Liputan6.com, Jakarta Majas adalah salah satu alat retorika atau gaya bahasa, yang digunakan untuk memperkaya dan mempercantik penggunaan bahasa dalam tulisan atau percakapan. Contoh majas digunakan untuk menciptakan efek yang khusus, seperti menarik perhatian, memberikan kesan yang kuat, atau membangun gambaran yang lebih hidup.
Baca Juga
Advertisement
Contoh majas sering digunakan dalam sastra, puisi, prosa, pidato, dan komunikasi sehari-hari. Hal ini karena penggunaan majas dapat memberikan nuansa artistik pada tulisan atau percakapan, serta memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Majas sering kali melibatkan penggunaan perbandingan, pemindahan makna, atau penggunaan kata-kata yang berlebihan.
Penggunaan majas secara efektif, dapat memberikan kekuatan ekspresif pada bahasa dan menarik perhatian pembaca atau pendengar. Namun, penting untuk menggunakan majas dengan tepat agar tidak menimbulkan kebingungan atau kesalahpahaman. Berikut ini contoh majas berdasarkan jenis-jenis yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (30/5/2023).Â
1. Simile (Perbandingan)
- "Dia kuat seperti singa." Perbandingan ini menggambarkan kekuatan seseorang dengan kekuatan seekor singa.
- "Dia ringan seperti bulu." Perbandingan ini menunjukkan kesan bahwa seseorang sangat ringan, seperti bulu.
- "Cinta mereka seperti api yang membara." Perbandingan ini menggambarkan intensitas dan kehangatan cinta dengan api yang membara.
- "Matahari terbit seperti bola api yang menyinari langit." Perbandingan ini menyamakan terbitnya matahari dengan bola api yang menerangi langit.
- "Mata dia indah seperti permata biru." Perbandingan ini menggambarkan keindahan mata seseorang dengan permata biru yang indah.
- "Suaranya lembut seperti sutera." Perbandingan ini menyamakan kelembutan suara seseorang dengan kelembutan sutera.
- "Hidungnya tajam seperti parang." Perbandingan ini menggambarkan kepekatan hidung seseorang dengan ketajaman parang.
- "Senyumnya seperti pelangi yang muncul setelah hujan." Perbandingan ini menggambarkan keindahan senyuman dengan keindahan pelangi setelah hujan.
2. Metafora (Pemindahan makna)
- "Hatinya adalah kebun yang subur, dipenuhi dengan bunga-bunga cinta." Metafora ini menggambarkan hati seseorang sebagai kebun yang subur dan penuh dengan bunga-bunga cinta, menunjukkan kekayaan dan keindahan perasaan cinta di dalamnya.
- "Cahayanya adalah pelangi yang menerangi kegelapan dalam hidupku." Metafora ini menggambarkan seseorang atau sesuatu sebagai cahaya pelangi, yang memberikan harapan dan kecerahan di tengah kegelapan hidup.
- "Dia adalah singa dalam perlombaan, tak terkalahkan dan kuat." Metafora ini menggambarkan seseorang sebagai singa yang memiliki kekuatan, keberanian, dan ketangguhan dalam menghadapi perlombaan atau tantangan.
- "Bisnisnya adalah lautan yang luas, ia harus mengarungi gelombang yang tinggi." Metafora ini menggambarkan dunia bisnis sebagai lautan yang luas, dengan berbagai tantangan dan kesulitan yang harus dihadapi untuk meraih kesuksesan.
- "Waktunya adalah pedang yang tak kenal ampun, ia harus digunakan dengan bijak." Metafora ini menggambarkan waktu sebagai pedang yang tak kenal ampun, menekankan pentingnya memanfaatkan waktu dengan bijak dan efektif.
Advertisement
3. Personifikasi
- "Matahari tersenyum di ufuk timur, menyambut hari baru dengan hangat." Personifikasi ini memberikan sifat manusia "tersenyum" pada matahari, menciptakan gambaran visual bahwa matahari menyambut hari baru dengan keceriaan.
- "Angin berbisik di telinga, membawa kabar tentang musim semi yang akan datang." Dalam contoh ini, angin diberikan sifat manusia "berbisik" dan "membawa kabar," menggambarkan kelembutan dan harapan yang terkandung dalam musim semi.
- "Bunga-bunga taman melambaikan tangannya, menyambut datangnya pengunjung." Personifikasi ini memberikan kemampuan "melambaikan tangan" pada bunga-bunga taman, menciptakan kesan bahwa bunga-bunga tersebut menyambut pengunjung dengan antusias.
- "Pohon-pohon di hutan saling berbisik dan berbagi cerita." Dalam contoh ini, pohon-pohon diberikan kemampuan "berbisik" dan "berbagi cerita," memberikan kesan bahwa ada interaksi dan komunikasi di antara mereka.
- "Ombak laut menyapa pantai dengan kegembiraan, mencium pasir yang lembut." Personifikasi ini memberikan aksi "menyapa" dan "mencium" pada ombak laut, menciptakan gambaran bahwa ombak laut memiliki emosi dan interaksi dengan pantai.
- "Gelap malam menghampiri, membawa keheningan yang menenangkan." Dalam contoh ini, gelap malam diberikan kemampuan "menghampiri" dan "membawa," memberikan kesan bahwa malam memiliki kekuatan untuk membawa suasana tenang.
4. Hiperbola (Penggunaan pernyataan berlebihan)
- "Sakit kepala ini seakan-akan dunia ini runtuh di atas pundakku." Dalam contoh ini, hiperbola digunakan untuk menggambarkan rasa sakit kepala yang sangat parah, dengan pernyataan yang berlebihan bahwa dunia ini runtuh di atas pundak.
- "Aku menunggu selamanya untuknya." Hiperbola digunakan di sini untuk mengekspresikan waktu yang sangat lama dengan pernyataan yang berlebihan bahwa seseorang menunggu selamanya.
- "Kesalahannya sangat besar, dia telah mengkhianati rakyatnya!" Dalam contoh ini, hiperbola digunakan untuk membesar-besarkan kesalahan seseorang, dengan pernyataan bahwa dia telah mengkhianati seluruh rakyat.
- "Kau berlari secepat kilat!" Hiperbola digunakan untuk menggambarkan kecepatan lari seseorang, dengan pernyataan yang berlebihan bahwa dia berlari secepat kilat, yang merupakan objek yang sangat cepat.
- "Ia memiliki otak yang sebesar gunung." Dalam contoh ini, hiperbola digunakan untuk menggambarkan kecerdasan seseorang dengan pernyataan yang berlebihan, bahwa otaknya sebesar gunung.
- "Dia makan sebanyak gajah!" Hiperbola digunakan di sini untuk memperbesar jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang dengan pernyataan yang berlebihan bahwa dia makan sebanyak gajah.
5. Metonimi
- "Saya sedang membaca Shakespeare." Dalam contoh ini, Shakespeare digunakan sebagai metonimi untuk karya-karya sastra yang ditulis oleh Shakespeare. Sebenarnya, yang sedang dibaca adalah karya-karya sastra bukan Shakespeare secara fisik.
- "Setiap kepala di rapat tersebut setuju dengan proposal itu." Dalam contoh ini, kepala digunakan sebagai metonimi untuk orang-orang yang memiliki kekuasaan atau otoritas dalam rapat tersebut. Sebenarnya, yang setuju adalah orang-orang, bukan kepala secara harfiah.
- "Indonesia memenangkan pertandingan sepak bola melawan Malaysia." Dalam contoh ini, Indonesia dan Malaysia digunakan sebagai metonimi untuk tim sepak bola dari masing-masing negara. Sebenarnya, yang memenangkan pertandingan adalah tim sepak bola, bukan negara secara keseluruhan.
- "Penulis terkenal ini telah menjual satu juta kopi bukunya." Dalam contoh ini, kopi buku digunakan sebagai metonimi untuk salinan atau eksemplar buku yang telah dijual. Sebenarnya, yang dijual adalah buku, bukan kopi secara harfiah.
- "Mobil tua itu melewati saya dengan cepat." Dalam contoh ini, mobil tua digunakan sebagai metonimi untuk pengemudi atau pemilik mobil tersebut. Sebenarnya, yang melewati adalah pengemudi atau pemilik mobil, bukan mobil secara harfiah.
6. Alegori (Penggunaan kisah yang menggambarkan nilai tertentu)
- "Hutan yang gelap melambangkan dunia yang penuh dengan kejahatan dan kesulitan." Dalam contoh ini, hutan yang gelap digunakan sebagai alegori untuk dunia yang penuh dengan kejahatan dan kesulitan, menciptakan gambaran secara simbolis.
- "Seekor burung yang terkurung dalam sangkar melambangkan seseorang yang merasa terkekang dalam situasi atau hubungan yang tidak bebas." Dalam contoh ini, burung yang terkurung dalam sangkar digunakan sebagai alegori, untuk seseorang yang merasa terbatas atau terkekang dalam situasi yang tidak menguntungkan.
- "Perjalanan seorang petualang ke dalam gua gelap melambangkan perjuangan manusia dalam menghadapi rasa takut dan ketidakpastian." Dalam contoh ini, perjalanan petualang ke dalam gua gelap digunakan sebagai alegori untuk perjuangan manusia, dalam menghadapi rasa takut dan ketidakpastian dalam hidup.
- "Bunga yang mekar di tengah gurun melambangkan harapan dan keindahan yang dapat ditemukan bahkan di tempat yang paling tidak mungkin." Dalam contoh ini, bunga yang mekar di tengah gurun digunakan sebagai alegori, untuk harapan dan keindahan yang dapat ditemukan di tengah kesulitan dan keputusasaan.
Advertisement
7. Ironi
- "Kamu benar-benar pintar, seperti Einstein!" Ironi terjadi ketika seseorang mengatakan bahwa seseorang sangat pintar seperti Einstein, padahal mereka sebenarnya tidak memiliki kecerdasan yang sebanding dengan tokoh ilmuwan tersebut.
- "Sangat menyenangkan berkendara di tengah kemacetan lalu lintas." Ironi terjadi ketika seseorang mengatakan bahwa mengalami kepuasan atau kesenangan saat berkendara di tengah kemacetan, padahal situasi kemacetan biasanya menimbulkan ketidaknyamanan dan kejengkelan.
- "Saya sangat senang menerima tagihan listrik yang tinggi setiap bulan." Ironi terjadi ketika seseorang menyatakan kegembiraan dalam menerima tagihan listrik yang mahal, padahal biasanya orang tidak senang saat harus membayar tagihan yang tinggi.
- "Kau benar-benar beruntung mendapatkan tiket pesawat yang terlambat dan penerbangan yang dibatalkan." Ironi terjadi ketika seseorang menyatakan bahwa orang lain beruntung mendapatkan pengalaman yang tidak menyenangkan, seperti tiket pesawat yang terlambat dan penerbangan yang dibatalkan.
- "Kamu sangat berbakat dalam menyebabkan keributan." Ironi terjadi ketika seseorang mengatakan bahwa seseorang sangat berbakat dalam menciptakan kekacauan atau konflik, yang sebenarnya bukan hal yang diinginkan atau diapresiasi.
8. Pleonasme (Penggunaan kata-kata yang berlebihan)
- "Naik ke atas." Kata "ke atas" merupakan pleonasme karena kata "naik" sudah mengandung makna bergerak ke arah yang lebih tinggi.
- "Berjalan kaki tanpa alas kaki." Kata "tanpa alas kaki" merupakan pleonasme karena kata "berjalan kaki" sudah mencakup tidak menggunakan alas kaki.
- "Berkumpul bersama-sama." Kata "bersama-sama" merupakan pleonasme karena kata "berkumpul" sudah mengandung makna menjadi bersama.
- "Kembali lagi." Kata "kembali lagi" merupakan pleonasme karena kata "kembali" sudah mencakup makna kembali ke tempat semula.
- "Menggali lubang yang dalam." Kata "yang dalam" merupakan pleonasme karena kata "menggali" sudah mencakup makna membuat lubang yang lebih dalam.
- "Bicara dengan suara nyaring." Kata "dengan suara nyaring" merupakan pleonasme karena kata "bicara" sudah mencakup makna mengeluarkan suara.
- "Tulis dengan pena tinta." Kata "dengan pena tinta" merupakan pleonasme karena kata "tulis" sudah mencakup makna menggunakan pena untuk menulis.
- "Pengunjung yang datang ke sini." Kata "yang datang" merupakan pleonasme karena kata "pengunjung" sudah mencakup makna orang yang datang.