Mengenal Kata Imbuhan, Berikut Fungsi, Jenis, dan Contohnya

Dalam berbagai teks dan literatur, konsep tentang kata imbuhan muncul sebagai suatu fenomena linguistik yang memberikan dimensi baru pada kata dasar.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 04 Des 2023, 15:30 WIB
Diterbitkan 04 Des 2023, 15:30 WIB
Ilustrasi menulis
Ilustrasi menulis. (Image by macrovector on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Kata imbuhan merupakan salah satu aspek penting dalam bahasa Indonesia yang sering kali menjadi fokus dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam berbagai teks dan literatur, konsep tentang kata imbuhan muncul sebagai suatu fenomena linguistik yang memberikan dimensi baru pada kata dasar. 

Kata imbuhan sering juga dikenal sebagai afiks yang terbagi menjadi empat jenis utama: awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), dan gabungan (konfiks). Kata imbuhan memiliki fungsi utama untuk mengubah makna dari kata dasarnya. Kata dasar sendiri merupakan bentuk paling sederhana dari sebuah kata yang telah memiliki makna. Namun, melalui pemberian imbuhan, kata dasar dapat mengalami perubahan bentuk dan makna. 

Dengan demikian, kata imbuhan menjadi sebuah teknik linguistik yang memengaruhi keseluruhan makna suatu kalimat. Berikut ulasan lebih detail tentang apa itu kata imbuhan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (4/12/2023).

Mengenal Lebih Jauh Apa itu Kata Imbuhan

Ilustrasi menulis
Ilustrasi menulis (Poetry vector created by pikisuperstar - www.freepik.com)

Kata imbuhan dapat dijelaskan sebagai bunyi tambahan yang ditambahkan pada sebuah kata dasar, baik di awal, di akhir, di tengah, atau sebagai gabungan dari ketiganya. Definisi ini sejalan dengan keterangan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang menyebutkan bahwa imbuhan adalah bubuhan pada kata dasar untuk membentuk kata baru. Lebih jauh lagi, imbuhan diartikan sebagai bentuk linguistik yang mengubah leksem menjadi kata yang memiliki arti lengkap, seperti subjek, predikat, dan objek, melalui proses yang dikenal sebagai afiksasi.

Proses afiksasi, atau pemberian imbuhan, dapat diilustrasikan dengan contoh sederhana, seperti kata dasar "minum" yang, setelah ditambahkan imbuhan -an di akhir, menjadi "minuman." Perubahan ini tidak hanya berdampak pada bentuk kata tetapi juga pada makna keseluruhan. Dalam konteks ini, "minum" adalah kata kerja, sedangkan "minuman" adalah kata benda, dan keduanya memiliki makna yang berbeda.

Dengan demikian, pemahaman mendalam tentang kata imbuhan menjadi krusial, terutama bagi penulis atau pembuat karya tulis. Imbuhan bukan hanya sekadar tambahan bunyi pada kata dasar, tetapi juga merupakan elemen kunci yang membentuk kaya ekspresi bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penulis perlu memahami definisi kata imbuhan, jenis-jenisnya, fungsi, dan dampaknya terhadap makna kalimat secara keseluruhan. Dengan pemahaman yang baik, penggunaan kata imbuhan dapat memperkaya dan memperluas kemampuan berbahasa, menciptakan makna yang lebih nuansa dan mendalam dalam setiap ungkapan.

Fungsi Kata Imbuhan

Ilustrasi menulis
Ilustrasi menulis. (Image by upklyak on Freepik

Berikut ulasan tentang fungsi dari kata imbuhan.

1. Membentuk Kata Benda

Kata imbuhan berperan penting dalam mengubah kata dasar menjadi kata benda. Proses ini memungkinkan pembentukan kata-kata yang menjelaskan benda, manusia, binatang, atau konsep. Fungsi ini memiliki dampak signifikan dalam menyusun kalimat, karena kata benda seringkali berperan sebagai subjek, objek, atau pelengkap dalam sebuah kalimat.

2. Membentuk Kata Kerja

Imbuhan juga digunakan untuk membentuk kata kerja, kata-kata yang menggambarkan suatu perbuatan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang. Kata kerja menjadi predikat utama dalam kalimat dan membawa makna proses atau keadaan. Fungsi ini memperluas variasi kata kerja yang dapat digunakan dalam berbicara atau menulis.

4. Membentuk Kata Sifat

Kata imbuhan berkontribusi dalam pembentukan kata sifat atau adjektiva. Kata sifat digunakan untuk memberikan keterangan lebih spesifik pada kata benda atau kata ganti. Dengan adanya imbuhan, bahasa menjadi lebih deskriptif dan nuansanya menjadi lebih kaya.

5. Membentuk Kata Bilangan

Fungsi imbuhan tidak hanya terbatas pada kata benda, kerja, atau sifat, tetapi juga mencakup pembentukan kata bilangan. Kata bilangan digunakan untuk menghitung jumlah wujud, urutan, atau memberikan keterangan terkait jumlah. Imbuhan berperan dalam menyusun kata-kata yang memiliki makna kuantitatif.

6. Membentuk Kata Keterangan

Imbuhan digunakan untuk membentuk kata keterangan, yang memberikan penjelasan tentang tempat, waktu, alat, sebab akibat, dan aspek lainnya dalam suatu kalimat. Kata keterangan ini melengkapi kalimat dengan informasi tambahan, meningkatkan kejelasan dan ketepatan makna.

Jenis-Jenis Kata Imbuhan dalam Bahasa Indonesia

Ilustrasi Menulis
Ilustrasi Menulis (Photo created by stories on Freepik)

Pengetahuan tentang jenis-jenis kata imbuhan ini tidak hanya memperkaya kosakata, tetapi juga memperluas kemampuan komunikasi dalam bahasa Indonesia. Pemahaman akan posisi imbuhan, frekuensi penggunaannya, dan asal-usul serapan dari bahasa asing memberikan wawasan mendalam tentang kekayaan struktur bahasa Indonesia. Berikut jenis-jenis kata imbuhan dalam bahasa Indonesia.

1. Imbuhan Berdasarkan Posisinya

Jenis-jenis imbuhan berdasarkan posisi menunjukkan lokasi imbuhan dalam suatu kata.

  1. Prefiks (Awalan): Menempati posisi di awal kata dasar, memberikan variasi makna seperti dalam contoh "beranak" atau "pengerat."
  2. Sufiks (Akhiran): Terletak di akhir kata dasar, memberikan makna tambahan seperti dalam "timbangan" atau "beresi."
  3. Infiks (Sisipan): Disisipkan di tengah kata dasar, seperti -em-, -el-, -in-, -er-, -eh-, memberikan nuansa khusus pada makna, seperti dalam "melaju" atau "temali."
  4. Konfiks (Gabungan Awalan dan Akhiran): Terletak di awal dan akhir kata dasar, memberikan makna yang lebih kompleks, contohnya "ketakutan" atau "seandainya."

2. Imbuhan Berdasarkan Penggunaannya

Berdasarkan frekuensi penggunaannya, imbuhan dibagi menjadi dua kategori.

  1. Imbuhan Produktif: Frekuensi penggunaannya tinggi, seperti se-, ber-, meng-, peng-, per-, dsb.
  2. Imbuhan Tak Produktif: Frekuensi penggunaannya rendah, seperti -em, -el, -wati, -is, -er, dsb.

3. Imbuhan untuk Serapan Bahasa Asing

Imbuhan juga dapat berasal dari serapan bahasa asing, memberikan variasi dan kemajuan dalam penggunaan bahasa Indonesia.

  1. Imbuhan Bahasa Arab: Membentuk atau menandai kata sifat, seperti -ah dan -i, contohnya "manusiawi" atau "alamiah."
  2. Imbuhan Bahasa Sanskerta: Berperan dalam pembentukan kata benda, seperti -man, -wan, -wati, contohnya "budiman" atau "wartawan."
  3. Imbuhan Bahasa Inggris: Digunakan untuk membentuk kata sifat, seperti -an, -en, -is, -if, -al, contohnya "imigran" atau "egois."

Makna dari Kata Imbuhan dalam Bahasa Indonesia

Ilustrasi menulis
Ilustrasi menulis. (Image by upklyak on Freepik)

Berikut adalah ulasan mengenai makna kata imbuhan bahasa Indonesia

1. Prefiks (Awalan)

  1. "ber-" memiliki makna seperti menjadi, memiliki, dalam kondisi, jumlah, dan mengeluarkan. Contohnya termasuk "berpisah" (menjadi), "berteman" (memiliki), dan "berbau" (mengeluarkan). 
  2. "ke-" memiliki makna tingkatan, seperti kedua, ketiga, dan kelima.
  3. "se-" bisa memiliki makna bilangan, seluruh, melakukan bersama-sama, satu, tanggal, setara, dan waktu. Contohnya termasuk "seratus" (bilangan) dan "sebelum" (menyatakan waktu).
  4. "pe-" bisa memiliki makna profesi, tindakan, sifat, alat, sebab, satuan hitung, dan kata kerja. Contohnya termasuk "pelajar" (profesi) dan "penggaris" (alat tulis). 
  5. "ter-" bisa memiliki makna paling, sudah, tidak sengaja, mendadak, atau hasil dari sebuah tindakan. Contohnya termasuk "tercantik" (paling) dan "terbawa" (tindakan tak disengaja).

2. Sufiks (Akhiran)

  1. "-i" di akhir kata dasar bisa memiliki makna kata kerja. Contohnya termasuk "awali" dan "akhiri."
  2. "-kan" di akhir kata dasar bisa memiliki makna kata kerja, menjadi sesuatu, dan melakukan sesuatu. Contohnya termasuk "membersihkan" (kata kerja) dan "tuntaskan" (menjadi sesuatu). 
  3. "-nya" di akhir kata dasar bisa memiliki makna sesuatu yang telah terjadi, kepemilikan, kondisi yang sedang dilalui, pernyataan, penunjuk, dan tingkatan. Contohnya termasuk "jalannya" (sudah terjadi) dan "sekaya-kayanya" (tingkatan).

3. Infiks (Sisipan)

  1. "-el-" yang disisipkan di tengah kata dasar bisa membentuk makna kata kerja dan kata benda. Contohnya termasuk "melaju" (kata kerja) dan "telapak" (kata benda). 
  2. "-er-" yang disisipkan di tengah kata dasar bisa membentuk makna kata benda. Contohnya termasuk "kerudung" dan "seruling." 
  3. "-em-" yang disisipkan di tengah kata dasar bisa membentuk makna kata sifat. Contohnya termasuk "gemetar" dan "kemilau." 
  4. "-in-" yang disisipkan di tengah kata dasar bisa membentuk makna kata kerja. Contohnya termasuk "kinerja" dan "sinambung."

4. Konfiks (Gabungan Awalan dan Akhiran)

  1. "se-nya" di awal dan akhir kata dasar bisa bermakna sebagai tingkatan, waktu, atau contoh. Contohnya termasuk "sepandai-pandainya" (tingkatan) dan "setibanya" (waktu). 
  2. "pe-an" di awal dan akhir kata dasar bisa bermakna sebagai cara, tempat, dan alat. Contohnya termasuk "pengiriman" (cara) dan "perumahan" (tempat). 
  3. "ber-an" yang terletak di awal dan akhir kata dasar bisa membentuk makna saling dan perbuatan yang dilakukan banyak orang. Contohnya termasuk "berpandangan" (saling) dan "berhamburan" (perbuatan).

Contoh Kata Berimbuhan dan Maknanya

Ilustrasi menulis
Ilustrasi menulis. (Image by pch.vector on Freepik)
  1. Membangun (me- + bangun): Proses membuat atau mendirikan sesuatu.
  2. Menyanyikan (me- + nyanyi + -kan): Melakukan tindakan menyanyi.
  3. Perguruan (per- + guru + -an): Tempat atau lembaga yang berhubungan dengan pendidikan.
  4. Perubahan (per- + ubah + -an): Proses atau tindakan mengalami perubahan.
  5. Mengatasi (meng- + atasi): Menyelesaikan masalah atau menghadapi suatu situasi.
  6. Berpikir (ber- + pikir): Melakukan proses pemikiran atau merenung.
  7. Keterampilan (ke- + tampil + -an): Kemampuan atau keahlian dalam melakukan sesuatu.
  8. Penyelidikan (pen- + selidik + -an): Proses mencari informasi atau fakta melalui penyelidikan.
  9. Pemahaman (pe- + paham + -an): Proses memahami atau mengerti sesuatu.
  10. Menggambar (meng- + gambar): Melakukan tindakan membuat gambar atau lukisan.
  11. Terlambat (ter- + lambat): Melewati waktu yang telah ditentukan atau diharapkan.
  12. Membasahi (me- + basah + -i): Melakukan tindakan membuat sesuatu menjadi basah.
  13. Menyapu (me- + sapu): Melakukan tindakan membersihkan dengan sapu.
  14. Mengenali (meng- + kenal + -i): Melakukan tindakan mengidentifikasi atau mengenal sesuatu.
  15. Perjalanan (per- + jalan + -an): Aktivitas atau proses berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
  16. Berlari (ber- + lari): Melakukan tindakan berlari atau berlari dengan kecepatan tertentu.
  17. Pewarnaan (pe- + warna + -an): Proses memberi warna pada sesuatu atau tindakan memberi warna.
  18. Memperbesar (memper- + besar): Melakukan tindakan membuat sesuatu menjadi lebih besar.
  19. Mengajar (meng- + ajar): Melakukan tindakan memberikan pengajaran atau pelajaran kepada orang lain.
  20. Terhormat (ter- + hormat): Memiliki status yang dihormati atau dianggap tinggi.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya