dengan sekali duduk.
6. Gaya bahasa sederhana
Diksi dan gaya bahasa yang digunakan dalam cara menulis cerpen biasanya tidak terlalu rumit. Ini dilakukan untuk menyingkat cerita dan juga membuat cerita tersebut lebih mudah dan cepat untuk dipahami pembaca
7. Pesan moral
Cerpen adalah salah satu sarana untuk menyampaikan pesan moral. Biasanya, di bagian akhir cerpen memuat pesan moral yang ingin disampaikan oleh cerita tersebut. Pesan tersebut dapat disampaikan secara tersurat maupun tersirat.
8. Subjek
Keterbatasan ruang pada cerpen membuat cerita ini biasanya hanya berfokus pada satu subjek atau tema tertentu saja. Subjek atau tema bisa berkisar dari sesuatu yang biasa-biasa saja seperti tugas sehari-hari atau yang mendebarkan seperti dongeng hantu.
Cara Menuls Cerpen
A. Menentukan Genre dan Tema
Langkah pertama dalam cara menulis cerpen ialah menentukan genre cerita yang ingin kamu buat. Genre cerita tersebut dapat berupa roman, komedi, horor, hingga inspiratif. Agar cerpen yang kamu buat menarik dan diminati oleh banyak orang, kamu dapat memilih genre yang populer atau digemari oleh para pembaca. Menentukan genre terlebih dahulu sebelum menuliskan cerita adalah hal yang penting. Langkah ini dapat membantu penulis untuk lebih mudah fokus pada cerita yang ia buat. Selain itu, langkah ini juga dapat membantu penulis untuk mengenal segmentasi atau target pembaca sehingga ia dapat memilih tema atau gaya tulisan yang cocok dengan minat pembaca tersebut.
B. Menentukan Konflik
Setelah menentukan genre, langkah selanjutnya ialah menentukan atau membuat konflik. Konflik adalah bumbu dalam cerita, baik itu cerita pendek maupun novel. Konflik inilah yang akan membuat cerita tersebut menjadi menarik bagi para pembaca. Selain itu, konflik juga digunakan untuk menyampaikan pesan moral yang akan kamu sampaikan.
Ada berbagai macam konflik yang terkandung di dalam cerpen ataupun karya sastra lainnya. Dalam cara menulis cerpen, konflik bisa disuguhkan baik di awal, di akhir, maupun di tengah-tengah cerita. Akan tetapi, karena terbatasnya ruang, cerpen biasanya hanya mengandung dan fokus pada satu konflik saja.
C. Memilih Sudut Pandang
Langkah selanjutnya dalam cara menulis cerpen yang baik dan benar ialah memilih sudut pandang. Memilih sudut pandang adalah hal yang penting karena akan mempengaruhi plot dan hasil tulisan. Setidaknya ada 3 sudut pandang yang dapat digunakan, yang meliputi:
- Sudut Pandang Orang Pertama: Sudut pandang orang pertama menempatkan pembaca sebagai tokoh utama dalam cerita. Ciri dari sudut pandang orang pertama adalah penggunaan kata “Aku.”
- Sudut Pandang Orang Kedua: pada sudut pandang orang kedua, pembaca menjadi bagian di dalam cerita, namun bukan sebagai tokoh utama, melainkan sebagai tokoh penggembira yang terlihat dengan tokoh “aku.”
- Sudut Pandang Orang Ketiga: sudut pandang orang ketiga memposisikan pembaca sebagai penonton.
D. Menentukan Penokohan
Menentukan penokohan adalah langkah selanjutnya dalam cara menulis cerpen. Tokoh adalah ruh dalam cerpen yang akan menghidupkan kisah tersebut. Tokohlah yang akan membuat cerita tersebut menjadi hidup dan menarik.
Berdasarkan peranannya, ada beberapa macam tokoh dalam cerpen maupun karya sastra lainnya, yakni tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis. Tokoh Protagonis adalah tokoh utama dalam cerita yang biasanya memiliki watak yang baik. Sementara itu, tokoh antagonis adalah tokoh yang berlawanan dengan tokoh protagonis. Biasanya, tokoh antagonis di setting memiliki watak jahat. Tokoh tritagonis adalah tokoh pembantu antara tokoh antagonis dan protagonis.
Advertisement
Cara Menulis Cerpen
E. Menyusun Alur Cerita
Setelah menentukan penokohan, langkah selanjutnya adalah menyusun alur cerita. Membuat dan menyusun alur cerita adalah langkah yang sangat penting dalam cara menulis cerpen yang baik dan benar. Alur cerita dapat membantu penulis cerpen untuk fokus pada cerita tersebut. Hal ini berguna untuk mengatasi masalah keterbatasan ruang dalam cerpen.
Ada beberapa alur cerita yang dapat kamu gunakan dalam menulis cerita pendek dan karya sastra lainnya. Berikut ini adalah alur waktu tersebut:
- Plot maju: plot ini adalah alur yang paling sering digunakan oleh penulis, karena plot ini pasti akan berjalan maju ke depan terus. Dalam alur ini, penulis tetap dapat memasukkan flashback, asalkan tidak mendominasi cerita. tersebut
- Plot mundur: ciri-ciri plot mundur biasanya diawali dengan hasil klimaks di pada awal cerita. Dalam hal ini, pembaca akan dibuat bingung dengan situasi atau konflik yang tiba-tiba sudah terjadi., seolah-olah ending cerita ada di halaman awal.
- Plot maju-mundur: plot ini banyak digunakan pada cerpen-cerpen fiksi. Biasanya plot maju-mundur memiliki persentase plot maju dan mundur sekitar 50:50.
F. Menentukan Setting
Cara menulis cerpen yang berikutnya adalah menentukan setting cerita. Setting cerita ibaratnya adalah panggung untuk pertunjukan. Biasanya, cara termudah untuk membuat setting cerita yang menarik ialah dengan menciptakan dunia baru menggunakan imajinasimu sendiri. Akan tetapi, hal ini membutuhkan imajinasi yang tinggi serta kemampuan untuk memadukan realita dan fiksi supaya para pembaca dapat memahami dan mengerti setting cerita tersebut.
G. Menyajikan Klimaks
Langkah yang tidak boleh dilupakan dalam cara menulis cerpen yang baik dan benar ialah menyajikan klimaks. Kamu perlu untuk memikirkan baik-baik klimaks cerpenmu, karena hal ini menjadi salah satu poin yang akan membuat ceritamu menarik dan diingat oleh para pembaca. Biasanya, klimaks yang menarik menyajikan sesuatu yang tidak terduga.
H. Menyampaikan Amanat
Langkah terakhir dalam cara menulis cerpen yang baik ialah menyampaikan pesan dan amanat dari cerita tersebut. Cerpen adalah salah satu media bagi para penulis untuk menyampaikan pesan moral ataupun amanat bagi para pembacanya. Pesan moral ini biasanya disampaikan pada bagian akhir dari cerpen tersebut. Penulis bisa menyampaikan pesan dan amanat tersebut secara tersurat atau langsung maupun tersirat atau tidak langsung. Untuk menyampaikan pesan dan amanat secara langsung, penulis bisa menggunakan dialog antar tokoh untuk membuatnya menaik.