Salah Satu Penyebab Penyakit Kolera pada Penduduk Adalah Kontaminasi Sumber Air, Simak Cara Mencegahnya

Salah satu penyebab penyakit kolera pada penduduk adalah kebersihan makanan dan kontaminasi pada sumber air.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 14 Agu 2023, 12:00 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2023, 12:00 WIB
Penyakit Kolera, Kenali Ciri-Ciri
Ilustrasi Kontaminasi Sumber Air (Sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kolera adalah penyakit diare akut yang diakibatkan oleh infeksi bakteri Vibrio cholerae. Salah satu penyebab penyakit kolera pada penduduk adalah kebersihan makanan. Sebab virus Vibrio cholerae biasanya dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan.

Makanan yang tidak dicuci sampai bersih biasanya akan membawa bakteri Vibrio cholerae sehingga dapat menginfeksi saluran usus sehingga menyebabkan penyakit kolera. Selain itu, salah satu penyebab penyakit kolera pada penduduk adalah proses pengolahan makanan yang tidak sempurna.

Ketika Bakteri kolera memasuki tubuh melalui makanan, itu tidak secara instan menyebabkan infeksi pada manusia. Dibutuhkan sejumlah besar bakteri untuk menyebabkan seseorang menderita penyakit kolera.

Ketika bakteri kolera berhasil memasuki tubuh dan menyebabkan infeksi, bakteri ini akan mulai berkembang biak di usus kecil. Perkembangan bakteri ini mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap air dan mineral dari sistem pencernaan. Akibatnya, penderita akan mengalami diare cair yang sangat parah, sering kali mengarah pada dehidrasi.

Untuk memahami salah satu penyebab penyakit kolera pada penduduk adalah apa, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (14/8/2023).

Apa yang dimaksud penyakit kolera?

Kolera adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan biasanya menyebar melalui air yang terkontaminasi. Salah satu ciri khasnya adalah menyebabkan diare yang sangat parah dan dehidrasi. Jika tidak diobati, kolera bisa menjadi sangat berbahaya dalam hitungan jam, bahkan bagi orang yang awalnya dalam kondisi sehat.

Meskipun di negara-negara maju hampir tidak ada lagi kasus kolera berkat sanitasi modern dan pengolahan air yang baik, namun di beberapa wilayah seperti Afrika, Asia Tenggara, dan Haiti, penyakit ini masih menjadi ancaman.

Dilansir dari Mayo Clinic, salah satu penyebab penyakit kolera pada penduduk adalah kepadatan penduduk. Apalagi jika ditambah dengan kemiskinan, perang, atau bencana alam yang mengakibatkan sanitasi yang kurang memadai.

Berita baiknya, penyakit kolera bisa diatasi dengan relatif mudah. Kematian akibat dehidrasi yang parah dapat dicegah dengan solusi rehidrasi yang sederhana dan terjangkau.

Hal menarik lainnya, banyak orang yang terpapar bakteri kolera (Vibrio cholerae) tidak merasa sakit dan bahkan tak sadar bahwa mereka terinfeksi. Namun, mereka tetap bisa membawa bakteri tersebut dalam kotoran mereka selama tujuh hingga 14 hari, dan ini berarti mereka masih bisa menyebarkan infeksi ini melalui air yang terkontaminasi.

Gejala Penyakit Kolera

Pertama Kali dalam 3 Tahun, Warga Haiti Terserang Wabah Kolera
Tenaga medis merawat pasien dengan gejala kolera di sebuah klinik yang dikelola oleh Doctors Without Borders di Port-au-Prince, Haiti, Kamis, 27 Oktober 2022. Untuk pertama kalinya dalam tiga tahun, orang-orang di Haiti telah sekarat karena kolera, meningkatkan kekhawatiran tentang skenario yang berpotensi menyebar cepat dan menghidupkan kembali ingatan tentang epidemi yang menewaskan hampir 10.000 orang satu dekade lalu. (AP/Ramon Espinosa)

Sebagian besar kasus kolera yang menghasilkan gejala biasanya menyebabkan diare yang bisa jadi ringan atau sedang, yang sulit dibedakan dari diare biasa. Namun, ada juga yang mengalami tanda dan gejala yang lebih serius, biasanya beberapa hari setelah terinfeksi.

