6 Fakta Amfetamin, Jenis Narkotika yang Dikonsumsi Medina Zein

Awalnya amfetamin untuk mengatasi obesitas, ADHD, narkolepsi, dan kelelahan kronis.

oleh Dyah Mulyaningtyas diperbarui 27 Jun 2023, 07:40 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2023, 07:40 WIB
6 Fakta Amfetamin, Narkotika yang Dikonsumsi Medina Zein
Medina Zein (Sumber: Instagram/medinazein)

Liputan6.com, Jakarta Nama Medina Zein saat ini sedang menjadi perbincangan publik. Pengusaha muda ini tengah diamankan polisi terkait kasus penyalahgunaan narkoba. Medina Zein juga sudah menjalani sejumlah pemeriksaan di Polda Metro Jaya.

Berdasarkan tes urine, polisi menyatakan bahwa istri Lukman Azhari ini positif narkoba. Sebelumnya, Medina Zein diamankan oleh pihak kepolisian untuk diminta keterangan terkait kasus yang menjerat kakak iparnya, Ibra Azhari.

Usai pemeriksaan, ibu satu anak ini akhirnya ditetapkan sebagai tersangka. Ibu dua anak ini positif mengonsumsi narkotika jenis Amfetamin. Hal itu disampaikan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, Senin (30/12/2019).

Amfetamin merupakan kelompok obat yang merangsang sistem saraf pusat. Bentuk amfetamin bisa bermacam-macam. Terdapat dalam bentuk bubuk, tablet, kristal, dan kapsul.

Berikut fakta amfetamin yang dikonsumsi Medina Zein dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (31/12/2019).

1. Untuk mengatasi obesitas, Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), dan kelelahan kronis

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Di Indonesia, obat amfetamin yang dikonsumsi Medina Zein ini sering disalahgunakan. Sehingga obat ini dikategorikan sebagai narkotika tepatnya psikotropika.

Berdasarkan laman Badan Narkotika Nasional (BNN) amfetamin digunakan untuk mengatasi obesitas, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), narkolepsi, dan kelelahan kronis. Obat tersebut sangat populer digunakan untuk mengurangi nafsu makan dan mengontrol berat badan.

Amfetamin mampu meningkatkan mood, konsentrasi dan memberikan energi. Selain itu, penggunaan amfetamin harus sesuai dengan resep dokter karena memiliki sifat adiktif dan efek samping yang perlu diwaspadai.

2. Tak hanya berwarna putih

Tak hanya berwarna putih
Amfetamin (Sumber: lab.bnn.go.id)

Obat golongan stimulan ini sebenarnya dapat diperoleh berdasarkan resep dokter. Namun beberapa orang menyalahgunakan dan menggunakannya hingga kecanduan.

Bentuk amfetamin bisa beraneka macam. Ada yang dalam bentuk bubuk, tablet, kristal, dan kapsul.Pada bubuk amfetamin tak semuanya berwarna putih. Ada juga yang cokelat kadang-kadang ada warna lain seperti abu-abu dan merah muda. Ada juga yang cokelat, kadang-kadang ada warna lain seperti abu-abu dan merah muda.

3. Efek Samping

Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Melakukan hal yang berlebihan memang tidak selalu berujung pada kebenaran. Seperti mengonsumsi amfetamin secara berlebihan tanpa mengikuti resep dokter. Seperti diketahui, bahwa psikotropika ini bersifat stimulan, sehingga penggunanya bisa mengalami gangguan kesehatan pada pemakaian dosis besar.

Obat tersebut memiliki efek samping yang harus diwaspadai. Mulai dari gangguan penglihatan, peningkatan detak jantung, hilang kendali gerak, halusinasi dan masih banyak lagi.

4. Dapat mempengaruhi psikologis seseorang

Dapat mempengaruhi psikologis seseorang
Dapat mempengaruhi psikologis seseorang (sumber: iStockphoto)

Amfetamin tidak hanya berpengaruh pada fisik saja, namun dapat mempengaruhi psikologis seseorang apabila digunakan dengan berlebihan. Orang yang mengkonsumsi dengan tidak bertanggung jawab akan terlihat gelisah, berhalusinasi, mengalami wood yang tidak stabil dan gangguan perilaku obsesif.

Bahkan, obat amfetamin dapat memperburuk gangguan mental yang dideita oleh seseorang. Maka dari itu, obat ini harus digunakan sesuai dengan anjuran resep dokter.

5. Amfetamin memengaruhi anak di dalam kandungan

Amfetamin memengaruhi anak di dalam kandungan
Amfetamin memengaruhi anak di dalam kandungan (iStockphoto)

Amfetamin akan menjadi obat berbahaya jika dikonsusmi oleh seorang ibu yang sedang mengandung. Obat tersebut dapat meningkatkan resiko plasenta lebih awal, meningkatkan kelahiran prematur hingga keguguran.

Anak di dalam kandungan yang ikut mengonsumsi akan lahir sebagai pecandu. Anak tersebut akan mengalami gemetar, sulit tidur, sulit makan, hingga kejang jika tidak mendapat asupan obat tersebut.

6. Disalurkan lewat ASI

Ilustrasi ASI
Ilustrasi ASI (sumber: iStockphoto)

Ibu yang sedang menyusui sangat tidak dianjurkan untuk mengonsumsi amfetamin. Tak hanya dalam kandungan saja, obat tersebut dapat disalurkan ke anak melalui ASI.

Efek samping yang ditimbulkan akan lebih besar diterima anak lewat ASI yang mengandung amfetamin. Tak hanya pada anak, obat ini juga berpengaruh pada sang ibu. Pasalnya dapat menghambat produksi ASI itu sendiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya