Salah Satu Keuntungan Energi Matahari Adalah Ramah Lingkungan, Berikut Ulasannya

Salah satu keuntungan energi matahari adalah ramah lingkungan.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 14 Agu 2023, 07:50 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2023, 07:50 WIB
Sinar matahari
Ilustrasi (Foto: pxhere.com)

Liputan6.com, Jakarta Matahari adalah bintang pusat dari Tata Surya kita dan merupakan sumber utama energi bagi Bumi dan planet-planet lainnya yang mengelilinginya. Energi dari Matahari dihasilkan melalui reaksi nuklir yang terjadi di dalam intinya. salah satu keuntungan energi matahari adalah terbarukan.

Pemanfaatan energi Matahari sebagai sumber energi terbarukan memiliki potensi besar untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi dampak lingkungan. Meskipun perlu mengatasi tantangan seperti fluktuasi cuaca dan penyimpanan energi, inovasi dan pengembangan terus berlanjut untuk memaksimalkan manfaat dari energi matahari yang melimpah. Salah satu keuntungan energi matahari adalah ramah lingkungan.

Berikut ulasan tentang salah satu keuntungan energi matahari adalah ramah lingkungan, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (14/8/2023).

1. Ramah Lingkungan

Ilustrasi energi alternatif, panel surya
Ilustrasi energi alternatif, panel surya. (Photo by Jeremy Bezanger on Unsplash)

Salah satu keuntungan energi matahari adalah ramah lingkungan. Energi matahari adalah salah satu bentuk energi terbersih yang tersedia. Saat cahaya matahari diubah menjadi listrik atau panas, tidak ada emisi gas rumah kaca atau polutan lain yang dihasilkan. Ini berkontribusi pada pengurangan polusi udara dan dampak negatif terhadap lingkungan serta membantu mengurangi efek perubahan iklim global.

2. Terbarukan dan Tidak Terbatas

Energi matahari bersumber dari reaksi nuklir yang terjadi di inti matahari. Setiap detik, Matahari mengirimkan energi yang luar biasa besar ke Bumi. Bahkan jika hanya sebagian kecil energi ini yang dapat ditangkap dan dimanfaatkan, masih jauh melebihi kebutuhan energi global. Ini berbeda dengan sumber energi fosil yang akan habis seiring waktu.

3. Biaya Operasional Rendah

Setelah sistem panel surya atau perangkat penangkap energi matahari dipasang, biaya operasionalnya relatif rendah. Tidak diperlukan bahan bakar yang harus dibeli atau biaya transportasi. Selain itu, perawatannya cenderung sederhana, terutama pada panel surya yang memiliki sedikit bagian yang bergerak. Hal ini berkontribusi pada pengurangan biaya jangka panjang.

4. Pemakaian Luas

PLTS Terapung Cirata
Kawasan Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, resmi menjadi lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PTLS). (Foto: Humas Jabar)

Salah satu keuntungan energi matahari adalah pemakaiannya yang luas. Energi matahari dapat dimanfaatkan di hampir seluruh wilayah dunia. Meskipun tingkat sinar matahari yang diterima berbeda-beda di berbagai wilayah, hampir semua daerah dapat menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi. Teknologi yang mendukung energi matahari juga dapat diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan energi lokal.

5. Dapat Dikonversi ke Berbagai Bentuk

Energi matahari dapat diubah menjadi berbagai bentuk energi sesuai kebutuhan. Panel surya mengubah energi matahari menjadi listrik, sedangkan kolektor surya termal mengubahnya menjadi panas. Dalam proses fotosintesis, tumbuhan mengubah energi matahari menjadi energi kimia dalam bentuk gula dan nutrisi.

6. Mengurangi Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil

Pemanfaatan energi matahari membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang semakin langka dan berkontribusi pada polusi udara dan perubahan iklim. Dengan bergantinya ke sumber energi terbarukan seperti matahari, masyarakat dapat mengurangi risiko fluktuasi harga bahan bakar fosil dan dampaknya terhadap ekonomi.

7. Teknologi dan Inovasi Membuka Lapangan Kerja Baru

Penelitian dan pengembangan dalam teknologi energi matahari terus berlanjut. Peningkatan efisiensi panel surya, kolektor surya, dan teknologi penangkapan energi matahari lainnya terus dilakukan. Pengembangan teknologi energi matahari mendorong inovasi dalam berbagai bidang, seperti material, manufaktur, dan teknologi penyimpanan energi

Industri energi matahari menciptakan peluang lapangan kerja dalam berbagai bidang, termasuk produksi peralatan, penelitian dan pengembangan, pemasangan, pemeliharaan, dan pengoperasian sistem energi matahari.

Pengembangan energi matahari mendorong pembangunan infrastruktur energi berkelanjutan. Ini termasuk pengembangan jaringan kelistrikan yang lebih efisien dan penyimpanan energi yang canggih. Ini dapat memiliki dampak positif lebih luas pada perkembangan teknologi secara keseluruhan.

Tantangan Dalam Pemanfaatan Energi Matahari

PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi)
Medco Power Solar Sumbawa dan Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sedang mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya PV skala captive terbesar (26 MWp) di Indonesia untuk operasi penambangan. Terletak di Pertambangan Kelas Dunia Batu Hijau, tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia.

Pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi terbarukan memiliki sejumlah tantangan yang perlu diatasi untuk memaksimalkan efisiensi dan keberlanjutannya. Perkembangan teknologi dan inovasi dalam bidang energi matahari serta dukungan dari kebijakan pemerintah dapat membantu mengatasi hambatan-hambatan ini dan membuat pemanfaatan energi matahari semakin menarik dan berkelanjutan.

Berikut beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam memanfaatkan energi matahari.

1. Fluktuasi Cuaca

Ketersediaan cahaya matahari dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan iklim. Hari mendung, hujan, atau malam hari dapat mengurangi produksi energi dari panel surya. Fluktuasi ini dapat menjadi tantangan khusus dalam penyediaan energi yang konsisten.

2. Penyimpanan Energi

Energi matahari yang dihasilkan selama periode cerah harus disimpan untuk digunakan saat matahari tidak bersinar. Teknologi penyimpanan energi, seperti baterai surya, masih memerlukan perkembangan lebih lanjut untuk meningkatkan efisiensi dan kapasitas penyimpanan.

3. Efisiensi Konversi

Meskipun teknologi panel surya terus meningkat, konversi cahaya matahari menjadi energi listrik belum mencapai tingkat efisiensi yang sangat tinggi. Sel surya saat ini memiliki efisiensi konversi yang bervariasi, dan penelitian terus dilakukan untuk meningkatkan performa mereka.

4. Biaya Awal

Biaya pemasangan dan pembelian peralatan energi matahari, seperti panel surya dan kolektor surya, masih cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan sumber energi konvensional. Meskipun biaya ini telah menurun seiring waktu, masih perlu dilakukan upaya untuk membuat teknologi energi matahari lebih terjangkau.

5. Pengaruh Lokasi Geografis

Efisiensi panel surya dapat bervariasi berdasarkan lokasi geografis. Daerah dengan sinar matahari yang lebih kuat dan konstan lebih cocok untuk pemanfaatan energi matahari. Sedangkan, di daerah dengan cahaya matahari yang kurang intens, panel surya mungkin tidak menghasilkan energi dengan efisiensi yang sama.

6. Penggunaan Lahan

Instalasi besar panel surya atau fasilitas kolektor surya memerlukan lahan yang signifikan. Dalam beberapa kasus, ini dapat bersaing dengan penggunaan lahan untuk tujuan lain, seperti pertanian atau pengembangan.

7. Ketergantungan pada Perangkat Mekanis

Meskipun panel surya cenderung memiliki sedikit bagian yang bergerak dan memerlukan sedikit perawatan, komponen mekanis seperti pelacak matahari (tracker) atau sistem pendingin pada panel surya dapat mengalami kerusakan dan memerlukan pemeliharaan.

8. Ketersediaan Material

Produksi panel surya memerlukan sejumlah bahan, termasuk bahan langka seperti silikon. Keterbatasan pasokan bahan ini dapat mempengaruhi pertumbuhan industri energi matahari.

9. Pengaruh Lingkungan

Pembangunan dan pengoperasian instalasi energi matahari juga dapat memiliki dampak lingkungan, seperti penggunaan air untuk pendinginan dan pengaruh terhadap habitat lokal. Diperlukan perhatian terhadap dampak ini dalam perencanaan dan operasi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya