Liputan6.com, Jakarta Polusi udara merupakan suatu kondisi di mana zat-zat berbahaya tercampur dalam udara yang ada di atmosfer, sehingga berisiko membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Zat-zat tersebut dapat berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, pembakaran bahan bakar fosil, dan aktivitas manusia lainnya.
Baca Juga
Advertisement
Polusi udara merupakan permasalahan serius yang perlu perhatian besar. Apalagi polusi udara dapat menghadirkan dampak serius terhadap kesehatan manusia. Paparan jangka panjang terhadap polutan udara seperti partikel debu halus (PM2,5) dan gas polutan seperti nitrogen dioksida (NO2) dan ozon (O3) dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Adapun penyakit atau gangguan kesehatan yang bisa timbul akibat dari polusi udara antara lain adalah gangguan pernapasan, peningkatan risiko penyakit jantung, gangguan pada saluran pernapasan, penurunan fungsi paru-paru, serta meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan.
Polusi udara juga dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan. Paparan jangka panjang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit pernapasan kronis seperti asma, bronkitis kronis, dan bahkan kanker paru-paru. Selain mengancam kesehatan fisik manusia, ternyata polusi udara juga dapat mempengaruhi kesehatan mental, seperti meningkatkan risiko gangguan kecemasan dan depresi.
Untuk lebih memahami dampak buruk dari polusi udara termasuk risiko penyakit yang timbul, berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (4/7/2023).
Kualitas Udara dan Tingkat Pencemaran
Bicara tentang polusi udara dan dampaknya, baik itu bagi lingkungan dan kesehatan manusia, tentu tidak lepas dari apa yang namanya kualitas udara. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membedakan kualitas udara di suatu daerah berdasarkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU).
ISPU adalah sebuah metode atau sistem yang digunakan untuk mengukur dan menggambarkan kondisi kualitas udara di suatu lokasi. Berdasarkan indeks tersebut, dapat diketahui keualitas udara berdasarkan tingkat polusi udara yang terjadi di suatu daerah.
Adapun tingkat polusi udara pada suatu daerah dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan antara lain sebagai berikut:
1. Kualitas Udara Baik
Ini adalah tingkat polusi udara yang paling baik. Udara pada tingkat ini bersih dan bebas dari zat pencemar berbahaya. Kadar partikel-partikel berukuran kecil, seperti PM2,5 (partikulat matter dengan diameter kurang dari 2,5 mikrometer) dan PM10, serta gas pencemar seperti ozon, karbon monoksida, sulfur dioksida, dan nitrogen dioksida, berada dalam kisaran yang dapat diterima oleh tubuh manusia. Tingkat ini umumnya aman dan tidak memiliki dampak signifikan pada kesehatan manusia.
2. Polusi Udara Ringan
Tingkat ini menunjukkan peningkatan kadar partikel-partikel dan zat pencemar di udara, tetapi masih dalam batas yang dapat ditoleransi oleh sebagian besar populasi. Pada tingkat ini, paparan jangka pendek mungkin tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
3. Polusi Udara Sedang
Pada tingkat ini, kadar partikel-partikel dan zat pencemar lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat polusi ringan. Paparan polusi udara sedang dapat menyebabkan gangguan pernapasan seperti iritasi tenggorokan, batuk, dan sesak napas.
4. Polusi Udara Berbahaya
Tingkat ini menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam kadar partikel-partikel dan zat pencemar berbahaya. Paparan jangka pendek pada tingkat ini dapat menyebabkan efek buruk pada kesehatan manusia.
5. Krisis Polusi Udara
Ini adalah tingkat polusi udara yang paling berbahaya. Biasanya terjadi akibat kejadian luar biasa seperti kebakaran hutan besar atau peledakan industri yang menghasilkan polusi udara yang sangat tinggi. Tingkat ini mengancam kesehatan masyarakat secara luas. Paparan pada tingkat ini dapat menyebabkan masalah pernapasan akut yang mengancam jiwa.
Advertisement
Penyakit yang Bisa Timbul Akibat Polusi Udara
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, berdasarkan tingkatan pencemarannya, polusi udara dapat menghasilkan dampak mulai dari yang paling ringan hingga yang paling berat pada kesehatan. Bahkan dalam jangka panjang, polusi udara yang paling ringan pun dapat menyebabkan penyakit gangguan pernapasan.
Berikut adalah sejumlah penyakit yang dapat timbul jika seseorang terpapar udara yang tercemar atau polusi udara dalam waktu yang lama:
1. Penyakit Saluran Pernapasan Atas
Polusi udara dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan atas, seperti hidung dan tenggorokan. Ini dapat mengakibatkan gejala seperti bersin, pilek, sakit tenggorokan, dan batuk ringan. Gejala ini biasanya bersifat sementara dan akan mereda setelah terhindar dari paparan polusi udara.
2. Penyakit Saluran Pernapasan Bawah
Partikel-partikel berbahaya dalam udara seperti PM2.5 dan PM10 dapat mencapai saluran pernapasan bawah, yaitu paru-paru. Ini dapat menyebabkan peradangan pada saluran pernapasan, iritasi paru-paru, dan gejala seperti batuk berkepanjangan, sesak napas, dan peningkatan risiko infeksi saluran pernapasan. Jika terpapar secara terus-menerus, kondisi ini dapat berkembang menjadi penyakit serius seperti asma, bronkitis kronis, dan pneumonia.
3. Penyakit Kardiovaskular
Paparan polusi udara juga dapat mempengaruhi sistem kardiovaskular, termasuk jantung dan pembuluh darah. Partikel halus (PM2.5) dan gas seperti nitrogen dioksida (NO2) dapat memicu peradangan, menyempitkan pembuluh darah, meningkatkan risiko pembekuan darah, dan mempengaruhi fungsi jantung. Dampak ini dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner, serangan jantung, stroke, dan hipertensi.
4. Gangguan Fungsi Paru-Paru
Paparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat merusak paru-paru dan mengurangi kapasitas paru-paru. Ini dapat menyebabkan penurunan fungsi paru-paru, sulit bernapas, dan meningkatkan risiko penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) seperti emfisema dan bronkitis kronis. Gejala lainnya mungkin meliputi batuk yang memburuk, produksi dahak yang berlebihan, dan kelelahan saat melakukan aktivitas fisik.
5. Gangguan pada Kesehatan Anak-Anak
Anak-anak merupakan kelompok yang lebih rentan terhadap dampak polusi udara. Paparan polusi udara pada anak-anak dapat mengganggu perkembangan paru-paru mereka yang masih dalam tahap pertumbuhan. Hal ini dapat menyebabkan penurunan fungsi paru-paru, peningkatan risiko infeksi pernapasan, dan dapat berkontribusi pada masalah pernapasan jangka panjang seperti asma.
6. Kanker Paru-Paru
Paparan jangka panjang terhadap zat-zat berbahaya dan karsinogenik dalam polusi udara dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker paru-paru. Partikel polusi udara seperti polutan organik persisten (POP) dan logam berat dapat masuk ke dalam paru-paru dan memicu perubahan sel yang dapat berkembang menjadi kanker.
Selain penyakit-penyakit tersebut, polusi udara juga dapat memperburuk kondisi kesehatan yang sudah ada, seperti alergi, penyakit jantung, dan diabetes. Penting untuk menjaga kualitas udara yang baik dan mengurangi paparan terhadap polusi udara dengan cara-cara seperti pengendalian emisi polutan, penggunaan masker pelindung, dan menjaga kebersihan lingkungan.
Bagaimana polusi udara dapat memengaruhi kesehatan mental?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, banyak penyakit yang bisa saja timbul akibat terlalu lama terpapar udara yang tercemar. Dengan kata lain dampak polusi udara sangat buruk bagi kesehatan, terutama yang terkait dengan pernapasan.
Namun ternyata polusi udara juga dapat memengaruhi kondisi kesehatan mental orang yang terpapar. Polusi udara dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut:
1. Inflamasi Sistem Saraf
Paparan polusi udara yang tinggi dapat menyebabkan inflamasi (peradangan) pada sistem saraf. Inflamasi sistem saraf dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan emosional, serta menyebabkan perubahan pada suasana hati dan perilaku. Hal ini dapat memperburuk gejala gangguan mental yang sudah ada, seperti depresi dan kecemasan.
2. Gangguan Tidur
Polusi udara yang tinggi dapat mengganggu kualitas tidur seseorang. Partikel-partikel polusi udara dapat mempengaruhi saluran pernapasan, menyebabkan gangguan pernapasan saat tidur, serta meningkatkan risiko sleep apnea. Gangguan tidur yang berkepanjangan dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental, seperti peningkatan risiko depresi, kecemasan, dan gangguan suasana hati.
