Alzheimer adalah Penurunan Fungsi Otak Progresif, Penyebab, Gejala, dan Tahapannya

Alzheimer bukanlah bagian normal dari penuaan.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 22 Jun 2023, 03:20 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2023, 03:20 WIB
Penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer (Sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Alzheimer adalah salah satu kondisi yang memengaruhi kinerja otak. Menurut Alzheimer's Indonesia, di Indonesia diperkirakan ada sekitar 1.2 juta orang dengan demensia pada tahun 2016, yang akan meningkat menjadi 2 juta di 2030 dan 4 juta orang pada tahun 2050.

Alzheimer adalah penyakit yang sering ditemukan pada orang yang berusia 65 tahun ke atas. Meski begitu, alzheimer bukanlah bagian normal dari penuaan. Alzheimer adalah penyakit neurologis progresif yang menyebabkan otak menyusut (atrofi) dan sel-sel otak mati.

Alzheimer adalah penyakit progresif. Gejala alzheimer bisa secara bertahap memburuk selama beberapa tahun. Salah satu gejala utama alzheimer adalah kehilangan memori jangka pendek.

Alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia. Demensia merupakan penurunan ingatan dan kemampuan kognitif lainnya yang cukup serius. Penyakit Alzheimer adalah penyumbang 60-80% dari kasus demensia. Kondisi ini bisa mengganggu kehidupan sehari-hari.

Ini sebabnya, penting mengetahui apa itu penyakit alzheimer, penyebab, dan faktor risikonya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis(27/1/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mengenal Alzheimer

Penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer (Sumber: iStockphoto)

Menurut Alzheimer Association, alzheimer adalah penyakit yang memengaruhi memori, pemikiran, dan perilaku. Penyakit Alzheimer melibatkan bagian otak yang mengontrol pikiran, memori, dan bahasa. Penyakit ini dapat sangat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Mengutip Alzheimer's Indonesia, alzheimer digambarkan sebagai penyakit fisik yang mempengaruhi otak. Seiring waktu, penyakit protein plak dan serat yang berbelit berkembang dalam struktur otak, menyebabkan kematian sel-sel otak. Orang dengan Alzheimer juga memiliki kekurangan beberapa bahan kimia penting dalam otak mereka. Bahan kimia ini terlibat dengan pengiriman pesan dalam otak.


Alzheimer dan demensia

Penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer (Foto: Unsplash/ Danie Franco)

Menurut WHO, alzheimer adalah penyebab utama dari demensia. 60-70% kasus demensia disebabkan oleh alzheimer. Demensia saat ini merupakan penyebab kematian ketujuh di antara semua penyakit.

Mengutip Alzheimer's Indonesia, selam alzheimer berlangsung, zat kimia dan struktur otak berubah sehingga menyebabkan kematian sel-sel otak. Demensia digambarkan sebagai serangkaian gejala yang mencakup kehilangan memori, perubahan suasana hati, masalah dengan komunikasi dan penalaran. Gejala ini terjadi ketika otak mengalami kerusakan oleh penyakit atau kondisi tertentu termasuk penyakit Alzheimer.


Penyebab alzheimer

Penyakit Alzheimer
Ilustrasi Penyakit Alzheimer Credit: pexels.com/Andrea

Melansir Mayo Clinic, penyebab pasti alzheimer belum sepenuhnya dipahami. Menurut CDC, ilmuwan percaya tidak ada penyebab tunggal dari penyakit alzheimer. Penyakit ini diyakini sebagai hasil dari beberapa faktor yang dapat memengaruhi setiap orang secara berbeda.

Melansir Medical News Today, alzheimer adalah penyakit yang berkembang karena kematian sel-sel otak. Kondisi ini merupakan kondisi neurodegeneratif, yang berarti kematian sel otak terjadi seiring waktu.

Pada orang dengan Alzheimer, jaringan otak memiliki lebih sedikit sel saraf dan koneksi. Deposit kecil, yang dikenal sebagai plak dan kusut, menumpuk di jaringan saraf. Plak berkembang di antara sel-sel otak yang sekarat. Mereka terbuat dari protein yang dikenal sebagai beta-amiloid. Kekusutan, sementara itu, terjadi di dalam sel-sel saraf. Mereka terbuat dari protein lain, yang disebut tau.

