6 Cara Mengelola Emosi Saat Terlibat Konflik agar Tidak Merugikan Diri Sendiri

Menguasai cara mengelola emosi saat terlibat konflik menjadi kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap orang.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 23 Nov 2022, 15:40 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2022, 15:40 WIB
Mudah Memunculkan Pertengkaran
Ilustrasi Konflik Credit: pexels.com/Ginnie

Liputan6.com, Jakarta Konflik atau perselisihan kerap terjadi antar individu yang memiliki sikap yang berlawanan. Terlibat dalam sebuah konflik merupakan hal yang dapat terjadi pada siapapun. Menguasai cara mengelola emosi saat terlibat konflik menjadi kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap orang.

Konflik dapat terjadi antar teman di sekolah, rekan kerja, maupun antar tetangga. Konflik ini kerap kali berakhir pada bentrok fisik yang menyebabkan kerugian bagi kedua belah pihak yang berkonflik maupun orang lain yang tidak terlibat. Hal ini terjadi karena tidak menguasai cara mengelola emosi saat terlibat konflik.

Bentrok dapat dihindari dengan cara mengelola emosi saat terlibat konflik yang baik. Perbedaan pendapat yang terjadi antara individu satu dan lainnya merupakan hal yang wajar. Tinggal bagaimana kita mengendalikan diri sendiri agar tidak terjadi bentrokan yang dapat merugikan diri sendiri.

Berikut cara mengelola emosi saat terlibat konflik yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (23/11/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Cara Mengelola Emosi Saat Terlibat Konflik

Demo Tolak Kenaikan Harga BBM Berujung Ricuh
Mahasiswa berhasil menjebol kawat berduri yang dipasang polisi untuk menyekat aksi unjuk rasa atau demo BBM naik di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Senin (5/9/2022). Ketegangan sempat terjadi antara massa dengan aparat. Lempar botol dan sejumlah benda dilakukan mahasiswa ke arah aparat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

1. Pahami Bahwa Reaksi Orang Lain tidak Dapat Kita Kendalikan

Banyak hal berada di luar kendali manusia termasuk reaksi dari orang lain, yang dapat dikendalikan adalah respon yang Anda keluarkan. Salah satu cara mengelola emosi saat terlibat konflik adalah mengendalikan respon yang keluar dari diri sendiri.

Contoh ketika terjadi konflik, pihak yang berlawanan dengan kita akan melakukan konfrontasi yang bertujuan memantik respon Anda. Anda memiliki pilihan untuk memberi respon yang dapat memperkeruh suasana dan mengakibatkan bentrok atau memberi yang dapat meredam konflik. 

Diperlukan kepala yang dingin untuk dapat memberikan respon yang meredam konflik. Apabila Anda merasa kalut, cobalah tarik nafas panjang, lalu tahan selama tiga detik, dan hembuskan perlahan. Lakukan ini berulang-ulang sampai merasa lebih tenang.

2. Beri Waktu Pada Diri Anda untuk Menyendiri

Saat sedang berada dalam konflik seseorang akan menjadi tegang sehingga tidak dapat berpikir dengan jernih. Coba menjauh dari tempat konflik atau orang yang sedang berkonflik dengan Anda untuk beberapa waktu. 

Otak manusia cenderung fokus memikirkan jalan keluar dari sudut pandang yang sempit saat berada di dalam masalah yang pelik. Menjauhkan diri dari tempat konflik atau sumber konflik dapat membuat memberi sudut pandang lain yang mungkin terlewatkan.

Menyendiri menjadi salah satu cara mengelola emosi saat terlibat konflik yang efektif. Menghabiskan waktu sendiri juga dapat menyegarkan pikiran dan menghindari diri agar tidak terlalu larut dalam masalah yang dapat meringankan beban dan membantu mengurai masalah untuk menyelesaikan konflik.


Cara Mengelola Emosi Saat Terlibat Konflik

Demo Pelajar Ricuh, Massa Berkumpul di Pejompongan
Massa berkumpul saat terjadi ricuh akibat unjuk rasa di sekitar jalan Pejompongan, Jakarta, Rabu (25/9/2019). Polisi menembakan gas air mata di kerumunan massa setelah unjuk rasa pelajar STM bentrok dengan aparat kepolisian dibelakang Gedung DPR/MPR. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

3. Hindari Mengeluarkan Respon secara Spontan

Berteriak, memaki, membanting barang yang ada di sekitar, bahkan memukul menjadi bentuk respon spontan yang keluar saat menghadapi sebuah konflik. Tindakan-tindakan yang menjadi bentuk luapan emosi negatif ini dapat berpotensi memperkeruh situasi konflik. 

Menahan diri untuk tidak langsung bereaksi saat merasakan emosi negatif dapat menghindarkan diri dari tindakan yang merugikan. Otak menjadi organ yang paling dominan dalam penyelesaian masalah. Ketika dihadapkan pada masalah yang pelik disertai emosi negatif, otak akan overload dan kesulitan untuk membuat keputusan yang masuk akal ketika emosi sudah memuncak. 

Coba tenangkan diri dengan menarik napas dalam lalu keluarkan secara perlahan. Ulangi sampai beberapa kali sampai merasa lebih tenang. Setelah itu Anda dapat memutuskan respon seperti apa yang akan Anda keluarkan.

4. Pahami Bahwa Kekerasan Tidak Menyelesaikan Masalah

Memiliki kesadaran bahwa kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah mencari cara mengelola emosi yang ampuh. Kekerasan dalam bentuk apapun bukan lah cara yang tepat dalam menyelesaikan konflik. Tindak kekerasan justru akan membuat masalah akan semakin runyam.


Cara Mengelola Emosi Saat Terlibat Konflik

Foto: Melihat Ricuhnya Laga Pekan Ini di Liga Italia dan Spanyol akibat Rivalitas hingga Perlakuan Rasisme
Tensi panas memasuki pekan-pekan akhir di kompetisi Eropa mulai menyeruak, seperti di Liga Italia dan Liga Spanyol. Kericuhan sempat terjadi di tiga laga yang dipicu panasnya rivalitas hingga aksi tak terpuji sebagian suporter dengan perlakuan rasisme. (AP/Manu Fernandez)

5. Cari Pelampiasan Emosi Negatif yang Tidak merugikan

Tidak mengeluarkan reaksi langsung saat mengalami emosi negatif bukan berarti harus memendam emosi negatif tersebut selamanya. Emosi negatif tetap harus dikeluarkan agar tidak mengganggu kesehatan psikologis Anda.

Anda dapat mencari cara melampiaskan emosi yang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Contoh cara menyalurkan emosi negatif adalah dengan berolahraga, tidur, atau menyanyi. Dalam agama Islam tidur dikatakan menjadi salah satu cara mengelola emosi saat terlibat konflik yang efektif.

6. Bina Hubungan Baik dengan Semua Orang

Membina hubungan baik dengan semua orang dapat meminimalisir terjadinya konflik. Dengan hubungan yang baik, setiap individu dapat saling mengenal dengan lebih ba

sehingga konflik yang kerap disebabkan oleh perbedaan atau kesalah pahaman dapat dihindari.

Memiliki hubungan yang baik juga dapat menjadi cara mengelola emosi saat terlibat konflik. Konflik dapat terjadi pada dua pihak yang memiliki hubungan yang dekat. Dua orang yang sedang berkonflik tapi memiliki hubungan baik cenderung dapat menyelesaikan permasalahannya dengan damai.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya