Liputan6.com, Jakarta - Tak seperti biasanya, Pangeran William dan Perdana Menteri Sir Keir Starmer yang mewakili Inggris menghadiri upacara pemakaman Paus Fransiskus pada Sabtu, 26 April 2025, terlihat berada di barisan belakang. Padahal, sederet pemimpin negara-negara besar di dunia berdiri di barisan depan.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip Hello Magazine, Minggu (27/4/2025), pemimpin dunia seperti Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan istrinya Melania, serta anggota kerajaan Eropa seperti Ratu Mary dari Denmark, berada di pusat perhatian saat menyaksikan peti mati mendiang Paus Fransiskus diarak ke depan altar di Basilika Santo Petrus.
Advertisement
Pangeran William sempat menunduk, memberikan penghormatan terakhir, beberapa baris di belakang kelompok utama dengan keluarga Kerajaan Yordania berdiri satu baris di depannya. Penataan tempat duduk tersebut menimbulkan pertanyaan mengapa diatur demikian.
Nyatanya, penataan itu tidak berhubungan dengan pentingnya seseorang di panggung dunia. Bahkan, rencana itu digambarkan sebagai rencana induk dalam menenangkan 'ego besar' para pemimpin dunia oleh Kardinal Vincent Nichols, pemimpin Katolik di Inggris dan Wales.
Susunan tempat duduk dilakukan berdasarkan urutan abjad dalam bahasa Prancis. Hal ini disebabkan karena bahasa Prancis dianggap sebagai bahasa diplomasi, sekaligus mengubah urutan yang diprediksi oleh penutur bahasa Inggris.
Dari 55 kepala negara, 14 kepala pemerintahan, dan 12 raja yang berkuasa bergabung dengan para pelayat untuk kebaktian di luar ruangan, negara kelahiran almarhum paus, Argentina, mendapat prioritas, diikuti oleh Italia, karena paus adalah uskup Roma dan pemimpin para uskup Katolik negara tersebut.
Penataan duduk kemudian disusun berdasarkan urutan abjad raja yang berkuasa, kepala negara, dan kepala pemerintahan. Trump muncul relatif awal dalam susunan karena Amerika terdaftar sebagai Etats-Unis d'Amerique, sedangkan William berada di dekat akhir karena Inggris diterjemahkan sebagai Royaume-Uni.
Mahakarya Pengaturan Panggung
Kardinal Nichols yang akan segera mengambil bagian dalam konklaf pertamanya untuk memilih paus baru, mengatakan bahwa penyelenggara pemakaman memiliki strategi yang dipikirkan matang-matang ketika menyangkut rencana tempat duduk dan tidak akan gentar oleh tantangan yang disajikan oleh acara tersebut.
Ia menyebut pemakaman itu tanpa diragukan lagi merupakan mahakarya lain dari pengaturan panggung ketika 'Anda mempertimbangkan para pemimpin negara yang memiliki pendapat tinggi tentang pentingnya mereka'. Kardinal menambahkan, "Di masa lalu, saya telah melihatnya di sini berulang kali bahwa kombinasi Roma dan Tahta Suci, mereka sebenarnya adalah jenius dalam menangani acara-acara besar ini."
"Saya pikir mereka telah melakukannya sejak kaisar memerintah Roma - bahwa mereka tahu bagaimana menangani ego besar. Dan saya pikir setiap pemimpin negara yang datang ke sini pada hari Sabtu akan pulang dengan cukup puas."
Di sisi lain, Pangeran Wales mewakili Raja Charles yang juga menjabat sebagai Kepala Gereja Inggris, untuk menghormati Paus Fransiskus, yang merupakan Kepala Gereja Katolik Roma. Keputusan untuk William, calon Gubernur Agung Gereja Anglikan, untuk mewakili ayahnya sesuai dengan tradisi dan protokol modern.
Advertisement
Alasan Kate Middleton Tak Ikut Dampingi William
Charles saat masih bergelar Pangeran Wales juga pernah menghadiri pemakaman Paus Yohanes Paulus II pada 2005 atas nama ibunya, Elizabeth II. Sementara, Kate Middleton tidak mendampingi suaminya dalam acara tersebut.
Hello menyebut, ketidakhadiran Kate Middleton dikaitkan dengan tanggung jawab keluarga yang signifikan. Ibu tiga anak itu sibuk dengan perayaan ulang tahun ketujuh putranya, Pangeran Louis, dan sedang mempersiapkan ulang tahun kesepuluh putrinya, Putri Charlotte, minggu depan.
Selain itu, anak-anaknya sibuk dengan kegiatan ekstrakurikuler dan pelajaran akhir pekan, terutama mengingat periode pemberitahuan lima hari dari acara global tersebut. Keputusan Pangeran William untuk menghadiri pemakaman Paus sendirian tidak hanya mengikuti tradisi modern tetapi juga menyoroti perannya sebagai negarawan global dan calon raja.
Sebagai Pembela Iman dan Gubernur Tertinggi Gereja Inggris, raja-raja Inggris secara tradisional menghindari menghadiri upacara Katolik secara pribadi. Penulis kerajaan Robert Hardman mencatat sebelumnya bahwa William sangat menghormati lembaga tetapi tidak secara naluriah merasa nyaman dalam lingkungan agama.
Pertemuan Terakhir Raja Charles dan Paus Fransiskus
William dilaporkan belum pernah bertemu langsung dengan Paus Fransiskus, sedangkan ayahnya memiliki beberapa pertemuan yang bermakna dengan mendiang paus tersebut.
Charles pertama kali bertemu Paus Fransiskus pada 2017, saat ia dan Camilla menghadiri audiensi kepausan selama tur Eropa. Ia berkunjung lagi sendirian pada tahun 2019 menjelang kanonisasi Kardinal John Henry Newman.
Pertemuan terakhir mereka terjadi hanya 12 hari sebelum wafatnya Paus saat Charles dan Camilla melakukan kunjungan kenegaraan ke Italia. Seorang pejabat senior istana menggambarkan kunjungan tersebut sebagai momen yang sangat penting dan istimewa.
Dalam pernyataan yang menyentuh hati, Charles dan Camilla mengungkapkan kesedihan mereka setelah wafatnya Paus Fransiskus. Raja mengatakan, "Ratu dan saya mengingat dengan kasih sayang khusus pertemuan kami dengan Yang Mulia selama bertahun-tahun dan kami sangat tersentuh karena dapat mengunjunginya di awal bulan ini."
Raja menyambung, "Kami sangat berduka atas wafatnya Paus, seorang hamba umat manusia yang hebat yang pesannya tentang belas kasih dan kedamaian akan bergema lama."
Advertisement