Gejala infeksi kolera antara lain:

1. Diare

Diare tiba-tiba muncul dan dapat menyebabkan hilangnya cairan dalam jumlah yang berbahaya, kadang-kadang sampai satu liter dalam satu jam. Diare akibat kolera sering tampak pucat, seperti air bilasan beras yang jernih.

2. Mual dan Muntah

Muntah umumnya terjadi pada tahap awal kolera dan bisa berlangsung berjam-jam.

3. Dehidrasi

Gejala dehidrasi dapat muncul beberapa jam setelah gejala kolera timbul dan bisa ringan hingga parah. Kehilangan 10% atau lebih dari berat badan mengindikasikan dehidrasi yang parah.

Gejala dehidrasi termasuk perubahan mood yang cepat, kelelahan, mata cekung, mulut dan bibir yang kering, haus yang berlebihan, kulit kering dan keriput yang kembali perlahan setelah dicubit, serta jumlah air seni yang sedikit atau bahkan tidak ada. Juga bisa disertai tekanan darah rendah dan detak jantung yang tidak teratur.

Dehidrasi ini dapat menyebabkan kehilangan mineral penting dalam darah yang bertugas menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh. Keadaan ini disebut sebagai ketidakseimbangan elektrolit.

Penyebab Penyakit Kolera

Penyebaran Kasus Kolera Membuat Afrika Selatan Waspada
Pihak berwenang mengatakan ada 29 kasus kolera lain yang dikonfirmasi laboratorium, sementara 67 orang dirawat di rumah sakit dan klinik karena infeksi saluran cerna. (AP Photo/Themba Hadebe)

Penyakit kolera muncul akibat serangan bakteri bernama Vibrio cholerae. Efek yang mematikan dari penyakit ini disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri ini di dalam usus kecil. Racun tersebut memicu tubuh untuk melepaskan cairan dalam jumlah besar, yang menyebabkan diare hebat dan hilangnya cairan serta elektrolit secara cepat.

Meskipun bakteri kolera tidak selalu menghasilkan penyakit pada semua orang yang terpapar, bakteri tersebut tetap dapat tersebar melalui tinja, dan ini berisiko mencemari sumber makanan dan air.

Penyebab penyakit kolera pada penduduk antara lain adalah sebagai berikut:

1. Sumber Air yang Terkontaminasi

Salah satu penyebab penyakit kolera pada penduduk adalah air sumur yang terkontaminasi. Sumur yang terkontaminasi seringkali menjadi penyebab wabah kolera yang luas. Orang yang tinggal dalam kondisi padat dan kurang sanitasi rentan terhadap risiko ini.

2. Makanan laut

Salah satu penyebab penyakit kolera pada penduduk adalah mengonsumsi makanan laut. Mengonsumsi makanan laut yang mentah atau belum matang, terutama kerang dari daerah tertentu, bisa membuat seseorang terkena bakteri kolera.

3. Buah dan sayuran mentah

Salah satu penyebab penyakit kolera pada penduduk adalah buah dan sayuran. Buah dan sayuran mentah yang belum dikupas sering menjadi sumber infeksi kolera di wilayah dengan keberadaan kolera. Di daerah berkembang, pupuk kandang yang tidak diolah atau air irigasi yang mengandung limbah mentah dapat mencemari hasil pertanian.

4. Biji-bijian

Salah satu penyebab penyakit kolera pada penduduk adalah biji-bijian. Di wilayah dengan penyebaran kolera, biji-bijian seperti beras dan millet yang terkontaminasi setelah dimasak dan dibiarkan pada suhu kamar selama beberapa jam dapat menjadi tempat perkembangbiakan bakteri kolera.

5. Kondisi sanitasi yang buruk

Salah satu penyebab penyakit kolera pada penduduk adalah kondisi sanitasi yang buruk. Penyebaran kolera lebih mungkin terjadi di tempat dengan sanitasi yang sulit dijaga, seperti kamp pengungsi, negara miskin, dan daerah yang terkena bencana alam atau konflik.

