Profil PT Djarum, Sejarah, Profil Pendiri, Produk, dan Kontribusi di Masyarakat

PT Djarum merupakan induk dari Djarum Group yang membawahi banyak bisnis.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 04 Des 2022, 16:15 WIB
Diterbitkan 04 Des 2022, 16:15 WIB
Semangat ribuan pekerja PT Djarum melinting, merapikan, dan mengepak jutaan batang rokok. (Fiki/Liputan6.com)
Semangat ribuan pekerja PT Djarum melinting, merapikan, dan mengepak jutaan batang rokok. (Fiki/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta PT Djarum merupakan perusahaan yang memproduksi rokok. Adapun produk yang menjadi andalan PT Djarum adalah rokok dengan merek Djarum Super. PT Djarum merupakan salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia. Tidak hanya itu, produk mereka juga telah merambah ke pasar internasional.

PT Djarum memiliki kantor pusat yang berada di Kudus, Jawa Tengah. PT Djarum merupakan induk dari Djarum Group yang membawahi banyak bisnis. Bisnis tersebut dikelola oleh keluarga Hartono, yang generasi pertamanya adalah Oei Wie Gwan.

Di luar bisnis rokok kretek, Djarum Group juga memiliki unit bisnis lain seperti bank (BCA), elektronika (Polytron), perkebunan (HPI Argo), pusat perbelanjaan (Grand Indonesia), perdagangan elektronik (Blibli), agen perjalanan daring (tiket.com), media komunikasi (Mola), dan sebagainya.

Selain itu masih banyak lagi perusahaan yang berada di bawah PT Djarum. Bahkan perusahaan ini juga memiliki klub sepak bola di Italia, yakni Como 1907. Sekarang, PT Djarum telah menjadi perusahaan konglomerat yang bisnisnya merambah ke berbagai bidang dan telah memiliki 39 anak perusahaan.

Perkembangan PT Djarum sebagai salah satu perusahaan konglomerat di Indonesia, tentu saja telah melalui sejarah yang panjang. Berikut adalah sejarah panjang PT Djarum seperti yang dilansir dari laman resmi Djarum, Minggu (4/12/2022).

Sejarah PT Djarum

PT Djarum didirikan oleh Oei Wie Gwan pada 21 April 1951 di Kudus, Jawa Tengah. Hanya beberapa bulan setelah perusahaan berdiri, Oei Wie Gwan langsung mematenkan merek tersebut. Di masa awal beroperasi PT Djarum hanya dikelola oleh 10 orang. Pada masa itu, produksi rokok kretek oleh Djarum dilakukan dengan alat yang sederhana.

Bahkan sang pendiri PT Djarum, Oei Wie Gwan ikut melinting rokok kretek, ketika sedang tidak melakukan promosi dan tidak memasarkan rokok Djarum di jalanan Kota Kudus. Oei Wie Gwan meninggal pada 1963, kemudian PT Djarum dipimpin oleh kedua anaknya, yakni Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono. PT Djarum terus menjadi perusahaan berkembang dan menjadi salah satu perusahaan rokok kretek terbesar di Indonesia bahkan di seluruh dunia.

Ini karena produk rokok kretek PT DJarum tidak hanya dipasarkan di seluruh Indonesia, namun di seluruh dunia. PT Djarum mulai merambah pasar internasional sejak tahun 1970-an. Sekarang merek Djarum sudah tersedia di lima benua, dan terus berinovasi untuk menciptakan produk terbaik.

Profil Pendiri PT Djarum

Semangat ribuan pekerja PT Djarum melinting, merapikan, dan mengepak jutaan batang rokok. (Fiki/Liputan6.com)
Semangat ribuan pekerja PT Djarum melinting, merapikan, dan mengepak jutaan batang rokok. (Fiki/Liputan6.com)

Oei Wie Gwan adalah pendiri salah satu perusahaan rokok terbesar Indonesia, PT Djarum. Oei Wie Gwan mendirikan Djarum pada tanggal 21 April 1951 di kecamatan Kudus, Jawa Tengah. Ia meninggal pada tahun 1963 dan memiliki dua anak yang sekarang mewarisi usahanya yaitu Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono.

Oei Wie Gwan membangung PT Djarum dengan upaya yang tidak mudah. Sebab pada masa itu, sudah ada banyak perusahaan kretek yang telah lebih dulu berkembang. Apalagi Oei Wie Gwan membangun PT Djarum dengan modal yang sedikit. Maka tidak mengherankan jika dia sering tampak ikut melinting kretek, ketika tidak sedang berkeliling untuk memasarkan hasil produksinya.

Perjalanan Oei Wie Gwan dalam membangun PT Djarum juga mengalami sejumlah kendala. Pada tahun 1963, terjadi kebakaran yang menghancurkan beberapa bagian perusahaan. Setelah kejadian tersebut, kesehatan Oie Wie Gwan tidak menentu hingga meninggal tak lama setelah kejadian kebakaran tersebut.

Produk

Pabrik (Ilustrasi)
Sejumlah pekerja menyelesaikan proses pelintingan rokok di pabrik rokok PT. Djarum, Kudus, Jateng, Selasa (8/4). (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Salah satu produk yang paling terkenal dari PT Djarum adalah sigaret kretek mesin Djarum Super dan sigaret kretek tangan Djarum 76. Kedua produk tersebut sudah cukup lama bertahan di pasar kretek di Indonesia dalam waktu yang lama. Hal itu tidak lepas dari segala inovasi yang telah dilakukan oleh PT Djarum dalam mengembangkan produk kretek yang berkualitas.

Adapun inovasi yang telah dilakukan PT Djarum dalam mengembangkan produk kretek antara lain adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan produk kretek pertama di dunia yang rendah nikotin dan tar.

b. Mengembangkan produk kretek cigarillos pertama di dunia.

c. Mengembangkan kretek dengan kertas cokelat.

d. Mengembangkan produk kretek dengan kertas hitam.

e. Mengembangkan kretek dengan aroma ceri dan vanila.

f. Mengenbangkan satu-satunya di dunia yang disebut racikan cengkih terbaik.

Selain Djarum Super dan Djarum 76, PT Djarum telah menghasilkan lebih dari puluhan produk yang telah dipasarkan di seluruh Indonesia dan dunia. Ada banyak produk dari PT Djarum yang tidak bisa ditemukan di pasar Indonesia, karena sebagian besar menyasar pasar internasional.

Kontribusi PT Djarum untuk Masyarakat

PT Djarum membedah rumah warga tak mampu di rembang menjadi rumah sederhana layak huni. (Istimewa)
PT Djarum membedah rumah warga tak mampu di rembang menjadi rumah sederhana layak huni. (Istimewa)

Setelah berkembang menjadi salah satu perusahaan terbesar di Indonesia, pemimpin PT Djarum, Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono, membangun Djarum Foundation, yang merupakan organisasi nirlaba yang dibangun untuk berkontribusi untuk memajukan masyarakat.

Sebelum diresmikannya Djarum Foundation pada 30 April 1986, Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono sudah rutin melakukan kegiatan sosial sebagai bentuk kepeduliannya terhadap pendidikan, lingkungan, olahraga dan budaya di Indonesia. Aktivitas sosial tersebut awalnya diadakan dengan memberikan bantuan kepada masyarakat di sekitar Kudus pada tahun 1951. Saat ini, Victor Hartono, anak dari Robert Budi Hartono, menjabat sebagai Presiden Direktur Djarum Foundation.

Djarum Foundation ini memiliki lima program utama, yakni Djarum Sumbangsih Sosial, Djarum Beasiswa Bulutangkis, Djarum Trees For Life, Djarum Beasiswa Plus, dan Djarum Apresiasi Budaya.

Djarum Sumbangsih Sosial

Bakti Sosial Djarum Foundation telah dilaksanakan sejak 1951, dilandasi oleh semangat persaudaraan dan gotong royong. Peduli dan memberdayakan masyarakat adalah filosofi dari setiap kegiatan-kegiatan Bakti Sosial Djarum Foundation. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Bakti Sosial Djarum Foundation meliputi berbagai bentuk kegiatan sosial, mitigasi (pencegahan) dan kemanusian.

Djarum Beasiswa Bulutangkis

Lewat bulutangkis sebagai salah satu olahraga kebanggaan bangsa, Bakti Olahraga Djarum Foundation terus berupaya mencetak atlet-atlet berjiwa kompetitif yang mampu bersaing secara sehat.

Djarum Trees For Life

Dimulai di kota Kudus pada tahun 1979, Djarum Trees For Life mulai menanam sebanyak mungkin pohon berbunga, di samping pohon-pohon berdaun rindang untuk meneduhkan kota yang pada saat itu masih gersang. Hingga saat ini Djarum Trees For Life telah berhasil menanam lebih dari 2 juta pohon di pulau Jawa untuk meneduhkan jalan, menyerap gas CO2, sekaligus mempertahankan struktur tanah dan menyerap air hujan.

Djarum Beasiswa Plus

Sejak 1984, Djarum Foundation terus konsisten dalam memberikan kontribusi terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Langkah ini diawali kesadaran bahwa pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan bangsa dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik.

Djarum Apresiasi Budaya

Djarum Foundation melalui program Djarum Apresiasi Budaya mulai mengembangkan bentuk-bentuk kepedulian terhadap hasil budaya bangsa sebagai bukti konsistensi untuk turut serta membangun Negeri Indonesia sejak tahun 1992. Demi mewujudkan Indonesia yang lebih bermartabat, bukan hanya perekonomian yang harus dikuatkan, namun juga kekayaan dan kelestarian budaya bangsa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya