Manfaat Vaksin Polio, Ketahui Dosis dan Kapan Harus Diberikan pada Anak

Vaksin polio adalah jenis imunisasi yang wajib diberikan kepada bayi.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 31 Jul 2023, 20:45 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2023, 20:45 WIB
Mulai Hari Ini, Pemprov Jawa Barat Gelar Vaksinasi Polio Serentak
Petugas Puskesmas meneteskan vaksin polio kepada balita saat Sub-Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Posyandu Teratai, Jalan Jawa, Depok, Jawa Barat, Senin (3/4/2023). (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Vaksin polio adalah jenis imunisasi yang wajib diberikan kepada bayi. Tujuan pemberian vaksin polio adalah agar bayi memperoleh kekebalan terhadap penyakit polio yang dapat menyebar melalui infeksi virus.

Vaksin polio merupakan vaksin yang bertujuan untuk mencegah penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Vaksin polio adalah salah satu imunisasi yang wajib diberikan kepada bayi, bersamaan dengan vaksin hiB, DPT, dan hepatitis B.

Polio sendiri adalah penyakit menular yang menyerang sistem saraf pusat dan dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf motorik, yang mengakibatkan kelumpuhan pada anggota gerak penderitanya. Oleh karena itu, pencegahan polio sangat penting dilakukan sejak dini dengan memberikan vaksin. Mari kita lebih lanjut mengenal manfaat vaksin polio di bawah ini.

Lalu di usia berapa vaksin polio diberikan? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (31/7/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Apa itu penyakit polio?

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai pentingnya vaksin polio, penting juga bagi kita untuk mengetahui lebih dalam mengenai penyakit polio itu sendiri. Penyakit polio, juga dikenal sebagai poliomielitis atau infantile paralysis, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus polio. Virus ini menyerang sistem saraf pusat, terutama otak dan sumsum tulang belakang, dan dapat menyebabkan gangguan serius pada sistem saraf motorik.

Gejala awal penyakit polio mirip dengan flu, termasuk demam, sakit kepala, dan gangguan pencernaan. Namun, pada kasus yang lebih parah, virus polio dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, terutama pada kaki dan tungkai. Beberapa penderita polio bahkan dapat mengalami kelumpuhan pada otot pernapasan, yang dapat mengakibatkan masalah pernapasan dan berbahaya bagi kehidupan.

Penularan virus polio terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita, terutama melalui tinja. Penyakit ini menyebar dengan cepat, terutama di daerah dengan sanitasi yang buruk.

Sebelum adanya vaksin polio, penyakit ini merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, terutama anak-anak. Namun, berkat program imunisasi global yang luas, vaksin polio telah berhasil mengurangi angka kasus polio secara drastis di seluruh dunia. Upaya-upaya untuk mencapai eradikasi atau pemberantasan polio terus dilakukan, dan pemberian vaksin polio masih menjadi bagian penting dari program kesehatan masyarakat di banyak negara.


Apa itu vaksin polio?

Pelayanan Imunisasi Anak Kembali Berjalan Kembali di Aceh
Seorang ibu menggendong bayinya saat petugas kesehatan memberikan vaksin polio di sebuah Pukesmas di Banda Aceh, Aceh, Senin (15/6/2020). Memasuki tatanan normal baru, pelayanan imunisasi anak kembali dibuka setelah sebelumnya sempat terhenti akibat pandemi COVID-19. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)

Vaksin polio adalah vaksin yang digunakan untuk mencegah penyakit polio. Polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus polio yang menyerang sistem saraf pusat, terutama otak dan sumsum tulang belakang. Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf motorik, menyebabkan kelumpuhan pada anggota gerak, dan dalam kasus yang parah, dapat berujung pada kematian.

Vaksin polio digunakan untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap virus polio sehingga jika seseorang terpapar virus tersebut, tubuhnya sudah memiliki pertahanan untuk melawan infeksi dan mencegah penyakit polio berkembang. Vaksin polio termasuk dalam program imunisasi rutin dan diberikan kepada bayi dan anak-anak dalam beberapa dosis untuk memastikan mereka terlindungi dari penyakit ini. Vaksin polio merupakan salah satu upaya penting dalam mencapai eradikasi atau pemberantasan polio secara global.

Vaksin polio terdiri dari dua jenis, yaitu vaksin polio suntik (IPV) dan vaksin polio oral (OPV).

Vaksin Polio Suntik (IPV)

Vaksin polio suntik diberikan dengan cara menyuntikkan virus polio yang sudah tidak aktif atau mati ke dalam tubuh. Vaksin ini bekerja dengan membentuk kekebalan dalam darah, tetapi tidak di usus. Oleh karena itu, terdapat kemungkinan anak masih dapat terserang polio karena virus polio dapat berkembang bebas di usus. Agar lebih efektif, vaksin polio suntik perlu dilengkapi dengan pemberian vaksin polio oral.

Vaksin Polio Oral (OPV)

Vaksin polio oral mengandung virus polio yang masih aktif, tetapi telah dilemahkan. Tujuannya adalah membentuk antibodi (zat kekebalan tubuh) di dalam usus untuk melawan virus polio yang berkembang di usus dan darah. Vaksin polio oral telah melalui proses pelemahan yang tidak berbahaya sehingga aman untuk diberikan.

Kedua jenis vaksin polio ini merupakan bagian penting dari program imunisasi untuk mencegah penyebaran penyakit polio dan melindungi anak-anak dari potensi kecacatan dan kelumpuhan akibat infeksi virus polio.


Siapa yang harus mendapatkan vaksin polio?

Vaksin Polio SEA Games 2019
Seorang wartawan saat disuntik vaksin polio jelang SEA Games 2019 di Kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (13/11). Suntik vaksin tersebut untuk mengantisipasi wabah polio di Filipina. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Berdasarkan rekomendasi dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), anak-anak disarankan untuk menerima empat dosis vaksin polio. Empat dosis tersebut diberikan dalam empat tahap, yakni satu dosis di usia 2 bulan, satu dosis di usia 4 bulan, satu dosis di usia 6 hingga 18 bulan, dan satu dosis usia 4 hingga 6 tahun.

Jika ada anak-anak yang belum menyelesaikan vaksinasi polio, disarankan untuk mengunjungi profesional kesehatan mereka guna menyelesaikan seri vaksin tersebut. Dengan kata lain, setiap orang harus mendapatkan vaksin polio sejak masih anak-anak.

Bagi orang dewasa yang mengetahui atau mencurigai bahwa mereka belum menerima vaksin polio, disarankan untuk melengkapi seri vaksinasi mereka dengan vaksin polio suntik (IPV). Orang dewasa yang telah menyelesaikan vaksinasi polio namun berisiko tinggi terpapar virus polio dapat menerima satu dosis penguat IPV seumur hidup.

Jika orang dewasa belum pernah divaksinasi polio, mereka harus mendapatkan tiga dosis IPV. Dosis pertama bisa dilakukan kapan saja; dosis kedua 1 sampai 2 bulan kemudian; dan dosis ketiga 6 sampai 12 bulan setelah yang kedua.


Siap yang tidak boleh mendapatkan vaksin polio?

Anak-Anak Saat Divaksin Campak Hingga Polio
Perawat dibantu kader Posyandu memberikan vaksin campak, vaksin pentabio berisi vaksin DPT, Hepatitis B dan Haemophilus Influenzae dan Imunisasi Polio terhadap anak di RW 09, Kelurahan Pondok Benda, Tangerang Selatan, Senin (14/12/2020). (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Meski sebaiknya setiap orang harus mendapatkan vaksin polio, namun ada juga orang yang sebaiknya tidak diperkenankan untuk menerima vaksin polio. Orang-orang yang tidak boleh mendapatkan vaksin polio adalah:

1. Orang yang memiliki alergi

Ketika seseorang memiliki alergi yang parah dan mengancam jiwa terhadap komponen vaksin polio, dia tidak boleh menerima vaksin polio. Jika seseorang memiliki riwayat reaksi alergi yang mengancam jiwa setelah dosis IPV sebelumnya, atau memiliki alergi parah terhadap bagian apa pun dari vaksin ini, disarankan untuk tidak menerima vaksin polio. Sebaiknya konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang komponen vaksin.

2. Orang yang sedang sakit parah

Jika seseorang sedang mengalami penyakit yang lebih serius, seperti flu berat atau penyakit lain yang menyebabkan gejala yang cukup parah, disarankan untuk menunda pemberian vaksin polio hingga sembuh. Namun, jika seseorang hanya mengalami penyakit ringan seperti pilek, mereka kemungkinan masih dapat menerima vaksin polio. Disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan nasihat lebih lanjut.

Ketika ada keraguan atau pertanyaan mengenai apakah seseorang dapat menerima vaksin polio atau tidak, selalu lebih baik untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan penilaian dan nasihat yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan individu tersebut.


Manfaat Vaksin Polio

Imunisasi Polio di Pakistan
Ekspresi seorang anak saat diberikan vaksin polio oleh pekerja kesehatan di Lahore, Pakistan, (9/4). Pakistan meluncurkan vaksinasi polio baru, yang bertujuan agar 38,7 juta anak di bawah usia 5 tahun mendapatkan vaksin tersebut. (AP Photo/KM Chaudary)

Vaksin Polio memiliki manfaat yang sangat penting dalam pencegahan dan pengendalian penyakit polio, yang disebabkan oleh virus polio. Berikut adalah beberapa manfaat vaksin polio:

1. Mencegah Penyakit Polio

Vaksin Polio adalah metode efektif untuk mencegah infeksi virus polio dan mencegah terjadinya penyakit polio. Virus polio menyebabkan infeksi pada sistem saraf, yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen atau bahkan kematian pada penderitanya. Dengan mendapatkan vaksin polio, tubuh akan mengembangkan kekebalan terhadap virus, sehingga mengurangi risiko terinfeksi dan mencegah terjadinya polio.

2. Eradikasi Penyakit Polio

Vaksin polio adalah bagian dari program global untuk mengeliminasi penyakit polio secara global. Melalui kampanye vaksinasi massal dan program imunisasi rutin, upaya global telah berhasil mengurangi kasus polio secara drastis di seluruh dunia. Beberapa negara bahkan telah dinyatakan bebas dari polio, dan tujuan akhirnya adalah eradikasi total penyakit ini.

3. Melindungi Individu dan Komunitas

Vaksin polio memberikan perlindungan kepada individu yang divaksinasi dan juga membantu melindungi komunitas di sekitarnya. Ketika sebagian besar populasi divaksinasi, maka tercipta efek "kekebalan kelompok" atau "herd immunity." Kekebalan kelompok ini memberikan perlindungan kepada orang-orang yang tidak dapat divaksinasi atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti bayi yang terlalu muda untuk divaksinasi atau individu dengan kondisi medis tertentu.

4. Pengurangan Beban Kesehatan Masyarakat

Dengan mencegah penyakit polio, vaksin polio membantu mengurangi beban kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Polio dapat menyebabkan banyak kasus kelumpuhan dan gangguan kesehatan serius pada anak-anak, sehingga pencegahan polio dengan vaksin membantu mengurangi jumlah penderita dan menghindari dampak sosial dan ekonomi dari penyakit ini.

5. Kemudahan Administrasi Vaksin

Vaksin polio dapat diberikan dalam bentuk suntik (IPV) atau oral (OPV). Vaksin OPV disuntikkan melalui mulut, membuatnya lebih mudah diberikan kepada anak-anak dan masyarakat di daerah-daerah yang sulit dijangkau atau berisiko tinggi.

Dengan manfaat-manfaat di atas, vaksin polio menjadi instrumen penting dalam upaya global untuk memerangi dan akhirnya memberantas penyakit polio, menjaga kesehatan individu, dan menciptakan dunia yang lebih aman dan sehat bagi semua orang.


Efek Samping Vaksin Polio

Imunisasi Polio di Pakistan
Seorang anak msaat diberikan vaksin polio oleh pekerja kesehatan di Lahore, Pakistan, (9/4). Pakistan meluncurkan vaksinasi polio baru, yang bertujuan agar 38,7 juta anak di bawah usia 5 tahun mendapatkan vaksin tersebut. (AP Photo/KM Chaudary)

Sama halnya seperti obat atau vaksin lainnya, vaksin polio pun memiliki sejumlah efek samping. Adapun efek samping efek samping vaksin polio antara lain adalah sebagai berikut:

1. Rasa Sakit di Bekas Suntikan

Beberapa orang mungkin mengalami rasa sakit di area tempat suntikan diberikan. Ini merupakan efek samping ringan yang umum terjadi setelah vaksinasi, dan kebanyakan orang tidak mengalami masalah serius terkait hal ini.

2. Pingsan

Beberapa orang mungkin merasa pingsan setelah menerima vaksinasi, termasuk vaksin polio. Untuk mencegah pingsan dan cedera akibat jatuh, disarankan untuk duduk atau berbaring selama sekitar 15 menit setelah menerima suntikan. Jika merasa pusing atau mengalami perubahan penglihatan atau telinga berdenging setelah mendapatkan vaksin, segera beri tahu penyedia layanan kesehatan.

3. Nyeri Bahu

Beberapa orang mungkin mengalami nyeri bahu yang lebih parah dan berlangsung lebih lama dari nyeri biasa yang terjadi setelah suntikan. Meskipun jarang terjadi, efek ini dapat dialami oleh beberapa individu.

4. Reaksi Alergi

Seperti halnya obat-obatan lainnya, sangat jarang vaksin polio menyebabkan reaksi alergi yang parah. Diperkirakan hanya sekitar satu dari setiap juta dosis vaksin yang menyebabkan reaksi alergi, dan reaksi semacam itu biasanya terjadi dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah vaksinasi.

5. Kemungkinan cedera serius atau kematian

Seperti halnya dengan obat-obatan atau vaksin lainnya, sangat kecil kemungkinan vaksin polio menyebabkan cedera serius atau kematian. Namun, penting untuk diingat bahwa risiko ini sangat jarang terjadi.

Efek samping vaksin polio biasanya ringan dan berlalu dengan sendirinya. Namun, jika seseorang mengalami reaksi yang tidak biasa atau khawatir tentang efek samping vaksin, sebaiknya segera berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya