Tips Memilih Whey Protein yang Tepat Sesuai Kebutuhan dan Kondisi Tubuh

Ketahui cara memilih whey protein yang sesuai dengan usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas fisik Anda.

oleh Sulung Lahitani Diperbarui 20 Apr 2025, 16:00 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2025, 16:00 WIB
Mengenal Lebih Jauh tentang Susu Whey Protein
Mengenal Lebih Jauh tentang Susu Whey Protein... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian, kita sering kali mengandalkan makanan alami atau real food. Namun, di zaman yang serba cepat ini, banyak orang yang juga mempertimbangkan suplemen tambahan untuk mendukung kesehatan dan kebugaran mereka. Salah satu suplemen yang semakin populer adalah whey protein. Whey protein dikenal sebagai sumber protein berkualitas tinggi yang dapat membantu memperbaiki jaringan otot dan mendukung pertumbuhan otot setelah berolahraga.

Meskipun mengonsumsi whey protein sudah menjadi tren di kalangan mereka yang peduli kesehatan, penting untuk memahami bahwa tidak semua whey protein cocok untuk semua orang. Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda berdasarkan usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas fisik. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk mengonsumsi whey protein, ada baiknya untuk mengetahui jenis whey protein yang tepat untuk tubuh Anda.

Dalam artikel ini, kita akan membahas cara memilih whey protein yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh tertentu. Dengan pemahaman yang baik, Anda dapat memaksimalkan manfaat dari whey protein dan memastikan bahwa asupan protein Anda mendukung tujuan kesehatan dan kebugaran Anda.

Berikut adalah panduan memilih whey protein yang tepat sesuai dengan kebutuhan Anda:

1. Pertimbangkan Usia Anda

Usia adalah faktor penting dalam menentukan kebutuhan protein. Untuk anak-anak di bawah 15 tahun, konsumsi whey protein sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter atau ahli gizi. Pada usia ini, tubuh anak-anak masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, jadi penting untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan nutrisi seimbang dari makanan alami.

Bagi remaja berusia 15-18 tahun, konsultasi dengan dokter atau ahli gizi juga sangat disarankan sebelum mengonsumsi whey protein. Pada usia ini, tubuh masih berkembang, dan kebutuhan protein harus dipenuhi terutama melalui makanan bergizi seimbang. Whey protein bisa menjadi suplemen tambahan, bukan pengganti makanan utama.

Untuk dewasa berusia 18-50 tahun, kebutuhan protein bervariasi tergantung pada tingkat aktivitas fisik. Orang dewasa yang aktif secara fisik, seperti atlet atau binaragawan, mungkin memerlukan lebih banyak protein daripada mereka yang kurang aktif. Sedangkan bagi lansia di atas 50 tahun, whey protein dapat membantu mempertahankan massa otot dan kekuatan, tetapi penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan takaran yang tepat.

2. Memperhatikan Jenis Kelamin

Jenis kelamin juga mempengaruhi kebutuhan protein. Meskipun pria dan wanita sama-sama dapat mengonsumsi whey protein, pria umumnya memiliki massa otot yang lebih besar dan mungkin membutuhkan lebih banyak protein untuk membangun dan mempertahankan otot. Namun, ini bukan aturan mutlak, karena kebutuhan protein individu bergantung pada berbagai faktor seperti berat badan, tingkat aktivitas fisik, dan tujuan kebugaran.

Wanita, meskipun memiliki massa otot yang lebih sedikit, juga memerlukan protein yang cukup untuk mendukung kesehatan tulang dan otot. Jadi, penting bagi setiap individu untuk memahami kebutuhan protein mereka berdasarkan jenis kelamin dan kondisi fisik.

3. Tingkat Aktivitas Fisik Anda

Tingkat aktivitas fisik merupakan faktor penting dalam menentukan seberapa banyak protein yang Anda butuhkan. Jika Anda tidak aktif secara fisik, kebutuhan protein Anda relatif lebih rendah. Anda mungkin dapat memenuhi kebutuhan protein harian melalui makanan saja.

Namun, jika Anda aktif secara fisik, seperti berolahraga secara teratur, Anda mungkin memerlukan lebih banyak protein untuk memperbaiki dan membangun jaringan otot. Bagi atlet dan binaragawan yang melakukan latihan intensitas tinggi, asupan protein yang jauh lebih tinggi sangat diperlukan untuk mendukung kinerja dan pemulihan otot.

4. Memilih Jenis Whey Protein yang Sesuai

Ada tiga jenis utama whey protein yang perlu Anda ketahui:

  • Whey Concentrate: Mengandung sekitar 70-80% protein, dengan kandungan lemak dan laktosa yang lebih tinggi. Biasanya lebih terjangkau harganya.
  • Whey Isolate: Mengandung lebih dari 90% protein, dengan kandungan lemak dan laktosa yang lebih rendah. Cocok untuk mereka yang sensitif terhadap laktosa dan biasanya lebih mahal.
  • Whey Hydrolysate: Protein yang telah dihidrolisis menjadi rantai asam amino yang lebih pendek, sehingga lebih mudah dicerna. Ini adalah pilihan terbaik bagi mereka yang memiliki masalah pencernaan, namun harganya paling mahal.

5. Memperhatikan Kandungan Tambahan

Ketika memilih whey protein, penting untuk memperhatikan kandungan tambahan seperti gula, pemanis buatan, dan bahan pengawet. Pilihlah produk dengan kandungan tambahan seminimal mungkin untuk menjaga kualitas dan efektivitas suplemen yang Anda konsumsi.

6. Konsultasi dengan Ahli

Sebelum mengonsumsi whey protein, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang menjalani pengobatan, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Mereka dapat membantu Anda menentukan jenis dan jumlah whey protein yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh Anda.

Dengan mempertimbangkan semua faktor ini, Anda dapat memilih whey protein yang tepat untuk mendukung kesehatan dan kebugaran Anda. Ingat, whey protein hanyalah suplemen, bukan pengganti makanan utama yang bergizi.

Infografis Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
Infografis Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dalam Program Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Mulai 2025 (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya