Liputan6.com, Jakarta Flu perut atau gastroenteritis adalah kondisi yang menyebabkan peradangan pada dinding saluran pencernaan, terutama pada usus dan lambung. Meskipun disebut flu perut, namun penyakit ini tidak disebabkan oleh virus influenza, melainkan oleh patogen seperti norovirus pada orang dewasa dan rotavirus pada anak-anak.
Gejala utama yang umum terjadi pada flu perut adalah muntah dan diare. Meskipun gejalanya serupa dengan diare biasa, namun flu perut biasanya disertai dengan muntah yang parah, yang dapat menyebabkan dehidrasi jika tidak ditangani dengan baik. Selain itu, penderita juga mungkin mengalami demam, kram perut, nyeri otot, dan kelelahan.
Pantogen yang menjadi penyebab umum flu perut bersifat menular dan dapat menyebar melalui kontak langsung dengan individu yang terinfeksi, serta melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Oleh karena itu, menjaga kebersihan diri dan sanitasi makanan sangat penting untuk mencegah penyebaran virus ini. Berikut ulasan lebih lanjut tentang flu perut yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (16/2.2024).
Advertisement
Perbedaan Flu Perut dan Diare
Diare dan flu perut adalah dua kondisi yang sering disamakan, tetapi sebenarnya memiliki perbedaan yang penting dalam gejala, penyebab, dan tingkat keparahan. Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya.
Penyebab
Diare umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit yang mengganggu fungsi normal saluran pencernaan, menyebabkan feses yang sangat cair. Sedangkan, flu perut, disebabkan oleh infeksi virus seperti norovirus atau rotavirus yang mengakibatkan peradangan dan infeksi pada lambung dan usus, sering kali menyebabkan muntah dan diare.
Gejala
Pada flu perut, diare adalah gejala utama yang sering disertai dengan mual, muntah, demam, menggigil, penurunan nafsu makan, sakit perut, dan nyeri otot dan sendi. Sedangkan, gejala diare biasa mungkin hanya disertai dengan perut kembung, mulas, pusing, dan lemas tanpa gejala tambahan seperti muntah dan demam yang sering terjadi pada flu perut.
Durasi dan Tingkat Keparahan
Gejala flu perut biasanya muncul dalam rentang waktu 1–3 hari setelah terpapar virus penyebabnya dan dapat berlangsung lebih lama dengan gejala yang lebih parah, seperti muntah yang persisten dan dehidrasi. Sementara, diare biasa dapat berlangsung hanya beberapa hari dan cenderung memiliki tingkat keparahan yang lebih rendah, meskipun bisa menjadi serius jika menyebabkan dehidrasi, terutama pada anak-anak dan bayi.
Perawatan dan Tindakan
Flu perut yang ringan seringkali dapat diatasi dengan perawatan mandiri di rumah, termasuk menjaga kebersihan, minum banyak cairan, dan mengonsumsi makanan sehat. Diare biasa juga dapat diobati di rumah dengan memperbanyak minum cairan dan mengonsumsi makanan ringan yang mudah dicerna, namun dalam beberapa kasus, terutama jika menyebabkan dehidrasi, mungkin perlu perawatan medis.
Advertisement
Faktor Resiko Flu Perut
Flu perut adalah kondisi yang dapat terjadi pada siapa pun dari segala usia, namun, ada beberapa kelompok yang memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini. Berikut adalah faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengalami flu perut.
1. Usia Anak
Anak-anak, terutama mereka yang berada di pusat penitipan anak atau sekolah dasar, rentan terhadap flu perut karena sistem kekebalan tubuh mereka yang masih berkembang dan rentan terhadap infeksi.
2. Lansia
Orang dewasa yang lebih tua cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang melemah, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi, termasuk flu perut.
3. Anak Sekolah atau Penghuni Asrama
Lingkungan di mana sekelompok orang tinggal atau berkumpul dalam jarak dekat, seperti sekolah atau asrama, dapat menjadi tempat yang baik bagi virus penyebab flu perut untuk menyebar dengan cepat dan menjangkiti banyak orang.
4. Orang dengan Sistem Kekebalan Tubuh Lemah
Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS, pasien yang sedang menjalani kemoterapi, atau memiliki kondisi medis lain yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, memiliki risiko lebih tinggi terkena flu perut karena mereka tidak mampu melawan infeksi dengan efektif.
Komplikasi yang Mungkin Terjadi Pada Flu Perut
Meskipun seringkali dianggap sebagai kondisi ringan, flu perut dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik. Berikut adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat gastroenteritis yang tidak teratasi dengan baik.
1. Dehidrasi
Dehidrasi adalah risiko utama yang terkait dengan flu perut, terutama jika gejalanya berat atau berlangsung kronis. Anak-anak dan bayi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami dehidrasi dan ini merupakan risiko kesehatan yang serius.
2. Perubahan pada Kesehatan Pencernaan
Infeksi usus dapat mengganggu keseimbangan mikrobioma di dalam tubuh, yang dapat mengakibatkan penurunan jumlah dan variasi bakteri baik di dalam usus. Ini bisa memengaruhi kesehatan pencernaan jangka panjang.
3. IBS Pasca-infeksi
Salah satu komplikasi yang mungkin terjadi setelah flu perut adalah sindrom iritasi usus (IBS) pasca-infeksi. Ini dapat menyebabkan gejala seperti diare, kram perut, mual, atau sembelit, dan dapat mempengaruhi sejumlah signifikan penderita flu perut.
4. Penyakit Crohn dan Kolitis
Beberapa penderita gastroenteritis dapat mengembangkan kondisi serius seperti kolitis ulserativa atau penyakit Crohn. Keduanya menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan dan dapat berlangsung kronis. Gangguan ini diyakini terkait dengan respons abnormal sistem kekebalan tubuh, yang dapat menyebabkan penyerangan terhadap sel-sel saluran pencernaan.
Diagnosis dan Pengobatan Flu Perut
Pada proses pemeriksaan dokter perlu melakukan beberapa prosedur diagnosi sebagai berikut.
- Anamnesis dan Wawancara Medis: Dokter akan bertanya secara detail tentang riwayat keluhan dan riwayat medis pasien.
- Pemeriksaan Fisik: Ini meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital dan palpasi abdomen untuk mencari tanda-tanda peradangan atau infeksi.
- Pemeriksaan Penunjang: Analisis tinja dapat membantu menentukan penyebab dari gejala yang dirasakan. Pemeriksaan anus dengan jari (digital rectal exam) juga mungkin dilakukan untuk mencari sumber masalah di sekitar anus.
Setelah mendapatkan diagnosis, dokter akan menentukan rangkaian pengobatan untuk membantu pasien pulih seperti semua. Flu perut sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya, pengobatan yang dilakukan biasanya bersifat simtomatik untuk meringankan gejala. Berikut rangkaian pengobatan flu perut
- Antidiare: Seperti loperamide, bismuth subsalicylate, dan attapulgite untuk mengatasi diare.
- Antimual: Ondansetron, domperidone, atau promethazine untuk meredakan mual.
- Antipiretik: Paracetamol atau ibuprofen untuk meredakan demam.
- Oralit dan Suplemen Probiotik: Penting untuk menghindari dehidrasi dan memulihkan flora usus yang sehat.
Selain itu, beberapa hal penting yang perlu diperhatikan saat mengalami flu perut berikut di antaranya.
- Memastikan asupan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi.
- Hindari minuman yang dapat memperparah gejala seperti kafein, cokelat, dan alkohol.
- Beristirahat cukup untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh dan mempercepat penyembuhan.
- Menghindari makanan atau minuman tertentu yang dapat memperburuk gejala, seperti produk susu, makanan berlemak, dan makanan pedas.
- Konsumsi makanan lembut seperti pisang, nasi, saus apel, dan roti bakar (BRAT diet) dapat membantu meredakan gejala.
- Penggunaan rempah-rempah seperti jahe, mint, dan chamomile juga dapat membantu mengurangi gejala.
Advertisement
Upaya Pencegahan Flu Perut
Flu perut merupakan kondisi yang disebabkan oleh berbagai faktor, namun, langkah-langkah pencegahan dapat membantu mengurangi risiko terkena flu perut. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan.
1. Mencuci Tangan
Mencuci tangan secara rutin dan menyeluruh adalah langkah penting untuk menghentikan penyebaran virus flu perut. Ketika sedang sakit, virus dapat menyebar melalui sentuhan fisik. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah menggunakan toilet dapat membantu mengurangi risiko penularan virus.
2. Jaga Kebersihan Makanan
Penularan flu perut juga dapat terjadi melalui makanan atau air yang terkontaminasi virus. Beberapa langkah untuk menjaga kebersihan makanan meliputi,
- Membersihkan permukaan dapur dengan disinfektan secara teratur untuk menghilangkan kuman.
- Menghindari konsumsi daging mentah atau setengah matang yang berpotensi mengandung virus.
- Mengonsumsi susu yang sudah dipasteurisasi, karena proses pasteurisasi membunuh kuman penyebab penyakit.
- Mencuci buah dan sayuran dengan air bersih sebelum dikonsumsi untuk menghilangkan kuman dan virus yang mungkin ada.
Â