Para peneliti tidak sepenuhnya memahami mengapa perubahan ini terjadi. Beberapa faktor mungkin terlibat. Melansir Healthline, usia, riwayat keluarga, dan gentika bisa menjadi meningkatkan risiko timbulnya alzheimer.

 


Gejala alzheimer

Mengurangi Risiko Alzheimer
Ilustrasi Penderita Alzheimer Credit: unsplash.com/Clement

Orang-orang dengan penyakit Alzheimer menunjukkan perilaku dan gejala tertentu yang terus berlanjut yang memburuk dari waktu ke waktu. Gejala alzheimer bisa muncul secara bertahap, selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Melansir Medical News Today, gejala penyakit Alzheimer meliputi:

Kehilangan memori

Gejala yang khas dari alzheimer adalah kehilangan fungsi memori. Seseorang mungkin mengalami kesulitan dalam menerima informasi baru dan mengingat informasi. Kondisi ini bisa membuat seseorang mengulang pertanyaan atau percakapan, kehilangan benda, melupakan acara atau janji, dan tersesat.

Defisit kognitif

Penderita alzheimer mungkin mengalami kesulitan dengan penalaran, tugas-tugas kompleks, dan penilaian. Hal ini dapat menyebabkan pemahaman yang berkurang tentang keselamatan dan risiko, kesulitan dengan uang atau membayar tagihan, kesulitan membuat keputusan, kesulitan menyelesaikan tugas yang memiliki beberapa tahapan, seperti berpakaian.

Masalah dengan pengenalan

Pengidap alzheimer mungkin menjadi kurang mampu mengenali wajah atau objek atau kurang mampu menggunakan alat-alat dasar. Masalah-masalah ini bukan terjadi karena masalah penglihatan.

Masalah dengan kesadaran spasial

Orang yang mengalami alzheimer mungkin mengalami kesulitan dengan keseimbangan, tersandung, atau menumpahkan barang lebih sering. Mereka mungkin mengalami kesulitan mengarahkan pakaian ke tubuh mereka saat berpakaian.

Masalah dengan berbicara, membaca, atau menulis

Seseorang mungkin mengalami kesulitan dengan memikirkan kata-kata umum. Mereka mungkin membuat lebih banyak kesalahan dalam berbicara, mengeja, atau menulis.

Perubahan kepribadian atau perilaku

Seseorang mungkin mengalami perubahan kepribadian. Ini seperti menjadi kesal, marah, atau khawatir lebih sering daripada sebelumnya, kehilangan minat atau motivasi untuk kegiatan yang biasanya mereka nikmati, kehilangan empati, perilaku kompulsif, obsesif, atau tidak pantas secara sosial.


Tahapan alzheimer

ilustrasi lansia
ilustrasi lansia (sumber: Pexel)

Melansir Healthline, ada 7 tahapan alzheimer. Alzheimer adalah penyakit yang gejalanya akan memburuk secara bertahap dari waktu ke waktu. Tahapan ini meliputi:

Tahap 1: Tidak ada gejala pada tahap ini tetapi mungkin ada diagnosis dini berdasarkan riwayat keluarga.

Tahap 2. Gejala paling awal muncul, seperti pelupa.

Tahap 3: Muncul gangguan fisik dan mental ringan, seperti berkurangnya daya ingat dan konsentrasi. Ini mungkin hanya terlihat oleh seseorang yang sangat dekat dengan orang tersebut.

Tahap 4: Alzheimer sering didiagnosis pada tahap ini, tetapi masih dianggap ringan. Hilangnya memori dan ketidakmampuan untuk melakukan tugas sehari-hari jelas.

Tahap 5: Gejala sedang hingga parah membutuhkan bantuan dari orang yang dicintai atau pengasuh.

Tahap 6: Pada tahap ini, seseorang dengan Alzheimer mungkin memerlukan bantuan untuk tugas-tugas dasar, seperti makan dan memakai pakaian.

Tahap 7: Ini adalah tahap paling parah dan terakhir dari Alzheimer. Mungkin ada kehilangan bicara dan ekspresi wajah.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya