Pengikut Dajjal di Hari Kiamat, Ini Kelompok Ahli Ibadah yang Dibenci Nabi Muhammad

Ada tujuh golongan pengikut Dajjal, yakni orang Yahudi, pelaku bid'ah, sebagian wanita, setan, pengikut hawa nafsu, dan kelompok khawarij.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 01 Mar 2023, 19:45 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2023, 19:45 WIB
Ilustrasi Kiamat (Image by liuzishan on Freepik)
Ilustrasi Kiamat (Image by liuzishan on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Di antara tanda-tanda kiamat adalah munculnya sosok fitnah terbesar di akhir zaman, yakni Dajjal. Dajjal bukanlah sosok yang sembarangan. Bahkan dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda,

"Dajjal akan mempunyai kekuasaan atas langit dan bumi, dan akan menawarkan surga dan neraka kepada orang-orang."

Hadits tersebut menunjukkan bahwa sosok Dajjal merupakan sosok yang luar biasa, yang dapat menguasai langit dan bumi. Maka tidak mengherankan, jika pada saat kemunculannya, Dajjal akan mengaku sebagai Tuhan. Dia berusaha menghasut orang-orang untuk mengikuti keinginannya.

Dajjal muncul setelah dunia mengalami kemarau panjang yang menyebabkan sulitnya untuk memenuhi kebutuhan. Pada saat kedatangannya, Dajjal akan menurunkan hujan, membuat tanah menjadi subur, bahkan menghidupkan orang mati. Atas kemampuannya tersebut, banyak orang yang menjadi pengikut Dajjal. Orang-orang yang menjadi pengikut Dajjal pada masa itu akan mendapatkan kenikmatan layaknya surga.

Sebaliknya, orang-orang yang menentang Dajjal akan disiksa bahkan dibunuh. Namun kenikmatan atau surga yang diperoleh para pengikut Dajjal sebenarnya adalah neraka bagi Allah dan orang-orang yang beriman. Sebaliknya, siksaan pedih atau neraka bagi Dajjal, sebenarnya adalah surga bagi orang-orang beriman. Berikut adalah penjelasan mengenai pengikut Dajjal, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (1/3/2023)

Pengikut Dajjal

Dajjal memiliki banyak sekali angkut dari berbagai macam golongan. Hal ini didasarkan para hadits yang diriwayatkan Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, " Dajjal akan diikuti oleh tujuh puluh ribu orang Yahudi dari Ashbahan (sekarang masuk wilayah Iran) yang memakai baju tebal berjahit." (HR. Muslim).

Hadits tersebut menunjukkan betapa besarnya jumlah pengikut Dajjal. Jika di Ashbahan saja Dajjal memiliki 70.000, maka ada kemungkinan bahwa pengikut Dajjal lebih dari itu, karena masih ada kemungkinan ada pengikut di wilayah lain.

Menurut kitab “al-Mausū’ah fī al-Fitan wa al-Malāhim wa Asyrāti as-Sā’ah”, ada tujuh golongan pengikut Dajjal, yakni orang Yahudi, pelaku bid'ah, sebagian wanita, setan, pengikut hawa nafsu, dan kelompok khawarij.

Jika dibandingkan golongan lainnya, kelompok khawarij ini memiliki bisa dibilang cukup janggal untuk menjadi pengikut Dajjal. Sebab, kelompok khawarij merupakan orang-orang yang ahli ibadah. Mereka menjalankan shalat dengan baik, bahkan banyak di antaranya yang sangat fasih membaca Al-Qur'an.

Lalu siapa itu kelompok khawarij? Berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum dari berbagai sumber.

Kelompok Khawarij

Ilustrasi hari kiamat
Ilustrasi hari kiamat. (Photo created by liuzishan on www.freepik.com)

Secara etimologi, khawarij merupakan istilah yang berasal dari kata bahasa Arab yakni kharaja, yang berarti keluar, muncul, timbul atau memberontak. berdasarkan arti secara etimologi itulah, dapat dipahami bahwa khawarij adalah kelompok muslim yang ingin keluar dari kesatuan Islam.

Kelompok khawarij muncul setelah peristiwa tahkim, yakni upaya resolusi konflik atas peperangan antara pihak Ali bin Abi Thalib dengan pihak Bani Mu'awiyah. Perang tersebut pecah akibat Bani Mu'awiyah yang menolak mengakui kekhalifahan Ali bin Abi Thalib.

Dalam peperangan tersebut, pihak Ali bin Abi Thalib hampir mencapai kemenangannya, setelah dapat mendesak tentara Mu'awiyah. Namun, panglima tertinggi pasukan Muawiyah kemudian memerintahkan pasukannya mengangkattinggi-tinggi mushaf al-Quran tinggi-tinggi di ujung tombak mereka sambil berkata, "al-Quran yang akan menjadi hakim di antara kita."

Kemudian Ali mendapat desakan dari pimpinan-pimpinan pasukannya agar mau menerima ajakan tersebut. Namun keputusan tersebut ditolak oleh sebagian pengikut Ali bin Abi Thalib, yang tidak mau berhenti berperang sebelum menang. Kelompok ini menganggap bahwa dengan menerima ajakan Mu'awiyah untuk tahkim, artinya Ali bin Abi Thalib lebih percaya pada putusan musuh dan mengenyampingkan putusan Allah.

Kemunculan Kelompok Khawarij Telah Digambarkan Nabi Muhammad SAW

Ilustrasi kiamat
Ilustrasi kiamat (manataka.org)

Jadi, setelah Ali bin Abi Thalib menerima prinsip arbitrase, sebagian pengikutnya keluar, dan menamakan diri mereka dengan sebutan khawarij. Seperti dikutip dari artikel berjudul "Khawarij: Sejarah dan Perkembangannya" (El-Afkar Vol. 7 Nomor II, Juli-Desember 2018), khawarij merupakan sekte atau kelompok sempalan pertama dalam Islam.

Istilah khawarij memang baru muncul usai peristiwa tahkim antara pihak Ali bin Abi thalib dengan Mu'awiyah. Namun jauh sebelum itu, Nabi Muhammad SAW telah menggambarkan kemunculan kelompok semacam itu di tengah-tengah umatnya.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Sa'id al-Khudri, Rasulullah bersabda,

"Akan memisahkan diri satu kelompok (Khawarij) ketika kaum muslimin berpecah belah. Kelompok itu akan diperangi oleh salah satu golongan dari dua golongan yang lebih dekat dengan kebenaran." (HR. Muslim).

Ciri-Ciri Kelompok Khawarij

[Bintang] Fenomena Terompet Sangkakala & Ramalan-Ramalan Gagal Soal Kiamat
Fenomena Terompet Sangkakala & Ramalan-Ramalan Gagal Soal Kiamat | via: tribunnews.com

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa kelompok khawarij akan menjadi salah satu golongan yang akan menjadi pengikut Dajjal di hari kiamat kelak. Padahal kelompok ini disebut-sebut merupakan kelompok yang sangat ahli dalam beribadah.

Hal itu tentu menimbulkan pertanyaan serius. Sebenarnya, apa yang menjadi ciri-ciri kelompok khawarij ini akan menjelaskan alasan mengapa kelompok ini menjadi salah satu dari golongan pengikut Dajjal. Adapun ciri-ciri kelompok khawarij antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mudah mengkafirkan orang yang tidak segolongan dengan mereka, walaupun orang tersebut adalah penganut agama Islam.

“Ibnu Umar menganggap mereka adalah makhluk Allah yang buruk. Ia berkata: Para Khawarij mengambil ayat-ayat yang turun mencela orang kafir, lalu mereka terapkan itu pada kaum mukminin.” (HR. Bukhari)

2. Mereka menganggap bahwa Islam yang benar adalah Islam yang mereka pahami dan amalkan. Islam sebagaimana yang dipahami dan diamalkan golongan Islam lain tidak benar. Sebagai contoh, ketika menolak hasil arbitrase, mereka menyalahkan kedua kubu sebab mengangkat manusia sebagai hakim, bukan menjadikan Al-Qur’an sebagai hakim. Padahal perintah arbitrase (mengangkat hakam) juga ada dalam Al-Qur’an.

3. Kelompok khawarij biasanya merasa paling benar. Bahkan mereka menganggap orang-orang di luar kelompoknya adalah muslim yang tersesat dan telah menjadi kafir. Oleh karena itu perlu dibawa kembali ke Islam yang sebenarnya, yaitu Islam seperti yang mereka pahami dan amalkan. Hal itu membuat mereka gemar menguji keimanan orang lain dengan beberapa pertanyaan. Imam Ibnu Sirin berkata:

“Pertanyaan seseorang pada saudaranya “Apakah kamu seorang mukmin?” adalah ujian yang bid’ah seperti halnya para Khawarij yang gemar memberikan ujian”. (al-Lalika’i, Syarh Ushûl I’tiqâd Ahli as-Sunnah, V, 1060)

4. Karena pemerintahan dan ulama yang tidak sepaham dengan mereka adalah sesat, maka mereka memilih imam dari golongan mereka sendiri. Imam dalam arti pemuka agama dan pemimpin pemerintahan. Bahkan mereka tidak ragu-ragu untuk melakukan pemberontakan ketika berbeda pendapat dan pandangan dengan pemerintah.

5. Mereka bersikap fanatik dalam paham dan tidak segan-segan menggunakan kekerasan dan pembunuhan untuk mencapai tujuan mereka.

6. Menariknya lagi, kelompok khawarij adalah orang-orang yang sangat tekun beribadah. Mereka beribadah lebih banyak dari orang lain, sampai menimbulkan bekas yang menonjol pada fisik mereka. Abdullah bin Abbas menceritakan kondisi mereka ketika ia menemuinya sebagai berikut:

“Maka aku memasuki suatu kaum yang belum pernah aku lihat hebatnya mereka dalam beribadah. Dahi mereka menghitam karena sujud. Tangan-tangan mereka kasar seperti lutut onta. Mereka memakai gamis yang murah dan kumal. Wajah mereka pucat karena begadang ibadah di waktu malam.” (Ibnul Jauzi, TalbîsIblîs, 83)

Sayangnya, ketekunan mereka dalam beribadah tidak diimbangin dengan pemahaman yang mendalam dan menyeluruh terhadap ajaran Islam, sehingga mereka merasa lebih baik daripada orang lain yang bahkan mempelajari Islam lebih mendalam dan menyeluruh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya