Liputan6.com, Jakarta Kelumpuhan menjadi penyakit yang sering menghantui banyak orang. Pasalnya, penyakit lumpuh sering datang tiba-tiba, dan proses penyembuhannya membutuhkan waktu yang terbilang lama. Sering kali kelumpuhan menghantarkan orang sampai meninggal dunia. Kendati demikian, tak sedikit pasien lumpuh yang penuh kesabaran mencari kesembuhan.
Seperti kisah seorang pria bernama Gert-Jan Oskam yang mengalami kelumpuhan selama 12 tahun. Baru-baru ini ia mendapat keajaiban bisa berjalan kembali setelah belasan tahun lumpuh. Menariknya, tak hanya bantuan medis, Gert-Jan yang seorang insinyur ini bisa berjalan karena teknologi implan perangkat elektronik dan kecerdasan buatan (AI).
"Untuk pertama kalinya setelah lebih dari sepuluh tahun, saya bisa berdiri dan minum bir dengan beberapa teman saya, jadi itu cukup keren." kata Gert-Jan Oskam.
Advertisement
Pria 40 tahun itu diberitahu bahwa dia tidak akan pernah bisa berjalan lagi setelah lehernya patah dalam kecelakaan lalu lintas saat naik sepeda di China pada tahun 2011. Kecanggihan teknologi menjadi sorotan dunia medis untuk menyembuhkan orang lumpuh. Berikut selengkapnya Liputan6.com merangkum kisahnya melansir dari The Sun, Kamis (25/5/2023).
Pakai Teknologi Komputer, Implan Otak dan Sumsum Tulang Belakang
Keberhasilan Gert-Jan Oskam bangkit dari kelumpuhan ini tak lepas dari para peneliti dan oleh ahli saraf di Institut Teknologi Federal Swiss di Lausanne. Secara umum Gert-Jan menjalani operasi dua kali untuk menanamkan elektroda di otak dan sumsum tulang belakang. Implan inilah yang menjadi “jembatan digital” untuk merangsang syaraf.
Implan pertama ditempatkan di atas bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol gerakan kaki. Implan otak ini dapat menentukan sinyal listrik yang dihasilkan saat kita berpikir untuk berjalan. Implan lainnya ditempatkan di bagian sumsum tulang belakang yang mengontrol kaki.
“Untuk pertama kalinya jembatan digital ini melewati cedera, memulihkan komunikasi antara dua wilayah sistem saraf pusat yang terputus. Kami mengamati perbaikan tulang belakang secara digital,” kata Profesor Gregoire Courtine.
Jembatan digital berupa 16 elektroda yang merangsang saraf ketika dia berpikir untuk bergerak, memungkinkan kakinya bergerak secara real time.
Advertisement
Sembuh dari Lumpuh Berkat Bantuan AI
Sebagaimana komputer sederhana, usai perangkat elektronik berupa elektroda ditanam, butuh adanya software. Ada perangkat tambahan berupa headset dan ransel terkomputerisas. Teknologi ini menggunakan kecerdasan buatan untuk mengubah pemikiran gerakan menjadi tindakan.
Uniknya, keselarasan ini membangun hubungan langsung antara otak dan area sumsum tulang belakang yang terlibat dalam berjalan. Gert-Jan mengatakan bahwa setelah pelatihan intensif, dia sekarang dapat berjalan setidaknya 100 meter dengan alat bantu jalan atau kruk pada hari yang baik.
"Apa yang dapat kami lakukan adalah membangun kembali komunikasi antara otak dan daerah sumsum tulang belakang yang mengontrol gerakan kaki dengan jembatan digital,” kata Profesor Jocelyne Bloch, seorang ahli bedah saraf di Rumah Sakit Universitas Lausanne dan salah satu pemimpin proyek tersebut.
Keberhasilan Gert-Jan Oskam mendapatkan kembali kendali atas pergerakan kakinya memungkinkannya untuk berdiri, berjalan, dan bahkan menaiki tangga. Diharapkan, teknologi in dapat digunakan untuk memulihkan fungsi lengan dan tangan di masa depan juga.