Liputan6.com, Jakarta Gangguan kepribadian narcissistic adalah suatu kondisi yang memengaruhi bagaimana seseorang memandang dan berinteraksi dengan dunia di sekitarnya. Individu dengan gangguan ini cenderung memiliki pandangan yang sangat tinggi terhadap diri sendiri, merasa lebih unggul, dan membutuhkan pengakuan yang konstan dari orang lain. Mereka sering kali mengalami kesulitan dalam berempati dan memahami perasaan orang lain.
Salah satu penyebab utama gangguan kepribadian narcissistic adalah kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman hidup. Misalnya, pengalaman traumatis atau membesarkan dalam lingkungan yang memuji diri sendiri secara berlebihan dapat memperkuat perilaku narcissistic.
Mengatasi gangguan kepribadian narcissistic dapat menjadi tantangan, tetapi dengan terapi yang tepat, individu tersebut dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri, belajar untuk mengelola emosi dan perilaku mereka, serta meningkatkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain secara lebih empatik. Berikut narcissistic adalah salah satu gangguan kepribadian yang Liputan6.com rangkm dari berbagai sumber, Jumat (23/2/2024).Â
Advertisement
Gangguan Kepribadian Narcissistic
Gangguan kepribadian narsistik atau Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah kondisi mental yang menandai seseorang dengan pandangan yang sangat tinggi terhadap diri sendiri, di mana mereka merasa lebih penting daripada orang lain. Individu dengan NPD sering kali berusaha untuk mendapatkan pengakuan dan pujian yang konstan, bahkan jika itu berarti mereka harus melakukan tindakan negatif atau merugikan orang lain.
Salah satu ciri utama gangguan kepribadian narcissistic adalah kurangnya empati terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain. Meskipun mungkin terlihat kuat dan angkuh, sebenarnya mereka sering kali rapuh dan tidak yakin pada diri sendiri. Kebutuhan mereka untuk dipandang sebagai yang terbaik seringkali merupakan cara untuk menyembunyikan ketidakpastian dan rasa takut akan kekalahan.
Penting untuk memahami perbedaan antara rasa percaya diri yang sehat dan sikap narsistik. Rasa percaya diri yang sehat didasarkan pada prestasi dan pencapaian, sedangkan sifat narsistik muncul dari ketakutan akan kekalahan dalam persaingan dengan orang lain.
Meskipun tidak ada data pasti, NPD lebih umum terjadi pada laki-laki, terutama pada masa remaja atau awal dewasa. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua sifat narsistik akan berkembang menjadi gangguan kepribadian narcissistic yang sebenarnya.
Jenis Gangguan Kepribadian Narcissistic
Terdapat beberapa jenis gangguan kepribadian narcissistic yang memiliki pola perilaku yang berbeda. Berikut adalah jenis-jenis gangguan kepribadian narcissistic.
1. Narsistik Tampak (Grandiose Narcissism)
Individu dengan jenis narsistik ini cenderung menampilkan sikap arogan, kompetitif, dan percaya diri berlebihan. Mereka tidak memiliki empati terhadap orang lain dan suka mengintimidasi demi kepentingan pribadi. Seringkali, mereka merendahkan orang lain dan membesar-besarkan kemampuan atau prestasi mereka.
2. Narsistik Terselubung (Covert Narcissism)
Berbeda dengan narsistik tampak, individu dengan jenis ini lebih cenderung menyimpan sikap superioritasnya dalam hati. Mereka mungkin merasa lebih unggul dari orang lain namun tidak menunjukkannya secara terbuka. Orang dengan narsistik terselubung sering kali memainkan peran korban dan merasa bahwa dunia gagal mengenali potensi mereka, yang bisa menyebabkan depresi.
3. Narsistik Antisosial (Antagonistic Narcissism)
Mirip dengan narsistik tampak, individu dengan jenis ini juga memiliki sikap arogan dan percaya diri berlebihan. Namun, mereka cenderung lebih agresif dalam mengambil keuntungan dari orang lain tanpa rasa bersalah. Mereka sulit memaafkan dan sering memulai konflik dengan orang lain, selalu ingin menang dalam persaingan.
4. Narsistik Prososial (Prosocial Narcissism)
Orang dengan jenis narsistik ini sering melakukan perbuatan baik, namun tujuannya tetap untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan dari orang lain. Mereka mengharapkan pujian dan validasi untuk merasa puas dan bangga pada diri sendiri.
Meskipun terbagi menjadi jenis-jenis tertentu, semua bentuk gangguan kepribadian narcissistic memiliki ciri umum yaitu pola perilaku yang egosentris, kebutuhan akan pujian dan pengakuan, serta kurangnya empati terhadap orang lain. Pemahaman tentang jenis-jenis narsistik ini dapat membantu dalam diagnosis dan pengelolaan gangguan kepribadian ini dalam konteks terapeutik.
Advertisement
Penyebab dan Faktor Resiko Gangguan Kepribadian Narcissistic
Narcissistic adalah gangguan kepribadian yang dapat timbul dari berbagai faktor risiko dan penyebab yang kompleks. Biasanya, masalah ini mulai muncul pada usia awal dewasa atau masa remaja. Berikut faktor risiko yang dapat memicu perkembangan NPD.
1. Sikap Orang Tua
Perlakuan orang tua yang meremehkan, mengejek, atau tidak memperhatikan kebutuhan anak dapat berkontribusi pada perkembangan NPD. Begitu juga dengan pujian yang berlebihan atau kekurangan kasih sayang selama masa kanak-kanak.
2. Pola Asuh
Pola asuh yang tidak konsisten, tidak responsif, atau tidak mendukung dapat meningkatkan risiko NPD. Hal ini termasuk mempelajari perilaku manipulatif dari orang tua.
3. Masa Kanak-kanakÂ
Pengalaman disfungsional selama masa kanak-kanak, seperti pemompaan kasih sayang yang berlebihan, ekspektasi yang tidak realistis, perlakuan kejam, atau pengabaian, juga dapat menjadi faktor risiko.
Penyebab pasti NPD belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor yang mungkin berperan, berikut di antaranya.
1. Faktor Genetik
Riwayat NPD dalam keluarga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan gangguan ini. Namun, interaksi antara faktor genetik dan lingkungan masih menjadi fokus penelitian.
2. Kondisi Lingkungan
Faktor lingkungan, termasuk pengalaman masa kanak-kanak yang tidak sehat, seperti trauma atau pengabaian, dapat berperan dalam perkembangan NPD.
3. Faktor Neurobiologis
Ada bukti yang menunjukkan bahwa hubungan antara otak, perilaku, dan kemampuan berpikir dapat memainkan peran dalam perkembangan NPD. Gangguan pada sistem neurotransmitter tertentu atau struktur otak tertentu mungkin berkontribusi pada pola perilaku yang terkait dengan NPD.
Kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, dan neurobiologis kemungkinan besar berinteraksi secara kompleks dalam membentuk gangguan kepribadian ini. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami dengan lebih baik mekanisme yang mendasari kondisi ini dan untuk mengembangkan pendekatan terapeutik yang lebih efektif.
Gejala Gangguan Kepribadian Narcissistic
Narcissistic adalah gangguan kepribadian yang ditandai oleh serangkaian gejala yang mencerminkan pandangan yang sangat tinggi terhadap diri sendiri, kebutuhan akan pengakuan yang konstan, dan kurangnya empati terhadap orang lain. Berikut adalah beberapa gejala yang umum narcissistic.
1. Percaya Diri yang Berlebihan
Individu dengan NPD cenderung percaya bahwa mereka lebih baik dari orang lain dan memiliki khayalan tentang kekuasaan, kesuksesan, dan daya tarik yang tidak realistis.
2. Melebih-lebihkan Prestasi
Mereka sering kali melebih-lebihkan prestasi atau bakat mereka, bahkan tanpa dukungan yang memadai.
3. Ketergantungan pada Pujian dan Kekaguman
Individu dengan NPD sangat membutuhkan pujian konstan dan kekaguman dari orang lain untuk menjaga harga diri mereka.
4. Kurangnya Empati
Mereka cenderung tidak mampu mengenali atau memahami emosi dan perasaan orang lain, sehingga sulit bagi mereka untuk mempertahankan hubungan yang sehat.
5. Pengambilan Keuntungan
Mereka seringkali menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan mereka sendiri dan memiliki kecenderungan untuk mengambil keuntungan dari orang lain.
6. Penghinaan terhadap Orang Lain
Individu dengan NPD sering mengekspresikan penghinaan terhadap orang-orang yang mereka anggap rendah atau inferior.
7. Iri dan Percaya bahwa Orang Lain Iri
Mereka dapat merasa iri terhadap orang lain dan percaya bahwa orang lain juga iri terhadap mereka.
8. Kesulitan Menerima Kritik
Mereka memiliki kesulitan untuk menerima kritik dan seringkali bereaksi dengan kemarahan atau penghinaan.
9. Harga Diri yang Rapuh
Di balik perilaku yang angkuh dan dominan, terdapat harga diri yang sebenarnya rapuh dan mudah terluka.
10. Penyembunyian Rasa Malu
Mereka cenderung menyembunyikan rasa malu atau rasa terhina dan bereaksi dengan kemarahan atau cara lain yang meremehkan orang lain.
Advertisement
Diagnosis dan Penanganan Gangguan Kepribadian Narcissistic
Diagnosis narcissistic biasanya melibatkan evaluasi yang cermat oleh psikolog atau psikiater. Mereka akan meneliti riwayat kesehatan pasien, pola asuh keluarga, serta interaksi pasien dengan lingkungan sosialnya. Selain itu, psikolog juga dapat menggunakan alat bantu seperti kuesioner Personality Inventory Narcissistic, yang membantu mengukur tingkat kecenderungan narsistik seseorang melalui serangkaian pertanyaan terstruktur.
Pengobatan untuk narcissistic sering melibatkan terapi, baik itu dengan psikolog maupun melalui terapi keluarga. Pendekatan terapi yang umum adalah psikoterapi, yang bertujuan untuk membangun harga diri yang sehat dan membimbing individu untuk memiliki harapan yang realistis terhadap diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.
Selain itu, individu dengan gangguan narsistik juga dapat mengadopsi rutinitas aktivitas fisik dan relaksasi seperti yoga dan meditasi, yang dapat membantu mengurangi gejala-gejala yang terkait dengan gangguan ini. Penting juga untuk selalu berkomunikasi dengan keluarga dan orang terdekat, karena dukungan yang konsisten dari lingkungan sosial dapat sangat membantu dalam mengatasi kondisi ini.
Bagi anak-anak, penting bagi orang tua untuk memberikan pujian dengan sewajarnya dan tidak berlebihan. Hal ini membantu menghindari perkembangan sikap narsistik pada anak. Sebaliknya, bagi orang tua yang kurang memerhatikan anak, penting untuk meningkatkan interaksi dan perhatian, sehingga anak dapat tumbuh dengan kepribadian yang sehat di masa depan.
Dengan pendekatan yang holistik dan dukungan yang tepat dari terapis dan lingkungan sosial, individu dengan Gangguan Kepribadian Narcissistic memiliki peluang untuk mengelola gejala-gejalanya dan meningkatkan kualitas hidup mereka serta hubungan interpersonal mereka.