Liputan6.com, Jakarta Penyakit angin duduk atau dengan kata lain Angina Pektoris ini adalah kondisi dengan gejala nyeri di bagian dada yang diakibatkan kurangnya asupan oksigen dan darah yang akan menuju ke jantung. Nyeri dada akibat angin duduk sering kali mirip dengan nyeri dada akibat penyakit lainnya.
Biasanya orang yang mengalami penyakit ini akan merasakan nyeri di bagian dada secara tiba-tiba. Bahkan bisa saja terjadi pada mereka yang sedang duduk santai, istirahat, ataupun mereka yang sedang bepergian. Angin duduk dapat ditangani dengan pengobatan dari dokter serta dengan menjalani gaya hidup sehat.Â
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Penyakit ini belum tentu dapat disembuhkan dengan cukup istirahat saja ataupun dengan minum obat. Jika Anda sering mengalami kondisi dengan jangka waktu yang cukup sering, maka sebaiknya segera lakukan tindakan medis berikutnya.
Untuk lebih jelas mengenai penyakit angin duduk, berikut penjelasannya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Jum’at (11/6/2021).
Penyebab Penyakit Angin Duduk
Penyakit angin duduk (angina pectoris) terjadi ketika pembuluh darah jantung (koroner) mengalami penyempitan. Pembuluh koroner jantung berfungsi untuk mengalirkan darah yang kaya akan oksigen ke otot jantung, agar jantung dapat memompa darah dengan baik. Ketika pembuluh koroner ini mengalami penyempitan, suplai oksigen untuk otot jantung akan terganggu sehingga jantung tidak dapat memompa darah dengan maksimal. Kondisi ini juga dikenal dengan penyakit jantung koroner.
Penyebab penyakit jantung koroner adalah pembentukan plak atau tumpukan lemak di pembuluh darah koroner (aterosklerosis). Pembuluh darah koroner yang sudah menyempit tersebut dapat makin menyempit saat penderita melakukan aktivitas. Selain akibat penyakit jantung koroner, penyakit angin duduk juga dapat muncul akibat pembuluh darah koroner menyempit sesaat karena otot pembuluh darah yang menegang (angin duduk varian). Penyakit angin duduk ini bisa terjadi kapan saja, bahkan ketika seseorang sedang beristirahat.
Sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner yang menimbulkan penyakit angin duduk pada penderitanya. Faktor tersebut di antaranya: Selain itu ada tiga jenis penyakit angin duduk yang bisa Anda derita, yaitu penyakit angin duduk stabil, penyakit angin duduk tidak stabil dan penyakit angin duduk varian atau prinzmetal. Resiko meningkatnya terkena penyakit angin duduk pun bisa diakibatakan beberapa faktor, antara lain:
1. Hipertensi
Saat aliran darah menyempit otomatis kerja jantung akan semakin kuat. Hal ini dilakukan agar darah masih bisa mengalir ke seluruh tubuh. Apabila kerja jantung ini meningkat, maka dapat terjadi tekanan darah tinggi pada tubuh Anda.
2. Kolesterol tinggi
Kadar kolesterol yang tinggi pada tubuh pun bisa memacu Anda terkena angin duduk. Jika Anda memiliki kadar kolesterol tinggi pada tubuh maka, darah pun akan mengalami kesulitan untuk mengalir ke jantung.
3. Merokok
Aktivitas merokok pun bisa mengakibatkan angin duduk. Hal ini karena asap rokok bisa merusak dinding arteri yang membuat darah sulit untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.
4. Kurang berolahraga
Orang yang kurang olahraga berisiko terkena angin duduk karena akan rentan terhadap kondisi Dislipidemia, Diabetes Mellitus, kolesterol tinggi, Hipertensi atau obesitas. Kurang atau tidak pernah berolahraga akan menghambat kelancaran metabolisme tubuh. Akibatnya, akan terjadi pengendapan lemak yang perlahan-lahan dapat menyumbat aliran darah ke pembuluh darah jantung. Oleh karena itu seseorang yang kurang berolahraga pun rentan terkena angin duduk.
5. Stres
Ketika terjadi stress, otak dan tubuh dipaksa untuk bekerja secara berlebihan, Hasilnya, kondisi tubuh akan selalu merasa keletihan dan porsi istirahat pun juga menjadi berkurang. Pada saat stres, tubuh juga akan memproduksi sejumlah hormon yang dapat mempersempit pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah. Selain itu stres yang diikuti dengan peningkatan emosi seperti marah dapat menyebabkan jantung berdebar keras, dan berdetak cepat, hal ini tentunya akan meningkatkan kebutuhan oksigen jantung, sementara di pembuluh darah jantung terdapat sumbatan yang menyebabkan aliran darah ke jantung tidak lancar, sehingga terjadilah ketidakseimbangan kebutuhan oksigen, yang kemudian akhirnya menimbulkan gejala angin duduk.
6. Diabetes
Diabetes Melitus atau penyakit kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah atau glukosa plasma. Kadar gula yang tinggi akan menyebabkan kekentalan darah menjadi meningkat, yang mengakibatkan aliran darah menjadi tidak lancar. Apabila hal ini terjadi di pembuluh darah jantung, tentunya juga akan menyebabkan darah sulit untuk mengalir ke dalam jantung.
7. Dislipidemia
Dislipidemia atau kelainan metabolisme lemak tubuh yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol, tigliserida, dan LDL, serta penurunan HDL dalam darah. Kelainan metabolisme lemak ini berpotensi untuk menyebabkan terjadinya penumpukan lemak di dalam pembuluh darah, yang mengakibatkan aliran darah menjadi tidak lancar. Apabila hal ini terjadi di pembuluh darah jantung, tentu saja akan menyebabkan darah sulit untuk mengalir ke dalam jantung.
Advertisement
Gejala Penyakit Angin Duduk
Penyakit angin duduk tergolong dalam gangguan penyakit jantung, maka gejalanya lebih banyak menyerang pada bagian dada. Mulai dari sesak napas hingga nyeri. Namun bukan hanya sesak napas dan nyeri, ada beberapa gejala penyakit angin duduk lainnya yang mungkin bisa Anda rasakan. Berikut adalah gejala penyakit angin duduk secara umum:
1. Nyeri pada dada, leher, rahang, lengan kiri dan punggung. Awal Anda merasakan nyeri memang terjadi di dada.
2. Sesak napas. Karena adanya penyempitan aliran darah, otomatis Anda akan mengalami kesulitan bernapas.
3. Mudah lelah. Bukan hanya sesak napas saja, gejala angin duduk bisa mengakibatkan tubuh Anda mudah lelah.
4. Mual dan pusing. Gejala angin duduk lainnya ialah Anda akan mengalami mual dan juga pusing.
5. Mengeluarkan keringat yang berlebihan bisa menjadi salah satu gejala angin duduk yang Anda alami.
Pengobatan Penyakit Angin Duduk
Penyakit angin duduk biasanya terjadi saat kita melakukan aktivitas fisik yang tinggi atau saat sedang stres. Untuk mengurangi gejala, ambilah jeda waktu untuk beristirahat dan konsumsi obat-obatan yang telah diresepkan oleh dokter. Biasanya, dokter memberikan obat berupa nitrogliserin pada pasien. Nitrogliserin berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri dada dengan melebarkan pembuluh darah. Selain nitrogliserin, berikut obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati gejala angin duduk, diantaranya :
1. Aspirin
2. Trombolitik, untuk melarutkan gumpalan darah
3. Antiplatelet, untuk mencegah penggumpalan keping darah
4. Pengencer darah, seperti heparin
5. Antinyeri, seperti morfin
6. Penghambat reseptor beta, membantu mengurangi kerja otot jantung
7. Penghambat ACE, mengurangi tekanan darah dan stres pada jantung
8. Statin, mengontrol kolesterol.
Cara mengatasi penyakit angin duduk pun bisa Anda lakukan dengan mudah untuk mengurangi resiko dari penyakit angin duduk ini. Beberapa hal bisa Anda lakukan untuk menangani penyakit angin duduk tanpa obat-obatan. Salah satunya adalah mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, serta menghilangkan kebiasaan buruk yang bisa memicu penyakit angin duduk. Selain itu, Anda pun bisa membatasi dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, dan menggantinya dengan makanan bergizi seimbang. Bukan hanya dari segi makanannya saja, tapi Anda pun perlu melakukan kegiatan fisik ataupun berolahraga untuk menurunkan berat badan agar tak terkena obesitas.
Advertisement
Pencegahan Penyakit Angin Duduk
Mencegah memang selalu lebih baik daripada mengobati. Kita bisa melakukan tindakan pencegahan dengan perubahan gaya hidup seperti berikut:
1. Berhenti merokok
2. Memantau dan mengontrol kondisi kesehatan lainnya, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan diabetes
3. Mengonsumsi makanan sehat dan menjaga berat badan ideal.
4. Aktif berolahraga, setidaknya 150 menit per minggu. Kita juga bisa menambahkan latihan kekuatan selama 10 menit sebanyak dua kali seminggu dan melakukan peregangan tiga kali seminggu selama 5 hingga 10 menit setiap setiap sesi.
5. Mengurangi tingkat stres.
6. Batasi konsumsi alkohol.