3. Stres Oksidatif
Partikel-partikel polusi udara mengandung senyawa kimia berbahaya, seperti logam berat dan bahan polutan organik persisten (POP). Paparan jangka panjang terhadap senyawa-senyawa tersebut dapat menyebabkan stres oksidatif dalam tubuh. Stres oksidatif dapat merusak sel-sel otak dan mengganggu keseimbangan neurotransmiter, yang berperan dalam regulasi suasana hati dan fungsi kognitif. Ini dapat memperburuk kondisi kesehatan mental seperti depresi dan gangguan kecemasan.
4. Pengaruh Psikososial
Polusi udara yang tinggi juga dapat memiliki pengaruh psikososial yang negatif. Kondisi lingkungan yang tercemar dan buruk dapat menyebabkan stres psikologis, ketidaknyamanan, dan perasaan tidak aman pada individu. Hal ini dapat memengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan dan meningkatkan risiko gangguan psikologis seperti depresi, kecemasan, dan gangguan stres pascatrauma.
Penting untuk diingat bahwa dampak polusi udara terhadap kesehatan mental dapat bervariasi antara individu. Faktor-faktor seperti rentang paparan, sensitivitas individu, dan keadaan kesehatan mental yang sudah ada dapat mempengaruhi tingkat dampaknya. Penting untuk mengurangi paparan terhadap polusi udara dan menjaga kualitas udara yang baik guna melindungi kesehatan mental dan fisik kita.
Advertisement
Upaya Menanggulangi Polusi Udara
Mengingat betapa buruknya dampak polusi udara terhadap kualitas kesehatan orang-orang yang terpapar, tentu langkah penanggulangan penting untuk dilakukan agar polusi tidak semakin parah. Ada beberapa langkah penanggulangan yang perlu dilakukan pemerintah dengan dukungan masyarakat agar tingkat polusi yang parah dapat ditekan.
Adapun sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk menanggulangi polusi udara antara lain adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi Emisi Kendaraan
Transportasi adalah sumber utama polusi udara di perkotaan. Kita dapat mengurangi emisi kendaraan dengan menggunakan transportasi umum, berbagi perjalanan dengan orang lain, atau menggunakan kendaraan yang lebih ramah lingkungan seperti mobil listrik atau sepeda.
2. Mendorong Penggunaan Energi Bersih
Beralih ke sumber energi bersih seperti energi surya atau energi angin dapat mengurangi emisi polutan dari pembangkit listrik. Pemerintah dan individu dapat mendorong penggunaan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
3. Pengelolaan Limbah yang Tepat
Pengelolaan limbah yang tepat sangat penting untuk mencegah emisi gas beracun dan partikel berbahaya ke udara. Limbah harus diproses dan dibuang dengan aman, termasuk pengolahan limbah padat, limbah industri, dan limbah domestik.
4. Promosi Pertanian dan Industri Berkelanjutan
Pertanian dan industri dapat berkontribusi pada polusi udara melalui penggunaan pestisida, pupuk kimia, dan proses produksi yang tidak ramah lingkungan. Promosi pertanian organik dan industri berkelanjutan dapat membantu mengurangi polusi udara.
5. Peningkatan Kualitas Udara dalam Ruangan
Selain polusi udara luar, kualitas udara dalam ruangan juga dapat menjadi sumber polusi. Memastikan ventilasi yang baik, mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya, dan membersihkan secara teratur dapat membantu meningkatkan kualitas udara dalam ruangan.
6. Kebijakan dan Regulasi Lingkungan yang Ketat
Pemerintah perlu mengadopsi kebijakan dan regulasi yang ketat terkait emisi industri, kendaraan, dan sumber polusi lainnya. Mengawasi dan memberlakukan aturan yang ketat dapat membantu mengurangi polusi udara secara signifikan.
7. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
Edukasi dan kesadaran masyarakat tentang polusi udara sangat penting. Menyebarkan informasi tentang dampak polusi udara dan cara-cara menguranginya dapat mendorong perubahan perilaku dan partisipasi aktif masyarakat dalam menanggulangi polusi udara.
8. Pemantauan Kualitas Udara
Sistem pemantauan kualitas udara yang efektif dan akurat perlu didirikan untuk memantau tingkat polusi udara di berbagai lokasi. Informasi yang diperoleh dari pemantauan dapat digunakan untuk mengambil tindakan yang tepat dalam menanggulangi polusi udara.
Upaya kolektif dari individu, pemerintah, dan sektor industri sangat penting dalam menanggulangi polusi udara. Mengurangi polusi udara bukan hanya penting untuk melindungi kesehatan manusia, tetapi juga untuk menjaga kelestarian lingkungan dan ekosistem yang berkelanjutan.