Liputan6.com, Jakarta Al-Basit artinya adalah Yang Maha Melapangkan, yakni salah satu dari Asmaul Husna yang merujuk kepada sifat-sifat Allah SWT. Al-Basit memang tidak disebutkan secara eksplisit di dalam Al-Qur'an, namun terdapat bentuk kata kerja "basatha-yabsuthu," yang memiliki arti "melapangkan," ditemukan dalam beberapa ayat dalam Al-Quran sebanyak 13 kali. Dari kata kerja ini, lahir satu dari Asmaul Husna, yaitu "Al-Basith," yang secara harfiah berarti "Yang Maha Melapangkan Rezeki."
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, disampaikan bahwa pada masa Rasulullah, terjadi kenaikan harga barang-barang yang membuat para sahabat khawatir. Mereka meminta Rasulullah untuk menetapkan harga-harga tertentu. Kemudian Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah-lah yang membuat ketetapan harga; Dia adalah Al-Qâbidh (Maha menyempitkan), Al-Bâsith (Maha membentangkan), Ar-Râziq (Maha menganugerahkan rizki).
Untuk memahami Al-Basit artinya apa secara lebih mendalam, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (4/10/2023).
Advertisement
Memahami Pengertian Al-Basit Lebih Dalam
Al-Basit artinya adalah Maha Melapangkan, yang merupakan salah satu dari Asmaul Husna. Untuk memahami makna Al-Basith lebih mendalam, kita dapat merujuk pada konteks bahasa Arab dan penjelasan dalam literatur Islam.
Kata "Al-Basith" berasal dari kata kerja dalam bahasa Arab, yaitu "basatha" (بَسَطَ), yang secara harfiah berarti "meluaskan" atau "melapangkan." Ini menggambarkan sifat Allah sebagai Yang Maha Melapangkan atau Yang Maha Mempermudah.
Untuk memahami konsep Al-Basith, seringkali digunakan kontras dengan "Al-Qabidh," yang artinya "Maha Menyempitkan." Dalam konteks Asmaul Husna, Al-Qabidh berarti Allah yang menyempitkan rezeki atau menghadirkan kesulitan. Dengan perbandingan ini, Allah sebagai Al-Basit artinya adalah Yang Maha Melapangkan rezeki dan menghilangkan kesulitan.
Al-Basit artinya menggambarkan Allah sebagai Dzat yang melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki melalui kemurahan dan rahmat-Nya. Ini mencerminkan keyakinan bahwa Allah memiliki kekuasaan mutlak atas segala aspek kehidupan, termasuk rezeki. Dia dapat membuka jalan dan memberikan kelapangan kepada hamba-Nya.
Dalam pemahaman umat Muslim, Al-Basit membantu mengukuhkan kesadaran akan kesempurnaan Allah. Meskipun Allah memiliki kekuasaan untuk menyempitkan rezeki atau menghadirkan kesulitan, Dia juga memiliki kemampuan untuk melapangkan rezeki dan menghilangkan kesulitan. Oleh karena itu, Al-Basith mengajarkan umat Muslim untuk tidak mudah berprasangka buruk (suudzan) kepada Allah.
Konsep Al-Basith juga dapat ditemukan dalam Al-Quran, seperti dalam Surah Asy-Syuura ayat 27,
وَلَوْ بَسَطَ اللّٰهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهٖ لَبَغَوْا فِى الْاَرْضِ وَلٰكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَّا يَشَاۤءُ ۗاِنَّهٗ بِعِبَادِهٖ خَبِيْرٌۢ بَصِيْرٌ
Artinya: Dan sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha Teliti terhadap (keadaan) hamba-hamba-Nya, Maha Melihat.
Advertisement
Hikmah Asmaul Husna Al-Basit
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Al-Basit artinya Allah Yang Maha Melapangkan. Salah satu Asmaul Husna tersebut memiliki hikmah yang mendalam bagi setiap muslim. Hikmah dari pemahaman tentang Asmaul Husna Al-Basit adalah sebagai berikut:
1. Tidak Berprasangka Buruk kepada Allah
Salah satu hikmah utama dari pemahaman tentang Al-Basit adalah mendorong umat Muslim untuk tidak mudah berprasangka buruk (suudzan) terhadap Allah. Ini berarti mereka tidak boleh meragukan kebijaksanaan, kemurahan, dan rencana Allah dalam memberikan rezeki dan menghadirkan ujian dalam kehidupan. Sikap ini menciptakan rasa kepercayaan dan keyakinan yang kuat bahwa Allah selalu berbuat baik kepada hamba-Nya.
2. Konsistensi dalam Ibadah
Pemahaman tentang Allah sebagai Al-Basit mendorong umat Muslim untuk konsisten dalam beribadah kepada-Nya. Mereka menyadari bahwa rezeki dan kelapangan datang dari Allah, dan dengan beribadah, mereka mengukuhkan ikatan spiritual mereka dengan-Nya. Ini menciptakan kepatuhan dan pengabdian kepada Allah dalam segala aspek kehidupan.
3. Rasa Syukur yang Mendalam
Ketika seseorang merasa lapang rezeki atau mengalami kelapangan dalam hidupnya, pemahaman tentang Al-Basit membantu mereka untuk semakin bersyukur kepada Allah. Mereka menyadari bahwa kelapangan yang diperoleh adalah karunia Allah, dan ini memperdalam rasa syukur mereka atas nikmat-Nya.
4. Bersabar dan Bertawakal dalam Kesulitan
Ketika dalam keadaan sempit atau menghadapi kesulitan, pemahaman tentang Al-Basit juga memotivasi seorang Muslim untuk bersabar dan bertawakal. Mereka yakin bahwa Allah memiliki rencana yang baik dan hikmah di balik setiap ujian yang Dia berikan. Kesabaran dan tawakal adalah bentuk penghormatan kepada Allah dan memperkuat keyakinan bahwa suatu saat mereka akan dilepaskan dari kesulitan tersebut.
5. Kesadaran akan Kebaikan Allah
Pemahaman tentang Al-Basit juga menciptakan kesadaran akan kebaikan Allah. Umat Muslim yakin bahwa Allah memiliki rencana yang lebih besar dan lebih baik, dan Dia akan memberikan kelapangan dan kebahagiaan kepada mereka pada saat yang tepat. Ini membantu menjaga optimisme, kepercayaan, dan harapan dalam menghadapi segala situasi.
6. Pengabdian yang Mendalam
Umat Muslim yang memahami Al-Basit akan memiliki pengabdian yang lebih mendalam kepada Allah. Mereka memahami bahwa Allah adalah Sang Pemberi dan Sang Pengatur segala sesuatu, dan ini memotivasi mereka untuk mencari rahmat-Nya melalui ibadah, doa, dan permohonan.
Dengan demikian, pemahaman tentang Asmaul Husna Al-Basit tidak hanya mengajarkan konsep Allah sebagai Yang Maha Melapangkan, tetapi juga membentuk karakter, sikap, dan hubungan spiritual umat Muslim dengan Allah. Ini adalah bagian penting dari iman dan pengembangan pribadi dalam Islam.
Memahami Manfaat Dzikir Al-Basit
Dzikir Al-Basit, salah satu dari Asmaul Husna, memiliki sejumlah manfaat atau faedah yang dapat diambil oleh umat Muslim. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai manfaat dan fadhilah dari dzikir Al-Basit:
1. Membuka Pintu Kekayaan
Salah satu manfaat utama dari dzikir Al-Basit adalah membuka pintu kekayaan. Ketika seseorang secara konsisten mengingat dan menyebut Asmaul Husna Al-Basit, Allah SWT dijanjikan akan membuka jalan menuju rezeki dan kekayaan. Ini menunjukkan bahwa Allah adalah Pemberi rezeki yang melimpah kepada hamba-Nya yang beriman.
2. Kemandirian Keuangan
Dzikir Al-Basit juga dikaitkan dengan kemampuan untuk tidak bergantung pada orang lain dalam urusan keuangan. Dengan berupaya dan memohon kepada Allah, seseorang diberikan kekuatan untuk mencapai kemandirian keuangan. Ini mengajarkan umat Muslim untuk bekerja keras, berusaha, dan mempercayakan rezeki mereka kepada Allah.
3. Melapangkan Rezeki
Makna harfiah dari Al-Basit adalah "Maha Melapangkan." Ini menggambarkan Allah sebagai Yang Maha Melapangkan rezeki kepada hamba-Nya. Dengan mengingat dan merenungkan sifat Allah yang satu ini, seseorang dapat merasakan ketenangan bahwa Allah akan selalu melapangkan rezeki mereka sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.
4. Kebahagiaan dan Kehidupan
Dzikir Al-Basit juga mengandung makna bahwa Allah membentangkan nyawa kepada hamba-Nya, memberikan kehidupan dan bahagia. Ini adalah pengingat bahwa Allah adalah Pemberi kehidupan dan segala bentuk kebahagiaan, dan hanya dengan izin-Nya, kita dapat menikmati hidup dengan sebaik-baiknya.
5. Menghilangkan Keterbatasan
Dzikir Al-Basit mengajarkan umat Muslim untuk tidak merasa terbatas dalam mencapai tujuan mereka. Allah adalah Yang Maha Melapangkan, dan dengan keyakinan, usaha, dan doa kepada-Nya, segala sesuatu mungkin terjadi. Ini menciptakan rasa percaya diri dan optimisme dalam menghadapi tantangan hidup.
6. Bukti dalam Al-Quran
Dzikir Al-Basit didukung oleh dalil Al-Quran, seperti dalam Surah Al-Baqarah ayat 245 dan Surah Asy-Syuura ayat 27. Ini menguatkan keyakinan bahwa dzikir ini adalah bagian penting dari ibadah dan penghubungan spiritual dengan Allah.
Dengan demikian, dzikir Al-Basit adalah cara bagi umat Muslim untuk mengingat sifat Allah yang Maha Melapangkan rezeki dan menyadari bahwa Allah adalah Pemberi, Pengatur, dan Pencipta segala sesuatu. Dengan ketaatan, tawakal, dan kerja keras, umat Muslim diharapkan dapat merasakan manfaat dari dzikir ini dalam kehidupan mereka.
Advertisement