6. Kurangnya asam lambung

Bakteri kolera tidak bisa bertahan dalam lingkungan yang asam, dan asam lambung umumnya melindungi tubuh dari infeksi. Orang dengan asam lambung rendah, seperti anak-anak, orang dewasa tua, dan mereka yang menggunakan antasida atau obat-obatan yang mengurangi produksi asam lambung, berisiko lebih besar terkena kolera.

7. Paparan dalam lingkungan rumah

Salah satu penyebab penyakit kolera pada penduduk adalah kebersihan lingkungan. Risiko kolera meningkat jika tinggal dengan seseorang yang sudah terinfeksi penyakit ini.

Langkah-Langkah Pencegahan Kolera

Wabah Kolera Menyerang Anak-Anak dan Orang Dewasa di Lebanon
Pasien yang terinfeksi wabah kolera Vibrio menerima perawatan di aula masjid yang diubah menjadi rumah sakit lapangan di Kota Bebnine, Distrik Akkar, Lebanon Utara, Rabu (26/10/2022). Kolera adalah infeksi enterik akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae yang ada dalam air atau makanan yang terkontaminasi. (AFP/Ibrahim Chalhoub)

Salah satu penyebab penyakit kolera pada penduduk adalah air sumur yang terkontaminasi. Setelah memahami penyebab dan faktor risiko kolera, penting bagi kita untuk memahami langkah-langkah mencegah penyakit tersebut. Berikut adalah langkah-langkah pencegahan penyakit kolera:

  1. Menjaga kebersihan Pribadi: Cuci tangan secara rutin dengan sabun dan air bersih, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet. Ini dapat mencegah penyebaran bakteri.
  2. Penggunaan Air Bersih: Pastikan air yang Anda minum, gunakan untuk memasak, dan mandi berasal dari sumber yang aman dan tidak terkontaminasi. Jika air tidak aman, pastikan untuk mendidihkannya atau menggunakan air kemasan.
  3. Kebersihan Pangan: Matangkan makanan dengan baik sebelum mengonsumsinya. Hindari makan makanan laut mentah atau setengah matang, dan pastikan buah dan sayuran dicuci dengan air bersih.
  4. Sanitasi Lingkungan: Jaga kebersihan lingkungan sekitar Anda. Buang tinja dengan benar dan hindari mencemari air dan tanah dengan limbah manusia.
  5. Vaksinasi: Jika Anda akan bepergian ke daerah dengan risiko kolera, pertimbangkan untuk mendapatkan vaksinasi kolera jika dianjurkan oleh penyedia layanan kesehatan.

Langkah-Langkah Pengobatan Kolera

Jika sudah terlanjur terinfeksi bakteri kolera dan sudah menunjukkan gejala yang parah, penting untuk segera mengambil langkah pengobatan. Adapun langkah-langkah pengobatan penyakit kolera adalah sebagai berikut:

  1. Pencegahan Dehidrasi: Jika Anda mengalami gejala seperti diare dan muntah, minumlah cairan rehidrasi oral atau larutan oralit yang mengandung garam dan elektrolit. Ini membantu mengganti cairan dan garam yang hilang akibat diare dan muntah.
  2. Perawatan Medis: Jika gejala berlanjut atau menjadi parah, segera cari perawatan medis. Dokter dapat memberikan perawatan yang tepat, termasuk pemberian cairan intravena jika diperlukan.
  3. Antibiotik: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan antibiotik untuk mengurangi durasi dan berat gejala. Namun, penggunaan antibiotik tidak selalu diperlukan dan harus sesuai dengan arahan medis.
  4. Isolasi: Jika Anda terinfeksi kolera, penting untuk menjaga kebersihan dan mengisolasi diri agar tidak menularkan penyakit kepada orang lain.
  5. Pengobatan Simtomatik: Dokter dapat memberikan obat untuk meredakan gejala seperti diare, mual, dan muntah.
  6. Pemulihan Gizi: Setelah sembuh dari kolera, penting untuk memulihkan gizi dan nutrisi yang hilang selama penyakit.

Penting untuk diingat bahwa pengobatan yang tepat waktu sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius akibat dehidrasi. Jika Anda merasa terpapar kolera atau mengalami gejala yang mencurigakan, segera hubungi penyedia layanan kesehatan atau dokter untuk mendapatkan nasihat dan perawatan yang sesuai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya