Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang Pertama Kali Diadakan di Bali, Indonesia

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang pertama kali diadakan di Indonesia berlangsung pada tanggal 23-24 Februari 1976.

oleh Laudia Tysara diperbarui 26 Jul 2023, 10:15 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2023, 10:15 WIB
Jokowi Resmi Buka KTT ke-42 ASEAN 2023 di Labuan Bajo
"Yang Mulia para pemimpin ASEAN, selamat datang di KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Indonesia," ujar Jokowi. (AP Photo/Achmad Ibrahim, Pool)

Liputan6.com, Jakarta - Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang pertama kali diadakan di Indonesia berlangsung pada tanggal 23-24 Februari 1976. Tepatnya berada di Pulau Dewata, Bali. Pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang pertama kali diadakan di Indonesia ini, dihadiri oleh para kepala negara dari lima negara anggota ASEAN saat itu, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

Melansir dari laman website resmi Bank Indonesia, Indonesia sudah pernah memegang posisi keketuaan pada tahun 1976, 2003, dan 2011. Lalu, yang baru-baru ini diselenggarakan pada tahun 2023 di Labuan Bajo, Indonesia.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang pertama kali diadakan di Indonesia ini menjadi momentum bersejarah dalam membentuk landasan kerjasama dan persahabatan di kawasan Asia Tenggara. Para pemimpin negara anggota menyepakati program aksi yang mencakup berbagai aspek, termasuk politik, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, dan mekanisme ASEAN.

Selain itu, pada pertemuan ini juga ditandatangani "Traktat Persahabatan dan Kerjasama di Asia Tenggara serta Deklarasi Asean Concord," yang dikenal sebagai kesepakatan "Bali Concord I," untuk mengukuhkan komitmen bersama dalam mencapai tujuan-tujuan ASEAN. Simak penjelasan lengkapnya.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang pertama kali diadakan di Indonesia, Rabu (26/7/2023).

Pertama Kali di Bali, Indonesia

Presiden Jokowi Bersama Pemimpin ASEAN Hadiri KTT Khusus ASEAN-AS
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Presiden AS Joe Biden (keempat kiri) dan Pemimpin Asia Tenggara dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) selama foto keluarga untuk KTT Khusus ASEAN-AS di Halaman Selatan Gedung Putih di Washington, DC pada 12 Mei 2022. (Drew Angerer/Getty Images/AFP)

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang pertama kali diadakan di Indonesia pada tanggal 23-24 Februari 1976 di Pulau Dewata, Bali, menjadi tonggak awal bagi kerjasama negara-negara anggota ASEAN. Sejak saat itu, konferensi ini diadakan setiap tahun secara bergilir di negara-negara anggota ASEAN, membuktikan komitmen untuk memperkuat hubungan dan integrasi regional di Asia Tenggara.

Dalam upaya mewujudkan integrasi ekonomi dan memperkuat berbagai sektor di kawasan ASEAN, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia menjelaskan bahwa KTT ASEAN memiliki peran penting. KTT diharapkan dapat memperkuat arsitektur ekonomi, kesehatan, pangan, energi, dan stabilitas keuangan di wilayah tersebut.

Selain itu, KTT juga bertujuan untuk menjadikan ASEAN sebagai kawasan yang stabil dan memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak oleh berbagai krisis.

Sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang pertama kali diadakan, mengutip dari Piagam ASEAN menetapkan bahwa KTT ASEAN akan diadakan dua kali dalam setahun dan dilaksanakan oleh negara anggota yang menjabat sebagai Ketua ASEAN. Dalam KTT ini, para pemimpin negara anggota akan membahas dan memberikan arah kebijakan serta mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan realisasi tujuan-tujuan ASEAN dan isu-isu penting yang menjadi kepentingan bersama.

Setiap Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN menjadi ajang pembahasan dan pengambilan keputusan atas isu-isu utama yang menyangkut segala aspek kerjasama dan kepentingan negara-negara anggota. KTT juga menjadi forum untuk menangani isu-isu yang dirujuk oleh Dewan Koordinasi ASEAN, Dewan-Dewan Komunitas ASEAN, dan Badan-Badan Kementerian Sektoral ASEAN.

Kesepakatan yang Dihasilkan

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang pertama kali diadakan di Bali, Indonesia, tercapai beberapa kesepakatan penting antara para kepala negara anggota. Mereka menandatangani "Traktat Persahabatan dan Kerjasama di Asia Tenggara serta Deklarasi Asean Concord" yang juga dikenal sebagai kesepakatan "Bali Concord I."

Isi "Deklarasi Asean Concord," para pemimpin ASEAN menyepakati program aksi yang mencakup kerjasama di berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya dan penerangan, keamanan, dan peningkatan mekanisme ASEAN.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang pertama kali diadakan di Indonesia tersebut, dihadiri oleh kepala negara dari lima anggota ASEAN saat itu, yaitu

  1. Presiden Republik Indonesia, H. M. Soeharto;
  2. Perdana Menteri Malaysia, H. E. Datuk Hussein Onn;
  3. Presiden Republik Filipina, H. E. Ferdinand E. Marcos;
  4. Perdana Menteri Republik Singapura, H. E. Lee Kuan Yew; dan
  5. Perdana Menteri Kerajaan Thailand, H. E. Kukrit Pramoj.

Mereka melakukan tinjauan atas perkembangan ASEAN sejak berdirinya pada tahun 1967 dan menyatakan kepuasan mereka atas kemajuan yang telah dicapai, khususnya dalam memupuk kerjasama dan solidaritas antar negara anggota.

Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang pertama kali diadakan di Indonesia telah menandai langkah awal yang penting dalam membangun kerjasama regional di Asia Tenggara. Melibatkan kepala negara dari negara-negara anggota, KTT ini menjadi platform untuk memperkuat integrasi ekonomi, meningkatkan stabilitas keuangan, dan mengatasi isu-isu penting yang menjadi prioritas bagi ASEAN sebagai kawasan yang stabil dan maju.

ASEAN (Association of Southeast Asian Nations)

Jokowi Resmi Buka KTT ke-42 ASEAN 2023 di Labuan Bajo
Presiden Indonesia Joko Widodo (tengah) mengetok palu menandai dibukanya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN , di Labuan Bajo, NTT, Rabu (10/5/2023). (AP Photo/Achmad Ibrahim, Pool)

ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) merupakan organisasi geo-politik dan ekonomi. ASEAN disahkan melalui penandatanganan Deklarasi Bangkok yang dihadiri oleh beberapa perwakilan dari beberapa negara seperti, Adam Malik (Indonesia), Tun Abdul Razak (Malaysia), Narciso Ramos (Filipina), S. Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman (Thailand).

Saat ini, beberapa negara yang masih aktif menjadi anggota organisasi ASEAN meliputi Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.

Dalam situs Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, disebutkan, bahwa saat ini ASEAN telah memiliki Piagam ASEAN (ASEAN Charter). Tujuannya untuk mengubah ASEAN dari asosiasi politik yang longgar menjadi organisasi internasional yang memiliki dasar hukum yang kuat (legal personality), dengan aturan yang jelas, serta memiliki struktur organisasi yang efektif dan efisien. Dalam hal ini, Kemlu mencatat bahwa Piagam ASEAN mentransformasikan ASEAN agar lebih terstruktur dan teratur.

Isi dari Piagam ASEAN ini sebagian besar menegaskan kembali prinsip-prinsip yang telah tertuang dalam seluruh perjanjian, deklarasi, dan kesepakatan ASEAN sebelumnya. Piagam ini menjadi payung hukum yang menyatukan dan mengokohkan landasan kerjasama antara negara-negara anggota ASEAN.

Piagam ASEAN secara resmi ditandatangani pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-13 yang berlangsung pada tanggal 20 November 2007 di Singapura oleh para pemimpin dari 10 negara anggota ASEAN. Piagam ASEAN kemudian mulai berlaku efektif atau "enter into force" pada tanggal 15 Desember 2008, 30 hari setelah mendapatkan ratifikasi dari 10 negara anggota ASEAN. Proses ratifikasi di Indonesia dilakukan melalui UU No. 38 Tahun 2008.

Tujuan ASEAN dalam Deklarasi Bangkok

  1. Tujuan ASEAN mencakup beberapa hal yang penting untuk kemajuan dan stabilitas kawasan Asia Tenggara. Dalam semangat kesamaan dan persahabatan, organisasi ini berusaha mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan yang dapat dijangkau di wilayah tersebut, sehingga tercipta masyarakat bangsa-bangsa Asia Tenggara yang sejahtera dan damai.
  2. Salah satu tujuan lain dari pembentukan ASEAN adalah meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional. Untuk mencapai hal ini, negara-negara anggota berkomitmen untuk menghormati keadilan dan tertib hukum dalam hubungan antar negara di kawasan, serta mematuhi prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai landasan dalam berinteraksi.
  3. Kerjasama aktif dan saling membantu dalam berbagai bidang juga menjadi tujuan ASEAN. Hal ini mencakup bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi, di mana negara-negara anggota berupaya untuk bersinergi dan berbagi pengetahuan guna mengatasi isu-isu yang menjadi kepentingan bersama.
  4. ASEAN juga bertujuan untuk memberikan bantuan dalam bentuk saran, pelatihan, dan penelitian di bidang pendidikan, profesi, teknik, dan administrasi, sebagai upaya untuk saling mendukung dan memperkuat kapabilitas masing-masing negara anggota.
  5. Kerjasama yang lebih efektif dalam bidang pertanian dan industri, perdagangan, dan pengkajian masalah komoditas internasional juga menjadi target ASEAN. Selain itu, peningkatan sarana pengangkutan dan komunikasi serta peningkatan taraf hidup rakyat yang masih berkembang atau sudah maju menjadi fokus dalam usaha mencapai tujuan ini.
  6. Dalam upaya memajukan pengkajian mengenai Asia Tenggara secara lebih komprehensif, ASEAN berkomitmen untuk menggali dan memahami lebih dalam tentang kawasan ini untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih tepat dan berdampak positif.
  7. ASEAN juga berupaya untuk menjaga kerjasama yang erat dan bermanfaat dengan berbagai organisasi internasional dan regional yang memiliki tujuan serupa. Selain itu, negara-negara anggota juga berkeinginan untuk menjajagi kemungkinan saling berkolaborasi secara erat dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya