Liputan6.com, Jakarta Contoh takdir Mubram dalam kehidupan menjadi pengingat bagi seorang muslim agar tidak lupa mengimani takdir sebagai salah satu iman dalam Islam. Takdir atau yang juga dikenal dengan nama qadar dalam Islam terdiri dari dua macam yaitu takdir Muallaq dan takdir Mubram.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Iman kepada qadar berarti bahwa Allah SWT telah menetapkan atas segala sesuatu termasuk apa yang menimpa manusia. Sedangkan contoh takdir Mubram dalam kehidupan adalah segala hal atau kejadian yang tetap dan tidak berubah.
Terdapat banyak contoh takdir Mubram dalam kehidupan yang bisa dijadikan pembelajaran, mulai dari hal paling sederhana hingga paling kompleks. Salah satu contoh takdir Mubram dalam kehidupan adalah gravitasi bumi, dimana benda pasti jatuh kebawah.
Untuk memahami dengan lebih tentang takdir Mubram, berikut ini Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (12/10/2022) tentang pengertian, dalil dan contoh takdir Mubram dalam kehidupan.
Pengertian Takdir Mubram
Sebelum membahas tentang contoh takdir Mubram, perlu diketahui jika macam-macam takdir terbagi menjadi dua bagian. Ada takdir yang berdasarkan pada takdir yang berlaku, yang kedua adalah takdir yang berdasarkan pada kehendak Allah serta usaha manusia.
Dalam Islam, ada dua kategori utama qadar atau takdir yang harus kita pahami, yaitu takdir mubram dan takdir muallaq. Takdir Mubram secara bahasa berarti ketentuan yang telah ditetapkan dan tidak dapat dihindarkan atau diubah.
Qadr Mubram atau takdir Mubram ini sudah ditentukan atau diputuskan dan harus terjadi atau terjadi, yang tidak dapat diubah lagi, dan umat Islam harus menerimanya dengan ikhlas. Sedangkan untuk Qadr Muallaq atau Takdir Muallaq memiliki arti yang berbeda.
Secara bahasa berarti ketentuan yang digantungkan atau ditautkan. Takdir Muallaq adalah jenis qadar dalam Islam yang juga berarti ketentuan Allah SWT yang masih mungkin diubah dengan usaha, kerja keras, doa dan kepasrahan manusia.
Advertisement
Iman Kepada Takdir Allah SWT
Iman kepada setiap qadar yang ditetapkan Allah SWT terbagi menjadi empat tingkatan, dan barangsiapa yang tidak mengimaninya, artinya tidak beriman kepada takdir Allah SWT.
1. Ilmu (Pengetahuan)
Tingkatan yang pertama adalah ilmu artinya saat seseorang harus meyakini bahwa Allah SWT mengetahui segala apapun, dari sesuatu yang ada (berwujud), sesuatu yang tidak ada, ataupun yang mungkin terjadi, sampai sesuatu yang mustahil untuk terjadi dan yang sedang terjadi.
Hal ini tertuang dalam kitab suci Al-Quran pada surah Al-An’am ayat 59 berikut:
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata.” (QS. Al-An’am:59).
2. Penulisan
Tingkatan kedua adalah penulisan. Dimana hal ini semua manusia harus mengimani dan meyakini bahwa segala sesuatu telah tercatat di dalam kitab mengenai seluruh alam semesta hingga hari kiamat.
Hal ini tertuang dalam kitab suci Al-Quran pada surah Al-Hajj ayat 70 berikut ini:
“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (lauh mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hajj:70).
3. Kehendak
Tingkatan yang ketiga adalah kehendak. Kehendak Allah SWT sifatnya umum, sehingga tak ada satupun di langit dan di bumi yang terjadi tanpa adanya kehendak dan keinginan Allah SWT. Apabila Allah SWT berkehendak maka terjadi, begitupun jika Allah SWT tidak berkehendak, maka tidak akan terjadi.
Hal ini tertuang dalam kitab suci Al-Quran pada surah Yasin ayat 82 berikut ini:
“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia” (QS. Yasin:82)
4. Ciptaan
Tingkatan yang terakhir adalah ciptaan. Maksudnya adalah, manusia harus mengimani dan meyakini bahwa Allah SWT yang menciptakan segala sesuatu yang ada di seluruh alam semesta ini, bahkan sampai kematian dari kehidupan makhluk-nya.
Hal ini tertuang dalam kitab suci Al-Quran pada surah Az-Zumar ayat 2 berikut ini:
“Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab dengan kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.” (QS. Az Zumar:2).
Dalil-dalil Takdir Mubram
Dalil-dalil Takdir Mubram
Terdapat ayat-ayat dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang takdir baik Mubram maupun Muallaq, yang bisa dijadikan pedoman dan pembelajaran kita dalam memahami takdir Allah SWT, berikut ini dalil-dalil yang berhubungan dengan takdir Allah SWT.
Surat Al Hadid ayat 22
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Artinya: "Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah."
Surat An Nahl ayat 10
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً ۖ لَكُمْ مِنْهُ شَرَابٌ وَمِنْهُ شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ
Artinya: "Dialah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternak,"
Surat Al-A’raf ayat 34
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
“Dan tiap-tiap umat memiliki. Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya.”
Surat Al-Hajj ayat 70
أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِى ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ ۗ إِنَّ ذَٰلِكَ فِى كِتَٰبٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ
“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh) Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah“.
Surat Al-Qadr ayat 4
تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ
“Pada malam itu turun para Malaikat dan juga Malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan.”
Advertisement
Contoh Takdir Mubram Dalam Kehidupan
Contoh Takdir Mubram Dalam Kehidupan
Berdasarkan penjelasan takdir mubram diatas, berikut adalah contoh dari takdir mubram di dalam kehidupan:
1. Kelahiran. Ketika makhluk hidup termasuk manusia lahir di dunia ini, kita tidak bisa mengubah kapan dan bagaimana kita dilahirkan di dunia ini.
2. Kematian. Makhluk hidup hidup dan mati hampir setiap hari. Sebagai Muslim kita pasti sudah tahu bahwa kematian tidak bisa diubah, kita tidak bisa menghindarinya. Ketika waktu kita tiba dan Allah telah menetapkan kita untuk mati, tidak ada makhluk lain yang dapat menentangnya.
3. Jenis kelamin. Kita tidak dapat mengubah jenis kelamin kita tidak peduli seberapa keras kita berusaha. Bahkan ada beberapa orang yang berusaha mengubah jenis kelaminnya dengan operasi plastik dan lain sebagainya. Hasilnya tidak akan berbeda, orang-orang itu tidak akan pernah mencapai gender yang mereka inginkan karena ada kemampuan khusus untuk setiap gender yang tidak dapat ditukar.
4. Hari penghakiman. Allah SWT telah menentukan kapan hari kiamat akan datang. Sebagai seorang Muslim yang baik, kita hanya bisa beriman kepada-Nya dan tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengubah ketentuan itu.
5. Sirkulasi tata surya. Ini termasuk matahari terbenam, matahari terbit, bulan atau gerhana matahari. Tak seorang pun di dunia ini dapat mengubah ketentuan itu. Hanya Allah SWT yang diperbolehkan dan mampu mengubah ketentuan itu dengan kuasa-Nya.