Antonim Kata Adalah Lawan dari Sinonim, Simak Sifat dan Contoh Penggunaan

Antonim kata adalah lawan makna dari sinonim.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 16 Jan 2024, 12:30 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2024, 12:30 WIB
Ilustrasi perpustakaan, membaca buku, belajar
Ilustrasi perpustakaan, membaca buku, belajar. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Antonim adalah lawan makna dari suatu kata. Ketika kita berbicara tentang sinonim, kita berbicara tentang kata-kata yang memiliki makna yang sama atau mirip. Sementara itu, antonim adalah lawan kata atau kata-kata yang memiliki makna berlawanan.

Dalam bahasa Indonesia, terdapat berbagai macam antonim kata yang sering kita jumpai sehari-hari. Misalnya, "besar" dan "kecil", "panjang" dan "pendek", "tinggi" dan "rendah" dan lain sebagainya. Antonim dapat membantu kita dalam memperkaya kosakata, serta memahami makna dari suatu kata lebih baik.

Oleh karena itu, baik untuk mempelajari beberapa jenis dan sifat dari antonim kata. Jenis antonim dapat dibagi menjadi dua, yaitu antonim leksikal dan antonim gramatikal. Antonim leksikal adalah lawan kata yang secara langsung berlawanan, sementara antonim gramatikal merupakan antonim yang berlawanan dalam konteks tata bahasa.

Dengan memahami antonim kata, kita dapat lebih memperkaya kosakata kita serta lebih memahami makna dari suatu kata dengan lebih baik. Memahami antonim juga dapat membantu kita dalam penggunaan kata-kata yang tepat dalam berkomunikasi. Berikut ini contoh kata antonim yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (16/1/2024). 

Mengenal Apa Itu Antonim Kata

Ilustrasi wanita, membaca, buku
Ilustrasi wanita, membaca, buku. (Photo by Isaac Y. Takeu on Unsplash)

Antonim kata merupakan lawan dari sinonim, yaitu kata-kata yang memiliki arti berlawanan. Antonim kata penting untuk diketahui karena dapat memperkaya kosakata dan pemahaman terhadap suatu kata.  Menurut definisi yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), antonim adalah kata yang memiliki makna berlawanan dengan kata lain. Dalam konteks linguistik, antonim merupakan leksem yang membentuk pasangan antonimi, mengekspresikan hubungan semantik antara dua satuan ujaran yang menunjukkan kebalikan, pertentangan, atau kontras antara keduanya.

Sedangkan melansir dari KapanLagi dan perspektif ilmu linguistik, antonim melibatkan oposisi makna dalam pasangan leksikal yang dapat dijenjangkan. Secara lebih rinci, antonim dapat diartikan sebagai hubungan semantik antara dua atau lebih kata yang memiliki makna yang bertentangan, berkebalikan, atau kontras satu sama lain. Asal-usul kata "antonim" dapat ditelusuri kembali ke bahasa Yunani kuno, di mana "onoma" berarti nama dan "anti" berarti melawan. Dengan demikian, antonim dapat diartikan sebagai "nama lain untuk benda lain pula."

Menurut pemahaman beberapa ahli, seperti Rahardi (2010) yang menjelaskan bahwa suatu bentuk kebahasaan dapat dianggap berantonim, jika memiliki makna yang berbeda atau bertentangan secara logis dengan bentuk kebahasaan lainnya. Vehaar, seperti yang dikutip oleh Chaer (2009), mendefinisikan antonim sebagai ungkapan, baik berupa kata, frase, atau kalimat yang maknanya dianggap sebagai kebalikan dari makna ungkapan lain. Saeed (2000), dalam pandangan terminologi tradisional, menjelaskan bahwa antonim adalah kata-kata yang memiliki makna berlawanan.

 

Sifat Antonim

Ilustrasi perpustakaan, membaca buku bersama, cerpen
Ilustrasi perpustakaan, membaca buku bersama, cerpen. (Photo Copyright by Freepik)

Antonim kata umumnya memiliki arti atau makna yang berlawanan. Antonim seringkali digunakan untuk menyatakan lawan dari suatu konsep atau ide. Jenis antonim dapat dibagi menjadi tiga, yaitu antonim leksikal, antonim sintaksis dan antonim polisemi. Sedangkan untuk sifat, antonim sendiri memiliki beberapa karakteristik, yaitu antonim tidak selalu menjadi pasangan yang sempurna. Misalnya, "panjang" adalah antonim dari "pendek", namun tidak semua kata yang memiliki arti "pendek" memiliki pasangan antonim yang jelas. Kedua, antonim kadang memiliki makna yang relatif. Artinya, sebuah kata mungkin menjadi antonim dari kata lain dalam satu konteks, namun tidak menjadi antonim dalam konteks yang lain. Berikut adalah sifat-sifatnya: 

Oposisi Majemuk

Oposisi majemuk merupakan jenis antonim yang memiliki tingkat kontras yang tinggi, misalnya besar-kecil, kaya-miskin, hitam-putih. Oposisi majemuk sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam karya sastra untuk menunjukkan perbedaan yang jelas, antara dua konsep atau hal. Dengan memahami antonim kata dan jenisnya, pengguna bahasa dapat lebih kreatif dalam menyampaikan informasi atau menulis karya-karya yang bermakna. Jadi, penting untuk mengerti dan memahami konsep antonim kata dan jenisnya dalam penggunaan bahasa sehari-hari.

Oposisi Kembar

Antonim kata juga dikenal sebagai "oposisi kembar" karena mereka saling berlawanan. Jenis antonim kata terbagi menjadi beberapa kategori, seperti antonim kata dasar (seperti panas-dingin), antonim kata klausa (seperti buka-tutup) dan antonim kata tarik-ulur (seperti maju-mundur). Sifat antonim kata dapat menunjukkan kontradiksi, kebalikan, atau lawan dari suatu konsep. Dalam menulis, penggunaan antonim kata bisa memperkaya kosakata dan menyampaikan makna yang lebih kuat. Dengan memahami antonim kata, pembaca dapat lebih memahami makna dari sebuah tulisan dan menangkap nuansa yang diungkapkan. Itulah mengapa pengetahuan tentang antonim kata sangat penting dalam pemahaman bahasa Indonesia.

Oposisi Gradual

Oposisi gradual merupakan jenis antonim yang memiliki tingkatan atau tingkat keberlawanan yang berbeda. Jenis antonim kata ini meliputi antonim sempurna, yakni antonim yang memiliki arti yang benar-benar berlawanan, seperti panjang - pendek, besar - kecil. Kemudian, ada juga antonim sebagian, yaitu antonim yang memiliki tingkatan keberlawanan yang berbeda, seperti cerah - mendung, bahagia - sedih. Sifat antonim kata adalah memiliki tingkat keberlawanan yang berbeda-beda, ada yang benar-benar berlawanan dan ada yang hanya sebagian berlawanan. Antonim kata sering digunakan untuk memperkaya kosakata, memperjelas makna, dan membuat tulisan lebih bervariasi. 

 

Oposisi Relasional

Antonim kata adalah lawan dari sinonim. Mereka adalah kata-kata yang memiliki arti berlawanan. Ada beberapa jenis antonim kata, yaitu antonim relasional dan antonim gradien. Antonim relasional adalah pasangan kata yang memiliki hubungan atau relasi yang berlawanan, misalnya panas-dingin, atas-bawah, atau dekat-jauh. Sementara antonim gradien adalah pasangan kata yang memiliki tingkat atau derajat yang berlawanan, misalnya cepat-lambat, besar-kecil, atau senang-sedih. Antonim kata sangat berguna dalam menambahkan variasi dan kejelasan, dalam penggunaan kata-kata di karya tulis atau percakapan sehari-hari.

Contoh Antonim

Contoh ilustrasi membaca buku
Membaca buku sebelum tidur dapat menjadi aktivitas positif yang dilakukan di malam hari, sebaiknya kamu membiasakan melakukannya (Foto: Unsplash.com/Nathan Aguirre)

1. Abadi >< Sementara

2. Abdi >< Majikan

3. Abolisi >< Pemberatan

4. Ahli >< Amatir

5. Akrab >< Canggung

6. Bagus >< Jelek

7. Bahagia >< Sedih

8. Baik >< Buruk

9. Banyak >< Sedikit

10. Baru >< Lama

11. Bekerja >< Menganggur

12. Cacat >< Normal

13. Cair >< Padat

14. Canggih >< Terbelakang

15. Cantik >< Jelek

16. Cinta >< Benci

17. Cowok >< Cewek

18. Curam >< Landai

19. Dalam >< Dangkal

20. Damai >< Perang

21. Datang >< Pergi

22. Dorong >< Tarik

23. Duduk >< Berdiri

24. Duka >< Suka

25. Ekuivalensi >< Diferensiasi

26. Elastis >< Kaku

27. Epilog >< Prolog

28. Evolusi >< Resolusi

29. Fakta >< Fiksi

30. Fisik >< Mental

31. Gadai >< Tebus

32. Gali >< Kubur

33. Gampang >< Susah

34. Gelap >< Terang

35. Gemuk >< Kurus

36. Ganjil >< Genap

37. Hadir >< Absen

38. Hemat >< Boros

39. Hidup >< Mati

40. Indah >< Jelek

41. Individu >< Kelompok

42. Jatuh >< Bangkit

43. Jauh >< Dekat

44. Jelas >< Kabur

45. Jelek >< Baik

46. Kacau >< Teratur

47. Kakak >< Adik

48. Kakek >< Nenek

49. Kaki >< Tangan

50. Kanan >< Kiri

51. Kasar >< Halus

52. Lari >< Jalan

53. Legal >< Ilegal

54. Lemah >< Perkasa

55. Lembut >< Kasar

56. Liar >< Jinak

57. Mahal >< Murah

58. Maju >< Mundur

59. Maksimal >< Minimal

60. Mampu >< Terbatas

61. Mancung >< Pesek

62. Mandiri >< Bergantung

63. Naik >< Turun

64. Nakal >< Baik

65. Nasional >< Internasional

66. Oponen >< Eksponen

67. Otoriter >< Demokrasi

68. Padat >< Renggang

69. Pahala >< Dosa

70. Pakar >< Awam

71. Paman >< Bibi

72. Panas >< Dingin

73. Rajin >< Malas

74. Raksasa >< Kerdil

75. Ramai >< Sepi

76. Rapi >< Berantakan

77. Salin >< Tempel

78. Sama >< Beda

79. Sebab >< Akibat

80. Sebelum >< Sesudah

81. Sedih >< Senang

82. Tajam >< Tumpul

83. Tambah >< Kurang

84. Tangguh >< Rentan

85. Tangkap >< Lepas

86. Asli x Palsu

87. Belum x Sudah

88. Benar x Salah

89. Berat x Ringan

90. Berhasil x Gagal

91. Bersih x Kotor

92. Cepat x Lambat

93. Depan x Belakang

94. Diam x Bergerak

95. Ekspor x Impor

96. Tinggi x Rendah

97. Tua x Muda

98. Menang x Kalah

99. Lupa x Ingat

100. Kuat x Lemah

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya