Gus Baha Ungkap Beda Sholat Tahajud Nabi Muhammad dengan Umatnya, Terkait Hak Syafaat di Hari Kiamat

Bagi umat Islam, tahajud menjadi jalan untuk mendapatkan keridhaan Allah, sekaligus sebagai bentuk keteladanan kepada Nabi Muhammad yang tidak pernah meninggalkan ibadah malam ini

oleh Liputan6.com Diperbarui 18 Apr 2025, 01:30 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2025, 01:30 WIB
Gus Baha 4
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (SS TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Sholat tahajud dikenal sebagai ibadah malam yang memiliki banyak keutamaan. Namun, tidak banyak yang memahami bahwa ada perbedaan esensial antara sholat tahajud Nabi Muhammad SAW dengan tahajud umatnya. Hal ini disampaikan secara gamblang oleh ulama ahli tafsir asal Rembang KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau akrab disapa Gus Baha.

Dalam penjelasan Gus Baha, tahajud bagi Nabi Muhammad SAW bukan hanya sekadar ibadah sunah, melainkan kewajiban yang harus dilaksanakan. Hal ini berkaitan erat dengan kedudukan Nabi sebagai satu-satunya yang diberikan hak untuk memberi syafaat kepada umat manusia kelak di hari kiamat.

Gus Baha menjelaskan bahwa para ulama sepakat bahwa tahajud bagi Nabi adalah wajib. Sementara bagi umatnya, tahajud adalah sunah muakkadah, sangat dianjurkan tetapi tidak diwajibkan. Hal ini menunjukkan keistimewaan sekaligus beban yang harus dipikul oleh Nabi Muhammad.

“Karena Nabi ingin sekali punya hak syafaat, maka Allah memberi syarat agar Nabi melaksanakan tahajud,” ujar Gus Baha dalam satu pengajiannya.

Penjelasan itu disampaikan Gus Baha dalam tayangan video yang dinukil dari kanal YouTube @KAMTOCAHANGON, dikutip Kamis (17/04/2025). Dalam video tersebut, Gus Baha memaparkan makna mendalam di balik perintah tahajud yang diberikan kepada Nabi Muhammad.

Menurutnya, dasar dari kewajiban tahajud bagi Nabi bersumber dari Al-Qur’an, tepatnya dalam Surat Al-Isra’ ayat 79. Ayat itu berbunyi: “Waminal-laili fa tahajjad bihī nāfilatal lak(a), 'asā ay yab'asaka rabbuka maqāmam mahmūdā(n).”

Dalam terjemahan bahasa Indonesia, ayat tersebut berarti, “Dan pada sebagian malam, yaitu pada sepertiga malam yang terakhir, bangunlah dan lakukanlah sholat tahajud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”

 

Simak Video Pilihan Ini:

Penjelasan Mendalam Gus Baha

Ilustrasi Sholat. ©2021 Merdeka.com/pexels-michael-burrows
Ilustrasi Sholat. ©2021 Merdeka.com/pexels-michael-burrows... Selengkapnya

Dari ayat tersebut, Gus Baha menekankan bahwa maqam mahmud atau tempat yang terpuji yang dijanjikan oleh Allah hanya diperoleh melalui tahajud yang diwajibkan kepada Nabi Muhammad.

Instruksi Allah kepada Nabi sangat jelas: Muhammad, kalau malam kamu harus tahajud supaya kamu nanti diberi hak syafaat. Inilah bentuk ikhtiar Nabi untuk bisa memberi pertolongan kepada umatnya.

Namun, berbeda dengan Nabi, umat Islam yang menunaikan tahajud tidak otomatis mendapatkan hak syafaat. Mereka hanya berharap disyafaati oleh Nabi melalui amal ibadah yang mereka lakukan.

“Umatnya kalau tahajud belum tentu punya hak syafaat, tapi bisa jadi disyafaati,” terang Gus Baha sambil menegaskan posisi istimewa Nabi sebagai pemberi syafaat.

Menurut Gus Baha, penting dicatat bahwa hak memberi syafaat bukanlah karangan, melainkan sesuatu yang didukung oleh banyak hadis sahih. Baik dalam kitab Shahih Bukhari maupun Shahih Muslim, hak Nabi dalam memberi syafaat disebut secara eksplisit.

Dalam hadits-hadits tersebut dijelaskan bahwa syafaat Nabi akan diberikan kepada umatnya yang bertauhid dan tidak melakukan syirik. Maka, tahajud yang dilakukan Nabi menjadi bagian dari jalan agar syafaat itu kelak dapat diberikan.

Meski umat Islam tidak wajib melaksanakan tahajud, ibadah ini tetap menjadi salah satu amal yang sangat disukai oleh Allah. Dalam banyak hadis, tahajud disebut sebagai ciri khas orang-orang saleh terdahulu.

Momen Mendekat Allah SWT

Ilustrasi sholat tahajud
Ilustrasi sholat tahajud (dok.pexels.com)... Selengkapnya

Gus Baha juga menyinggung bahwa banyak ulama menyebut tahajud sebagai momen di mana seorang hamba bisa benar-benar dekat dengan Tuhannya. Sebab, suasana malam yang tenang menjadikan ibadah lebih khusyuk.

Bagi umat Islam, tahajud menjadi jalan untuk mendapatkan keridhaan Allah, sekaligus sebagai bentuk keteladanan kepada Nabi Muhammad yang tidak pernah meninggalkan ibadah malam ini.

Meski tidak punya kewajiban seperti Nabi, umat bisa meniru semangat dan konsistensi Nabi dalam menjaga tahajud. Hal ini menunjukkan kecintaan kepada Nabi sekaligus sebagai bentuk pengharapan atas syafaat kelak.

Gus Baha berharap umat Islam tidak merasa kecil hati karena tidak wajib tahajud. Justru dengan semangat mengikuti jejak Nabi dalam menjalankan ibadah malam, umat bisa merasakan keberkahan dan ketenangan batin.

Di akhir penjelasannya, Gus Baha menegaskan bahwa rahmat Allah sangat luas. Tahajud hanyalah satu dari sekian banyak jalan mendekatkan diri kepada-Nya. Tapi lewat tahajud, seseorang bisa menghidupkan malam dan meraih cahaya petunjuk.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya