Contoh Diagram Garis, Pahami Cara Membuat, Kelebihan dan Kekurangannya

Pengertian diagram garis dan cara membuatnya, serta kelebihan dan contoh-contoh diagram garis lainnya.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 14 Sep 2023, 14:05 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2023, 14:05 WIB
Contoh-contoh diagram garis
Contoh-contoh diagram garis (sumber: splashlearn.com)

Liputan6.com, Jakarta Saat ini, penggunaan diagram garis semakin penting dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam menganalisis data yang berkaitan dengan perubahan seiring waktu. Contoh diagram garis yang paling umum adalah untuk menggambarkan tren dan perubahan dalam data, baik itu dalam konteks bisnis, ilmiah, atau lainnya. 

Salah satu contoh diagram garis yang sering kita jumpai adalah grafik pergerakan harga saham selama beberapa bulan atau tahun. Dalam grafik ini, sumbu horizontal mewakili waktu dan sumbu vertikal mewakili harga saham. Melalui diagram garis ini, kita dapat melihat apakah harga saham mengalami kenaikan atau penurunan seiring berjalannya waktu.

Untuk lebih memahami apa itu diagram garis dan kegunaannya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pengertian diagram garis dan cara membuatnya, serta kelebihan dan contoh-contoh diagram garis lainnya, Kamis (14/9/2023).

Pengertian Diagram Garis

Contoh diagram garis yang menggambarkan jumlah penjualan 3 jenis device dari bulan ke bulan
Contoh diagram garis yang menggambarkan jumlah penjualan 3 jenis device dari bulan ke bulan (sumber: splashlearn.com)

Diagram garis adalah representasi grafis dari data yang menggunakan garis untuk menghubungkan titik-titik data dalam rentang waktu atau variabel tertentu. Diagram ini sering digunakan untuk menggambarkan tren, perubahan, atau hubungan antara dua atau lebih set data yang berbeda. Diagram garis biasanya memiliki sumbu horizontal (sumbu X) yang mewakili variabel independen, seperti waktu atau kategori, dan sumbu vertikal (sumbu Y) yang mewakili variabel dependen.

Beberapa contoh penggunaan diagram garis meliputi:

Grafik Perkembangan Waktu: Diagram garis sering digunakan untuk menunjukkan perubahan suatu nilai atau data selama periode waktu tertentu, seperti grafik perubahan harga saham selama beberapa bulan atau tahun.

Trend Data: Diagram garis dapat digunakan untuk mengidentifikasi tren dalam data, baik itu tren naik, turun, atau datar. Ini dapat membantu dalam analisis bisnis dan perencanaan strategis.

Perbandingan Data: Anda juga dapat menggunakan diagram garis untuk membandingkan beberapa set data dalam satu grafik, sehingga memudahkan perbandingan antara mereka.

Pemantauan Kinerja: Banyak organisasi menggunakan diagram garis untuk memantau kinerja mereka seiring waktu, seperti penjualan bulanan atau penggunaan sumber daya.

Analisis Prediktif: Diagram garis dapat digunakan untuk menggambarkan tren masa lalu dan membantu dalam membuat perkiraan atau prediksi masa depan.

Grafik Sinyal atau Gelombang: Dalam konteks ilmiah atau teknis, diagram garis sering digunakan untuk menggambarkan sinyal, gelombang, atau pola yang berkaitan dengan fenomena seperti getaran atau perubahan suhu.

Diagram garis dapat membantu mengubah data yang kompleks menjadi gambaran visual yang lebih mudah dipahami, memungkinkan individu atau organisasi untuk mengambil keputusan berdasarkan informasi yang jelas dan terstruktur.

Cara Membuat Diagram Garis dan Cara Membacanya

Contoh diagram garis yang menggambarkan populasi dari tahun ke tahun
Contoh diagram garis yang menggambarkan populasi dari tahun ke tahun (sumber: splashlearn.com)

Berikut adalah langkah-langkah umum untuk membuat diagram garis dan cara membacanya:

Langkah 1: Persiapkan Data

Mulailah dengan mengumpulkan data yang ingin Anda gambarkan dalam diagram garis. Pastikan data tersebut sudah terorganisasi dengan baik.

Langkah 2: Pilih Skala Sumbu X dan Sumbu Y

Tentukan variabel independen yang akan Anda plot pada sumbu X (biasanya waktu atau kategori) dan variabel dependen yang akan Anda plot pada sumbu Y. Sesuaikan skala sumbu X dan Y berdasarkan data Anda untuk memastikan diagram cukup informatif.

Langkah 3: Tentukan Interval Waktu (Jika Berlaku)

Jika Anda menggunakan waktu pada sumbu X, tentukan interval waktu yang akan Anda gunakan (misalnya, harian, bulanan, tahunan) tergantung pada tingkat detail yang Anda inginkan.

Langkah 4: Buat Tabel Data

Buat tabel data yang mencantumkan nilai-nilai untuk sumbu X dan Y. Pastikan data ini rapi dan terstruktur.

Langkah 5: Pilih Perangkat Lunak atau Alat yang Tepat

Anda dapat menggunakan perangkat lunak seperti Microsoft Excel, Google Sheets, atau perangkat lunak khusus seperti MATLAB atau R untuk membuat diagram garis. Pilih alat yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.

Langkah 6: Buat Diagram Garis

Masukkan data Anda ke dalam perangkat lunak yang Anda pilih dan buatlah diagram garis. Umumnya, Anda memilih opsi "Diagram Garis" atau "Grafik Garis" di perangkat lunak spreadsheet.

Langkah 7: Konfigurasi Diagram Garis

Sesuaikan tampilan diagram garis sesuai dengan preferensi Anda. Ini termasuk menambahkan label sumbu, judul diagram, mengubah warna garis, dan menambahkan marker titik data jika diperlukan.

Langkah 8: Membaca Diagram Garis

Sekarang, setelah diagram garis Anda dibuat, Anda dapat membacanya:

  • Sumbu X: Ini adalah sumbu horizontal yang mewakili variabel independen (biasanya waktu). Anda membaca nilai pada sumbu ini untuk mengetahui titik-titik waktu atau kategori yang bersesuaian dengan data.
  • Sumbu Y: Ini adalah sumbu vertikal yang mewakili variabel dependen. Anda membaca nilai pada sumbu ini untuk mengetahui besaran atau jumlah yang sesuai dengan titik waktu atau kategori pada sumbu X.
  • Garis: Garis pada diagram menghubungkan titik-titik data pada sumbu X dan Y. Dengan melihat garis ini, Anda dapat mengidentifikasi tren dan perubahan dalam data. Garis yang naik menunjukkan peningkatan, garis yang turun menunjukkan penurunan, dan garis datar menunjukkan kestabilan.

Langkah 9: Analisis Data

Analisis data dengan memperhatikan pola, tren, fluktuasi, dan perubahan dalam diagram garis. Anda dapat mengambil kesimpulan tentang data berdasarkan apa yang Anda lihat dalam diagram.

Ingatlah bahwa interpretasi diagram garis dapat berbeda tergantung pada konteks data yang Anda gunakan. Selalu pastikan untuk menyediakan label yang jelas dan tafsiran yang tepat saat Anda berbagi atau mengkomunikasikan hasil dari diagram garis kepada orang lain.

Kelebihan dan Kekurangan Diagram Garis

Contoh diagram garis yang menggambarkan tinggi badan jasmine dari tahun ke tahun
Contoh diagram garis yang menggambarkan tinggi badan jasmine dari tahun ke tahun (sumber: splashlearn.com)

Diagram garis memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan tergantung pada konteks penggunaannya. Berikut adalah beberapa dari keduanya:

Kelebihan Diagram Garis

  1. Menggambarkan Tren: Diagram garis sangat baik dalam menunjukkan tren dan perubahan dalam data seiring waktu. Ini memungkinkan pengguna untuk dengan cepat mengidentifikasi apakah ada kenaikan, penurunan, atau kestabilan dalam data.
  2. Mudah Dibaca: Diagram garis relatif mudah dibaca dan dapat diakses oleh banyak orang. Ini membuatnya menjadi alat yang efektif untuk berkomunikasi data kepada audiens yang beragam.
  3. Perbandingan Data: Diagram garis memungkinkan perbandingan antara dua atau lebih set data dalam satu grafik. Ini membantu dalam membandingkan kinerja atau tren antara berbagai variabel atau kategori.
  4. Memahami Hubungan: Diagram garis dapat membantu menggambarkan hubungan antara dua variabel, seperti korelasi positif atau negatif antara waktu dan data lainnya.
  5. Prediksi dan Perencanaan: Berdasarkan tren dalam diagram garis, pengguna dapat membuat perkiraan atau perencanaan untuk masa depan.
  6. Ketelitian Temporal: Diagram garis cocok untuk mengevaluasi data yang berubah seiring waktu, seperti perkembangan harga saham atau suhu harian.

Kekurangan Diagram Garis

  1. Keterbatasan dalam Variabel Kategoris: Diagram garis biasanya lebih efektif ketika digunakan untuk memvisualisasikan data yang memiliki variabel waktu atau variabel kuantitatif. Ini tidak seefektif diagram batang untuk data kategoris.
  2. Overplotting: Jika ada terlalu banyak data atau titik yang dekat satu sama lain pada diagram garis, garis-garis dapat tumpang tindih dan membuat sulit untuk memahami gambaran keseluruhan.
  3. Keterbatasan dalam Data Diskret: Diagram garis tidak selalu cocok untuk data yang bersifat diskret atau data yang hanya ada dalam interval waktu tertentu.
  4. Kesulitan Menyoroti Poin Data Tunggal: Jika Anda ingin menyoroti titik data tunggal pada diagram garis, misalnya untuk menunjukkan peristiwa tertentu, itu bisa menjadi kurang jelas daripada diagram batang yang memiliki batang terpisah.
  5. Kurang Cocok untuk Data Kualitatif: Diagram garis kurang cocok untuk menggambarkan hubungan antara variabel kualitatif atau data yang tidak berurutan.
  6. Memerlukan Data yang Akurat: Diagram garis akan menggambarkan perubahan dan tren berdasarkan data yang ada. Jika data tersebut tidak akurat, maka kesimpulan yang diambil dari diagram garis juga mungkin tidak akurat.

Penting untuk memilih jenis grafik yang sesuai dengan jenis data yang Anda miliki dan tujuan komunikasi Anda. Jika data Anda bersifat temporal atau memiliki hubungan yang jelas dengan waktu, diagram garis bisa menjadi pilihan yang baik. Namun, jika Anda memiliki data kualitatif atau diskrit, mungkin ada jenis grafik lain yang lebih sesuai.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya