Liputan6.com, Jakarta Menjadi sosok orangtua mungkin sebuah tugas yang sangat menyenangkan, sekaligus melelahkan untuk dilakukan. Tentunya, anak adalah sebuah harapan besar bagi para orangtua. Sebagai orangtua, tentunya ingin memiliki anak yang baik, mandiri dan juga menjadi kebanggaan orangtua.
Baca Juga
Advertisement
Dengan didikan yang tepat maka kelak impian tersebut dapat terwujud. Sama halnya yang dilakukan oleh seorang bos sebuah perusahaan asuransi swasta di Jakarta. Ia mendidik anaknya agar mandiri dengan cara meminta sang anak bekerja di kantor perusahaannya sebagai office boy untuk mendapatkan sesuatu yang dia inginkan.
Mulanya, kisah ini viral setelah pemilik akun Twitter @Chellendah yang diketahui karyawan dari perusahaan tersebut, mengunggah video anak yang sedang bekerja. Ia terlihat sedang mengumpulkan sampah yang ada di ruangan tersebut.
"Udah 2 Hari ini anaknya Pak Boss ikut ngantor Dan disuruh beberes sampah sama Ayahnya. Kata Pak bos si anak lagi minta sesuatu jadi harus kerja dulu baru kemauannya di turuti," tutur akun @Chellendah pada 29 April 2019
Udah 2 Hari ini anaknya Pak Boss ikut ngantor Dan disuruh beberes sampah sama Ayahnya. Kata Pak bos si anak lagi minta sesuatu jadi harus kerja dulu baru kemauannya di turuti👏👏👏 pic.twitter.com/URmLoCMq2f
— EPL (@Chellendah) April 30, 2019
Dalam video tersebut terlihat seorang anak bernama Gehan Restanio Ramadhantyo atau yang biasa Nino ini dengan kemeja putih, celana pendek dan sarung tangan. Ia terlihat tidak ragu membersihkan sampah dari tempat sampah tersebut.
Ingin Membeli Membership Game Online
Taufiq Ramadhantyo atau Tyo, ayah Nino mengatakan bahwa putranya ingin membeli membership game online PS4 yang harganya sekitar 300 ribu. Ingin anaknya mandiri maka ia dan sang istri sepakat meminta Nino untuk bekerja di kantornya. Tanpa pikir panjang Nino yang sedang duduk di kelas 6 SD ini langsung menyetujui permintaan kedua orang tuanya tersebut.
“Ya saya bilang adanya kalau mau ya bersih-bersih. Bersihin ruang meeting, ruang training, rapiin bangkunya. Nanti kalau anak-anak kantor istirahat makan, kamu bersihin meja kerja mereka, lap-lap bersihin habis mereka makan pantrinya kotor tolong disapu dan dibersihin. Anaknya langsung mau.” tuturnya Tyo pada Kamis (2/5/2019)
Pekerjaan OB dipilih atas permintaan istri, selain itu pekerjaan ini tidak akan menganggu pekerjaan lainnya di perusahaan asuransi tersebut. Dari pihak karyawan sendiri pun tidak merasa terganggu terganggu akan kehadiran bocah cilik tersebut.
Meskipun awalnya sempat ada karyawan yang melarang bocah cilik tersebut bekerja, namun Tyo menjelaskan pada karyawannya bahwa ia ingin anaknya bisa menghargai uang dan apa arti berusaha.
"Pertama ya bingung, mereka support luar biasalah bahkan melarang karena dia enggak enak. Tapi saya jelasin ini buat anak saya supaya dia bisa menghargai uang dan apa arti berusaha. Anak kantor suka aja lihatinnya, soalnya dia bersih-bersih sambil cengar-cengir, memang anaknya pemalu," tambah Tyo
Advertisement
Pengalaman Masa Kecil dan Rasa Khawatir
Selain untuk mengargai uang dan arti berusaha, ayah dari dua anak ini memang sering mengajak anaknya ke kantor untuk menunjukkan bahwa para karyawannya bukanlah orang yang mudah menyerah dengan kondisi. Pasalnya, perusahaan yang bekerja di bidang sales ini merekrut keluarga yang tidak mampu dan juga disabilitas.
“Di sini saya tunjukin ke anak-anak saya, bahwa orang kantor hebat-hebat. Penuh semangat usahanya, enggak gampang nyerah sama keadaan dan kondisi justru kita ini belajar banyak sama anak-anak di kantor khususnya yg difabel,” pungkas Tyo.
Cara yang terbilang cukup unik ini lantaran pengalaman masa lalu Tyo saat kecil. Semasa kecil jika ia menginginkan sesuatu, maka ia harus berusaha dulu. Lantas hal ini pun juga diterapkan oleh putranya.
“Saya dari kecil kalau saya mau sesuatu, bapak saya pasti minta dipijetin dulu. 1 or 2 jam sesuai nilai yang saya mau dan beberapa hal yg diminta kaya bersih-bersih pokoknya usaha lah ya“ tuturnya.
Tidak hanya itu, hal ini juga muncul juga dari rasa khwatir sang istri. Suatu ketika ia pernah melihat anak lelaki yang terlalu dimanaja oleh orang tuanya.
“Istri trauma mungkin dalam arti, melihat ada anak cowok yang dimanja, dilepaskan dari bekerja, diturutin semua apa maunya bahkan tanpa anak minta. Orangtuanya membelikan barang-barang mahal. Besarnya nih anak manjanya ampun-ampun. Ambil minum aja teriak-teriak, ambil kaos kaki teriak-teriak. Jadi istri sama saya melihat ini kok gregetan dan enggak ingin anak kita kaya gini nantinya” tambahnya.
Banjir Pujian dari Warganet
Kisah ini viral dan menjadi perbincangan hangat di media sosial. Tidak sedikit warga net yang kagum akan hal yang dilakukan oleh Tyo.
"Didikan orang kaya yg dulunya (maaf) susah emang beda ama didikan orang yg mendadak kaya. Ya contoh orang terkenal itu Bill Gates, anaknya ga boleh megang gadget sampe umur 14. Chairul Tanjung, anaknya mau buka usaha disuruh cari modal sendiri" tulis akun twitter @mrasysyaani11
"Keren...salut buat bosnya mba" tulis @maykrisna
"Ini baru didikan yang benar, bangga gw sama bapaknya bisa didik anaknya kayak gitu. Semoga ntar kalo gw punya anak kayak gitu juga hehehe" tambah @narendraaa31
Mengetahui hal ini viral di media sosial, Tyo pun memberi pengertian pada Nino agar tidak besar kepala.
"Ya pelan-pelan info ke anaknya, tentang arti viral dan impactnya. Saya enggak mau dia besar kepala ini yg saya lakukan kan boleh dikatakan sepele ya. Biasa banget dan banyak orang tua akan seperti ini, bahkan kalau saya tahu, banyak yg hebat-hebat jauh lebih dari ini" pungkasnya.
Advertisement