Kolagen Adalah Jenis Protein dalam Tubuh, Ini Fungsi dan Cara Tingkatkan Produksinya

Kolagen adalah protein utama yang memberikan struktur, kekuatan, dan elastisitas pada kulit, tulang, tendon, dan ligamen.

oleh Laudia Tysara diperbarui 20 Nov 2023, 13:00 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2023, 13:00 WIB
Warga Muara Baru Berebut Periksa Kulit Gratis
Dokter spesialis kulit memeriksa kulit pada pasien anak di komplek Rusunawa Muara Baru, Jakarta, Selasa (14/5/2019). Pemeriksaan kulit secara cuma-cuma merupakan program Vaseline Healing Project yang bertujuan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Kolagen adalah protein utama yang memberikan struktur, kekuatan, dan elastisitas pada berbagai jaringan tubuh manusia, seperti kulit, tulang, tendon, dan ligamen. Struktur ini dibentuk oleh berbagai asam amino dan melibatkan proses kompleks yang berlangsung di dalam tubuh untuk menghasilkan kolagen.

Fungsi utamanya adalah menjaga integritas struktural jaringan ikat, menjaga kekuatan dan elastisitas kulit, serta mendukung penyembuhan luka.

Namun, produksi kolagen dapat berkurang seiring dengan pertambahan usia, yang dapat memengaruhi keadaan kulit dan kesehatan jaringan tubuh lainnya. Oleh karena itu, menjaga asupan nutrisi yang tepat dan perawatan yang baik menjadi penting untuk mendukung produksi dan kesehatan kolagen dalam tubuh.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang kolagen, fungsi kolagen, produksi kolagen, penyebab menurunkan produksi kolagen, dan cara meningkatkan produksi kolagen tersebut, Senin (20/11/2023).

Jenis Protein dalam Tubuh

Warga Muara Baru Berebut Periksa Kulit Gratis
Warga sedang diperiksa kulit bagian tangan di komplek Rusunawa Muara Baru, Jakarta, Selasa (14/5/2019). Setiap warga berkesempatan untuk berkonsultasi dan mendapatkan pelayanan dari para dokter spesialis kulit yang tergabung dalam PERDOSKI terkait dengan gangguan kulit. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Kolagen adalah jenis protein dalam tubuh manusia. Ia memegang peranan penting dalam membentuk jaringan ikat seperti kulit, otot, dan ligamen di dalam tubuh. Secara kimia, kolagen terdiri dari sejumlah besar asam amino, terutama prolin, glikin, dan hidroksiprolin.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), seiring pertambahan usia, jumlah kolagen dalam tubuh akan menurun. Menurut beberapa literatur, pada rentang usia 25 hingga 30 tahun, terjadi penurunan sekitar 1.5% dari jumlah kolagen dalam tubuh setiap tahunnya.

Produksi Kolagen

Produksi kolagen berlangsung dalam proses yang kompleks di dalam tubuh, dimulai dari sintesis asam amino oleh sel-sel dalam tubuh seperti fibroblas, osteoblas, dan sel-sel lain yang berperan dalam pembentukan jaringan. Kemudian, proses ini melibatkan sejumlah langkah, termasuk pengubahan asam-asam amino menjadi prekursor kolagen dan pembentukan heliks ganda yang membangun struktur protein yang akhirnya menjadi kolagen.

Kemenkes RI tegaskan nutrisi untuk pembentukan kolagen dapat diperoleh dari sejumlah bahan makanan yang kaya akan vitamin C, vitamin B, vitamin E, mineral, dan omega 3. Jeruk, apel, strawberry, sayur bayam, brokoli, ikan salmon, daging ayam, dan putih telur merupakan contohnya.

Mengonsumsi nutrisi alami lebih dianggap aman dibandingkan dengan menggunakan suplemen.

Fungsi Kolagen

Fungsi utama kolagen adalah memberikan struktur dan kekuatan pada berbagai jaringan tubuh. Sebagai komponen utama jaringan ikat, seperti kulit, tulang, tendon, ligamen, dan kartilago. Kolagen memberikan kekuatan serta elastisitas yang dibutuhkan untuk menjaga integritas fisik dari jaringan-jaringan tersebut.

Selain itu, kolagen juga terlibat dalam proses penyembuhan luka, karena membantu memperbaiki jaringan yang rusak atau terluka. Namun, fungsi kolagen tidak hanya terbatas pada dukungan struktural saja, melainkan juga berperan dalam menjaga kesehatan kulit dengan menjaga kelembapan dan elastisitasnya.

Pahami juga bahwa gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok atau paparan sinar matahari berlebihan, juga dapat memengaruhi produksi kolagen dalam tubuh. Respons terhadap hal ini, banyak orang mulai konsumsi suplemen kolagen untuk membantu menjaga kesehatan kulit dan jaringan tubuh lainnya, meskipun efektivitasnya masih dalam penelitian lebih lanjut.

 

Penyebab Menurunkan Produksi Kolagen Lainnya

Waspada, Cuaca Jakarta Memanas
Warga beraktivitas menggunakan payung saat suhu udara mencapai 35 derajat Celcius di Kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (22/10/2019). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah) Event

Kemenkes RI menjelaskan bahwa produksi kolagen bisa menurun karena beberapa hal selain yang sudah disebutkan, yakni:

1. Paparan Sinar Matahari

Paparan radiasi sinar ultraviolet (UV) dalam jangka panjang dapat mempercepat proses penuaan dengan dampak yang signifikan. Efek dari paparan sinar ultraviolet yang berasal dari matahari tidak hanya sekadar merusak kulit, melainkan dapat memecah struktur kolagen dan merusak serat elastin yang terletak di lapisan kulit paling dalam atau dermis.

Kerusakan pada kolagen dan elastin, yang berfungsi sebagai jaringan penopang, berpotensi membuat kulit kehilangan kelenturannya, menyebabkan kulit terlihat kendur, dan memunculkan tanda-tanda penuaan seperti keriput.

2. Kebiasaan Merokok

Kebiasaan merokok mengandung risiko serius terhadap kesehatan kulit. Kandungan nikotin dalam rokok dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah di lapisan terluar kulit, mengakibatkan gangguan aliran darah yang berdampak pada kurangnya oksigen dan nutrisi esensial untuk kulit.

Selain itu, ribuan bahan kimia dalam asap rokok juga dapat merusak struktur kolagen dan elastin. Akibatnya, kulit dapat mengalami kekenduran dan penuaan dini, terutama di area di bawah mata yang seringkali lebih rentan terhadap kerutan.

3. Kurang Tidur

Penelitian mendukung konsep bahwa kurang tidur atau kualitas tidur yang buruk dapat mempercepat penuaan dini dan memberikan dampak negatif pada penampilan kulit. Faktor ini diyakini terkait dengan penurunan sistem kekebalan tubuh akibat kurang tidur, yang pada gilirannya dapat merusak kolagen, komponen utama kulit. Akibatnya, kulit mungkin tampak kusam dan kurang berseri, menciptakan lingkungan yang mendukung proses penuaan kulit.

4. Konsumsi Makanan Tinggi Gula

Terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi gula dapat memiliki konsekuensi serius pada kesehatan kulit. Proses peradangan yang dipicu oleh konsumsi gula berlebih dapat merusak struktur kolagen, menghambat kemampuannya untuk mempertahankan elastisitas dan memperbaiki dirinya sendiri.

Oleh karena itu, pola makan yang tinggi gula dapat menyebabkan penuaan kulit lebih cepat dan mengurangi kemampuan kulit untuk menjaga kelembapan dan elastisitasnya.

5. Gerakan dan Ekspresi Wajah

Setiap gerakan dan ekspresi wajah, seperti menyipitkan mata atau tersenyum, dapat berkontribusi pada pembentukan garis-garis halus dan kerutan pada kulit wajah. Proses ini terjadi karena setiap kali otot wajah digunakan, terbentuk alur-alur di bawah permukaan kulit.

Seiring bertambahnya usia, kemampuan kulit untuk kembali ke bentuk semula saat otot wajah bergerak akan berkurang, sehingga garis-garis halus dan kerutan lebih sulit untuk hilang dan cenderung menetap pada kulit wajah.

 

Cara Meningkatkan Produksi Kolagen

Ilustrasi memakai tabir surya, sunscreen, sunblock
Mengoleskan tabir surya ke tangan. (Image by jcomp on Freepik)

Kemenkes RI menyebut ada tiga cara meningkatkan produksi kolagen yang perlu dipahami, yakni:

1. Menggunakan Tabir Surya

Melindungi kulit dengan tabir surya adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan kulit dari efek negatif paparan sinar UV. Banyak orang sering mengabaikan penggunaan tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan, padahal produk ini memiliki peran penting dalam melindungi kulit dari berkurangnya produksi kolagen.

Tabir surya yang tersedia di pasaran didesain khusus untuk menangkal paparan sinar UV jangka panjang, yang jika dibiarkan dapat mengganggu produksi kolagen di tubuh. Penting untuk memilih produk dengan tingkat SPF yang sesuai dengan jenis kulit masing-masing.

2. Mengonsumsi Makanan Sumber Kolagen

Selain dari luar, asupan makanan juga memainkan peran penting dalam menjaga dan meningkatkan produksi kolagen. Kolagen sendiri tersusun dari asam amino, yang bisa dipasok oleh tubuh melalui pola makan sehat yang mengandung protein tinggi.

Makanan seperti susu, daging, telur, dan makanan laut merupakan sumber asam amino yang membantu tubuh dalam produksi kolagen. Selain itu, mengonsumsi makanan kaya vitamin C seperti jeruk, mangga, dan tomat juga dapat membantu proses produksi kolagen.

3. Terakhir Suplemen Kolagen

Beberapa orang juga memilih untuk mengonsumsi suplemen kolagen atau melakukan suntikan kolagen sebagai alternatif. Suntikan atau gelatin kolagen dapat membantu mengembalikan kandungan kolagen pada kulit, yang pada gilirannya dapat mengurangi garis-garis halus pada wajah, meningkatkan kecantikan alami kulit, dan membuatnya terlihat lebih muda.

Namun, sebelum menggunakan suplemen atau melakukan prosedur seperti suntikan kolagen, penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk memahami manfaat dan efek sampingnya.

Meskipun ada klaim bahwa krim kolagen dapat membuat kulit terlihat lebih muda, faktanya belum ada krim yang terbukti secara ilmiah dapat mengembalikan kolagen pada kulit. Oleh karena itu, penting untuk memiliki pemahaman yang jelas mengenai efektivitas produk-produk tersebut sebelum mengandalkannya sepenuhnya dalam perawatan kulit.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya