12 Jenis Hujan Meteor dan Ciri-Cirinya yang Perlu Diketahui

Hujan meteor adalah benda langit yang jatuh dan melewati permukaan bumi dengan jumlah yang banyak.

oleh Husnul Abdi diperbarui 15 Sep 2023, 21:00 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2023, 21:00 WIB
Ilustrasi hujan meteor
Ilustrasi hujan meteor. (Photo by Austin Schmid on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Jenis hujan meteor perlu kamu kenali dalam mempelajari meteor. Seperti yang diketahui, meteor adalah benda angkasa yang meluncur di angkasa luar, masuk ke dalam atmosfer dan meyala karena gesekan udara. Pada umumnya meteor habis terbakar sebelum mencapai permukaan bumi, dan apabila masih bersisa benda itu jatuh sebagai meteorit. Meteor disebut juga sebagai bintang jatuh.

Sementara itu, hujan meteor adalah benda langit yang jatuh dan melewati permukaan bumi dengan jumlah yang banyak. Hal ini menyebabkan fenomena ini terlihat dari permukaan bumi seperti hujan turun. Maka dari itu, hujan meteor dikenal juga dengan sebutan meteor shower.

Hujan meteor adalah fenomena di mana banyak meteoroid berhasil memasuki atmosfer bumi dengan kecepatan tinggi. Fenomena langit ini tentu akan sayang jika dilewatkan begitu saja, karena langit malam akan tampak lebih cantik dengan cahaya-cahaya yang diciptakan oleh meteor.

Hujan meteor ini dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Jenis hujan meteor dibagi berdasarkan jenis posisi radiannya. Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (15/9/2023) tentang jenis hujan meteor.

1. Hujan Meteor Orionid

[Bintang] Hujan Meteor Orinoid
Ilustrasi hujan meteor Orinoid | via: youtube.com

Jenis hujan meteor yang pertama adalah Orionid, hujan meteor yang biasanya terjadi pada bulan Oktober di tiap-tiap tahunnya. Nama Orionid diambil dari asal tempat cahaya yang menjadi sebuah titik meteor yang melintas, yang disebut dengan konstelasi orion. Hujan meteor Orionid ini biasanya memancarkan warna kuning atau hijau yang terlihat dengan jelas.

2. Delta Aquarid

Jenis hujan meteor berikutnya adalah Delta Aquarid. Meteor ini datang dari konstelasi Aquarius, tepatnya bintang Delta Aquarii. Hujan meteor Delta Aquarid bisa disaksikan sekitar bulan Juli di belahan bumi bagian selatan dan utara.

3. Eta Aquarid

Jenis hujan meteor ini berasal dari bintang Eta Aquarii dari konstelasi Aquarius. Hujan meteor Eta Aquarid bisa disaksikan di pertengahan bulan April sampai akhir Mei. 

4. Hujan Meteor Perseid

Hujan Meteor Perseid
Seperti yang telah banyak disampaikan, perkiraan hujan meteor yang akan terjadi pada 13 Agustus 2023 ini berlangsung selama total 16 jam, tetapi puncak sesungguhnya terjadi mulai dari tengah malam hingga pagi hari. (AP Photo/Petros Giannakouris)

Seperti namanya, jenis hujan meteor ini terjadi di atas rasi bintang perseus, serta kemungkinan terjadi pada saat bumi melalui aliran meteor yang disebut dengan sebutan awan perseid. Melalui suatu pengamatan yang sudah pernah dilakukan sejak 2 abad yang lalu terkait hujan meteor Perseid, terjadinya hujan meteor adalah pada pertengahan Juli hingga Agustus tiap-tiap tahunnya.

Meteor Perseid ini akan dapat terlihat dengan jelas di belahan bumi bagian utara pada saat malam hari di musim panas, di mana pada saat itu langit terlihat cerah. Diperkirakan meteor Perseid akan tampak seperti kilatan terang dengan ekor cahaya yang panjang.

5. Lyrid

Meteor ini berada di konstelasi Lyra dan sering disebut juga April Lyrids. Menurut data astronomi, jenis hujan meteor ini sudah diteliti sejak 2600 tahun lalu, paling lama dibanding fenomena serupa lainnya.

6. Hujan Meteor Geminids

Hujan Meteor Geminids pada 12 Desember 2009
Hujan Meteor Geminids pada 12 Desember 2009 (AFP)

Jenis hujan meteor Geminid terjadi disebabkan karena meteor yang berasal dari sebuah asteroid yang disebut dengan sebutan 3200 Phaethon. Melalui pengamatan yang dilakukan sejak 1,5 abad yang lalu, hujan meteor Geminids terjadi pada akhir tahun, yaitu pada bulan Desember. Hujan meteor Geminid bisa dilihat di belahan bumi selatan dan utara, sementara cahaya meteor yang dihasilkan berwarna merah, putih, kuning, hijau, dan biru.

7. Taurid Selatan

Titik radian Taurid Selatan berada di konstelasi Cetus. Jenis hujan meteor ini biasanya muncul setelah senja, sekitar jam 18.30, dan terbenam sebelum fajar. 

8. Taurid Utara

Berada di konstelasi Taurus, hujan meteor Taurid Utara berintensitas 5 meteor per jam dan dapat disaksikan pada malam hari hingga menjelang matahari terbit. Baik Taurid Utara dan Selatan dikenal sebagai jenis hujan meteor yang lambat dan jarang serta terikat dengan komet Encke. 

9. Leonid

Hujan Meteor Leonid
Sebuah ledakan meteor Leonid 1999 yang terlihat pada ketinggian 38.000 kaki dari Leonid Multi Instrument Aircraft Campaign (Leonid MAC) dengan kamera 50 mm. (Pusat Penelitian NASA / Ames / ISAS / Shinsuke Abe dan Hajime Yano)

Jenis hujan meteor selanjutnya yaitu Leonid. Terletak di konstelasi Leo, hujan meteor Leonid dapat kamu saksikan sekitar tengah malam. Setiap tahun Leonid akan menghujani langit bumi di bulan November. 

10. Hujan Meteor Quadrantid

Hujan meteor Quandrantid merupakan jenis hujan meteor yang asalnya dari konstilasi Bootes. Melalui pengamatan, hujan meteor ini terjadi pada bulan Januari. Namun, pengamatan untuk meteor ini lebih sulit disebabkan karena puncaknya hanya terjadi dalam hitungan jam saja. Hujan meteor ini akan nampak jelas di wilayah bumi bagian utara sesuai dengan arah datangnya.

11. Ursid

Hujan meteor Ursid berasal dari serpihan komet Tuttle dengan titik radian berada di langit utara, tepatnya konstelasi Ursa minor. Fenomena ini dapat disaksikan secara jelas di bagian utara bumi.

12. Draconid

Jenis hujan meteor  ini terletak di konstelasi Draco. Titik radian hujan meteor Draconid bisa dilihat setelah senja hingga pukul 9 malam. Umumnya fenomena ini terjadi setiap tahun pada bulan Oktober.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya