Liputan6.com, Jakarta Jelaskan makna berbaik sangka dalam kehidupan, pertanyaan ini sering kali diperbincangkan baik di dunia pendidikan dan lingkungan sekitar. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, berbaik sangka adalah menduga yang baik terhadap sesuatu.
Dikutip dari laman Kementerian Agama (Kemenag) RI, jelaskan makna berbaik sangka adalah pendapat atau anggapan yang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui sendiri. Dalam islam, berbaik sangka disebut juga dengan istilah husnuzan.
Dengan berbaik sangka, maka manusia dapat belajar menyerahkan segala yang terjadi pada Allah SWT. Salah satu contoh perilaku berbaik sangka dalam kehidupan adalah tidak sembarangan menuduh ibadah orang lain yang nampak sebagai riya’.
Advertisement
Berikut Liputan6.com ulas mengenai jelaskan makna berbaik sangka beserta hikmah dan contoh perilakunya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (28/6/2023).
Jelaskan Makna Berbaik Sangka
Dikutip dari laman Kemenag, berbaik sangka atau berprasangka baik sering disebut dengan istilah berpikir positif (positive thinking). Maksudnya adalah memandang atau menyikapi segala sesuatu secara baik.
Istilah berbaik sangka dalam Islam disebut dengan istilah husnuzan. Sikap ini sangat dianjurkan dan diperintah oleh Allah SWT untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Allah SWT melarang sikap buruk sangka kepada orang lain atau dikenal dengan istilah syu’uzan.
Hal yang sama juga dijelaskan dalam buku yang berjudul Aqidah Akhlaq oleh Toufik Yusmansyah, menjelaskan bahwa berbaik sangka adalah sebuah sikap yang menunjukkan ketiadaan kecurigaan terhadap hal lain di luar diri kita, disertai sikap memandang bahwa yang di luar diri kita itu baik.
Islam mengajarkan bahwa manusia itu pada asalnya adalah baik karena Allah menciptakan manusia atas fitrah dengan tujuan kebaikan.
Berbaik sangka merupakan sikap terpuji yang harus dimiliki oleh setiap orang, terutama umat Muslim. Dengan berbaik sangka setiap muslim dapat menjalani hidup dengan tenang dan senang, karena tidak ada beban dan masalah yang menghampiri pikiran serta perasaan.
Advertisement
Hikmah Berbaik Sangka
Dalam Islam, Allah SWT memerintahkan umatnya untuk berbaik sangka kepada siapapun, bahkan kepada Allah SWT. Apapun yang telah ditakdirkan Allah SWT merupakan sesuatu yang terbaik untuk anda, baik itu berupa nikmat maupun musibah. Anda harus mampu mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi sebab apa yang dianggap baik sebanarnya belum tentu baik. Berikut ini ada beberapa hikmah berbaik sangka adalah:
- Melahirkan kesadaran bagi umat manusia, bahwa segala sesuatu di alam semesta ini berjalan sesuai dengan aturan dan hukum yang telah ditetapkan dengan pasti oleh Allah.
- Mendorong manusia untuk berusaha dan beramal dengan sungguh-sungguh untuk mencapai kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat dan mengikuti hukum sebab akibat yang berlaku dan ketetapan Allah.
- Mendorong manusia untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT yang memiliki kekuasaan dan kehendak yang mutlak dan memiliki kebijaksanaan, keadilan, dan kasih sayang kepada makhluk-Nya.
- Menanamkan sikap tawakal dalam diri manusia karena menyadari bahwa manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah sebagai zat yang menciptakan dan mengatur kehidupan manusia.
- Sikap husnuzan mendatangkan ketenangan jiwa dan ketentraman hidup karena meyakini apa pun yang terjadi adalah atas kehendak Allah.
Bentuk dan Contoh Perilaku Berbaik Sangka
Melansir dari buku Aqidah Akhlaq oleh Toufik Yusmansyah, berbaik sangka adalah sikap mental. Objek dari buruk sangka setidaknya ada dua, yakni berbaik sangka kepada Allah SWT dan kepada sesama manusia. Berbaik sangka kepada Allah SWT adalah dengan menganggap bahwa Allah akan memberikan kebaikan kepada kita. Semua hal yang terjadi pada diri kita pada dasarnya adalah kebaikan yang berasal dari Allah SWT. Seseorang yang memiliki sifat baik sangka, ketika mengalami kegagalan dalam hidup tidak akan menimpakan kesalahan kepada Allah SWT. Dia tidak akan menyangka bahwa Allah SWT memang menginginkan kegagalan menimpa dirinya. Namun sebaliknya, dia akan menganggap bahwa kegagalan yang terjadi itu adalah dalam rangka memotivasi dirinya untuk berusaha lebih baik.
Seorang hamba yang berburuk sangka kepada Allah SWT akan malas untuk berusaha dan bekerja. Dirinya akan disibukkan dengan pikiran-pikiran yang buruk terhadap Allah SWT. Akan banyak berandai-andai dan tidak mau bekerja keras.
Berbaik sangka kepada sesama manusia adalah dengan selalu menganggap bahwa orang lain itu baik. Hal ini dilakukan dengan tidak berniat dan berprilaku buruk. Ketika orang lain mendapatkan keberhasilan, seseorang yang baik sangka akan ikut merasa bahagia. Ia tidak akan menganggap yang bukan-bukan, apalagi menuduh orang lain yang berhasil tadi telah berbuat curang. Bahkan, seseorang yang baik sangka akan termotivasi untuk memperoleh keberhasilan pula.
Advertisement
Dalil Tentang Berbaik Sangka
Ada beberapa potongan surat Al-Qur’an yang membahas tentang berbaik sangka, yakni:
"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang mengunjing sebagian yang lain. Apakah ada sebagian kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat Lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujuraat: 12).
Ayat-ayat lain yang menjelaskan tentang berprasangka baik di antaranya adalah:
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): " Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (QS. Al-Baqarah 286)