Liputan6.com, Jakarta Salat istikharah adalah sebuah ritual ibadah yang dilakukan oleh umat Muslim sebagai cara untuk memohon petunjuk atau bimbingan dari Allah SWT dalam mengambil keputusan penting. Istikharah berasal dari bahasa Arab yang artinya "meminta bantuan" atau "memohon nasihat". Cara salat istikharah merujuk pada doa dan ibadah khusus yang dilakukan untuk meminta petunjuk dari Allah SWT.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Cara salat istikharah dilakukan ketika seseorang merasa bimbang atau tidak yakin dalam mengambil keputusan, baik itu dalam urusan pribadi maupun urusan yang bersifat penting seperti pekerjaan, pernikahan, atau keputusan lain yang dapat mempengaruhi hidupnya di masa depan.
Dalam salat istikharah, umat Muslim meminta bimbingan dan petunjuk dari Allah SWT untuk memilih keputusan yang terbaik dan paling baik dalam situasi yang ditemui.
Cara salat istikharah biasanya dilakukan pada waktu malam sebelum tidur, tetapi bisa juga dilakukan kapan saja selama waktu yang tepat untuk salat. Selama salat istikharah, umat Muslim membaca doa dan surah tertentu serta melakukan salat dua rakaat. Setelah itu, umat Muslim memohon bimbingan dari Allah SWT dalam memilih keputusan terbaik.
Berikut cara salat istikharah yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (28/2/2023).
Dasar Hukum Cara Salat Istikharah
Cara salat istikharah merupakan salah satu bentuk pengabdian dan kepercayaan kepada Allah SWT, karena dengan melakukannya umat Muslim memohon petunjuk dan bimbingan langsung dari Allah SWT. Dalam Islam, dipercayai bahwa Allah SWT akan memberikan petunjuk yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya yang memohon dengan tulus dan ikhlas. Oleh karena itu, cara salat istikharah dianggap sebagai cara yang efektif untuk memperoleh keputusan yang bijaksana dan terbaik dalam hidup.
Dilansir dari laman muhammadiyah.or.id, tuntunan salat istikharah berasal hadis sahih yang bersumber dari sahabat Jabir bin ‘Abdillah r.a. yang berbunyi,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ
Artinya: Rasulullah SAW mengajari kami shalat istikharah dalam setiap perkara atau urusan yang kami hadapi, sebagaimana Beliau mengajarkan kami suatu surat dari al-Qur’an. Beliau berkata: “Jika salah seorang di antara kalian berniat dalam suatu urusan, maka lakukanlah shalat dua rakaat yang bukan shalat wajib, kemudian berdoalah…[HR. al-Bukhari].
Advertisement
Tata Cara Salat Istikharah
Waktu Pelaksanaan
Shalat istikharah dapat dilakukan kapan saja, baik siang maupun malam hari, asalkan bukan pada 3 waktu yang terlarang untuk melakukan shalat, yakni ketika matahari terbit atau sedang berada di tengah atau sedang terbenam. Namun, apabila jika shalat istikharah tidak bisa diundur atau dibutuhkan saat itu juga, maka sebagian ulama berpandangan bahwa hal itu boleh dikerjakan saat itu juga walaupun pada waktu yang terlarang.
Pelaksanaan Cara Salat Istikharah
Cara salat istikharah dilakukan sebanyak dua rakaat dengan niat sebagai berikut,
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْاِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatal istikhârati rak’ataini lillâhi ta’âlâ.
Artinya, “Aku berniat shalat sunnah istikharah dua rakaat karena Allah ta’ala.”
cara salat istikharah kemudian dilanjutkan dengan melakukan urutan salat sebagaimana tata cara salat yang lain. Diawali dengan membaca surah Al-Fatihah dan dilanjutkan membaca surat pendek.
Sebagian ulama menganjurkan ketika rakaat pertama dan setelah membaca Al-Fatihah hendaklah seseorang membaca surat Al-Kafirun, dan di rakaat kedua membaca surat Al-Ikhlas. Namun, tidak ditemukan landasannya hadis maupun dalil Al-Qurantentang anjuran ini, sehingga ia tidak bisa dijadikan patokan.
Perbedaan salat istikharah dengan shalat pada lain adalah pada bacaan doa setelah selesai salat. Berikut doa setelah salat istikharah.
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِك وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ*) خَيْرٌ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى فَاقْدُرْهُ لِى وَيَسِّرْهُ لِى ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ*) شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى فَاصْرِفْهُ عَنِّى وَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِى الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِى
“Allahumma inni astakhii-ruka bi ‘ilmika, wa astaq-diruka bi qud-ratika, wa as-aluka min fadh-likal adziim, fa in-naka taq-diru wa laa aq-diru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma in kunta ta’lamu anna hadzal amra*) khairan lii fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii faq-dur-hu lii, wa yas-sirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Wa in kunta ta’lamu anna hadzal amra*) syarrun lii fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii, fash-rifhu ‘annii was-rifnii ‘anhu, waqdur lial khaira haitsu kaana tsumma ardhi-nii bih”
Artinya: Ya Allah, aku memohon petunjuk kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu. Aku memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu. Ya Allah, seandainya Engkau tahu bahwa masalah ini *) baik untukku dalam agamaku, kehidupanku dan jalan hidupku, jadikanlah untukku dan mudahkanlah bagiku dan berkahilah aku di dalam masalah ini. Namun jika Engkau tahu bahwa masalah ini *) buruk untukku, agamaku dan jalan hidupkku, jauhkan aku darinya dan jauhkan masalah itu dariku. Tetapkanlah bagiku kebaikan di mana pun kebaikan itu berada, dan ridhailah aku dengan kebaikan.
Kemudian sebutkan urusan yang sedang dihadapi.