Mengenal Apa Arti Kata Naif, Sifat yang Kerap Disepelekan Orang Lain

Mengenal arti kata sifat naif yang sebenarnya.

oleh Nisa Mutia Sari diperbarui 20 Mei 2023, 23:40 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2023, 23:40 WIB
Apa Arti Kata Naif
Apa Arti Kata Naif (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar orang menggunakan kata naif untuk merujuk pada hal-hal yang polos. Ya, pada beberapa media daring menjelaskan bahwa apa arti kata naif adalah lebih merujuk pada kata sifat. Naif merupakan sifat polos, lugu, atau kekanak-kanakan.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), apa arti kata naif adalah tidak banyak tingkah, sangat bershaja, lugu, sederhana, celaka, bodoh, dan tidak masuk akal.

Jika disimpulkan dalam garis besar, maka apa arti kata naif adalah mereka yang lugu, polos, hanya melihat hidup berwarna putih saja, lurus tanpa kelokan, semua orang dinilai baik, dan lain sebagainya.

Kata naif bisa menjadi sifat yang positif dan negatif. Berikut ini Liputan6.com, Jumat (20/9/2019) telah merangkum dari berbagai sumber membahas seputar apa arti kata naif secara lebih jauh lagi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mengenal tentang Sifat Naif

Apa Arti Kata Naif
Apa Arti Kata Naif (Sumber foto: unsplash.com/Brooke Cagle)

Naif merupakan kata sifat yang diletakkan pada diri seseorang. Ya, sebagian orang menggunakan kata naif untuk metujuk pada hal-hal yang polos. Namun, dalam kamus, apa arti kata naif sebenarnya termasuk ke dalam kategori hominim. Apa arti kata naif itu sendiri adalah yang memiliki dua makna berbeda, tetapi pengucapannya sama.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), apa arti kata naif yaitu sangat bersahaja, lugu, tidak banyak tingkah, sederhana. Arti lainnya adalah bodoh, celaka, dan tidak masuk akal.

Seseorang akan dianggap naif apabila dirinya terlalu menaruh kepercayaan secara berlebihan atau belum terlalu banyak mengecap asam garam kehidupan. Orang dengan sifat naif sering kali begitu percaya kepada orang-orang di sekitarnya dan kerap kali ingin memanfaatkan kepolosan alami dari orang naif ini.

Hal ini membuat orang dengan sifat naif menjadi begitu mudah ditipu atau disakiti. Akan tetapi, jangan selalu menganggap kenaifan sebagai sesuatu yang buruk. Kenaifan dapat membantu kamu menjadi lebih optimis. Namun demikian, jika tidak ingin menjadi orang yang terlalu naif, kamu harus bisa membuka diri untuk menerima pengalaman baru, alih-alih untuk berusaha meninggalkannya.


Cara Mengurangi Sifat Naif dalam Situasi Sosial Tertentu

Apa Arti Kata Naif
Apa Arti Kata Naif (Sumber foto: unsplash.com/Jamakassi)

Miliki Pandangan yang Luas

Apabila kamu tak ingin dianggap remeh oleh orang lain karena memiliki sifat naif ini, maka dari itu kamu perlu membuka mata untuk memandang lebih luas. Terkadang, orang dianggap naif karena terlalu memiliki pandangan yang sempit terhadap dunia atau hanya memiliki pengalaman hidup terbatas. 

Pergi ke luar dan berinteraksi dengan orang yang menjalani kehidupan berbeda dapat menjadi pengalaman belajar yang membantu kamu memahami dunia dengan nuansa lebih besar.

Coba Pengalaman Baru

Sebagian orang memiliki sikap naif karena mereka dibesarkan dalam lingkungan yang sangat protektif. Mungkin orang tua tidak mengizinkan kamu pergi ke suatu acara atau pergi bersama teman sebaya sehingga kamu melewatkan pengalaman tertentu.

Keluar dari Zona Nyaman

Kalau selama ini kamu mengerjakan sesuatu dengan cara yang sama, maka akan lebih mendapat tantangan jika kamu mencoba mengerjakannya dengan cara lain. Dengan begitu, kamu tidak akan pernah mengetahui seberapa dalam bakat kamu atau seberapa besar kemampuanmu jika tidak berusaha keluar dari kotak yang selama ini kamu tempati.

Berpergian Sendiri Lebih Sering

Pergi ke sebuah kota di provinsi lain atau melanglang buana, mengunjungi tempat-tempat baru membuat dunia seolah lebih kecil. Kamu akan keluar dari bawah “tempurung” dan menjadi lebih berpengalaman dengan bepergian.


Kerugian Menjadi Orang yang Naif

Apa Arti Kata Naif
Apa Arti Kata Naif

Mudah Disepelekan Orang-orang

Memiliki sifat yang baik bukan berarti kamu punya kepribadian yang lemah. Orang baik bisa saja tetap bersikap tegas dan berpendirian yang teguh. Ya, orang yang memiliki sikap tegas dan menjadi dirinya sendiri cenderung akan lebih dihargai.

Pada orang naif yang terlalu polos biasanya tidak pernah menolak permintaan orang lain, tidak bisa marah untuk mengekspresikan dirinya, selalu mengalah demi orang lain, dan selalu mementingkan kebutuhan orang lain daripada diri sendiri.

Buat kamu yang memiliki beberapa karakteristik tersebut, tak jarang dianggap lemah oleh orang lain. Hal ini membuka kesempatan bagi orang lain untuk menyepelekan dan memanfaatkan kebaikan kamu demi keuntungan pribadinya. Pasalnya, orang lain akan lebih mudah untuk menebak reaksi kamu jika diminta pertolongan atau ketika meminta sesuatu dari kamu.

Dianggap sebagai Pribadi yang Membosankan

Orang yang naif identik dengan kebaikan hatinya. Tentu, dengan sifat ini akan ada saja yang ingin berteman dengan kamu. Namun, pada beberapa waktu, orang naif yang terlalu polos kerap hanya menerima dan pasrah. Hal ini membuat orang lain memandang kamu sebelah mata. Kamu akan dinilai sebagai pribadi yang sangat membosankan dan mudah ditebak.

Mudah Kecewa

Kebiasaan memendam emosi karena sering dikecewakan oleh sikap orang lain dapat menjadi boomerang buat kamu. Tidak jarang juga kamu akan disebut sebagai korban perasaan. Apabila terjadi terlalu lama, lelah karena terus dikecewakan bisa membuat perasaan dan metal kamu menjadi tidak stabil dan bisa membuat kamu menjadi depresi.

Tidak Bisa Menjadi Diri Sendiri

Ketika kamu merasa kesulitan untuk mengekspresikan diri sendiri, ini sama saja kamu tidak menjadi diri kamu sendiri. Emosi yang dipendam secara terus menerus akan memicu depresi.

Di sisi lain, sikap yang terlalu naif dan polos bisa disebabkan oleh kepercayaan diri yang rendah. Hal ini menyebabkan seseorang mudah untuk melakukan apa saja untuk orang lain demi mendapatkan persetujuan dan kenyamanan. Padahal, ini bukan merupakan suatu cara yang baik untuk mendapatkan pengakuan lingkungan sekitar atas eksistensi diri kamu.  

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya