Berhubungan Saat Hamil Muda dan Bahayanya, Sebabkan Kontraksi Rahim Dini hingga Keguguran

Berhubungan saat hamil muda bisa menyebabkan kontraksi rahim dini.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 03 Mar 2024, 17:10 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2024, 11:00 WIB
Ilustrasi pasangan
Salah satu kunci kebahagiaan suami dalam rumah tangga adalah Miss V milik istrinya awet muda. Bagaimana cara mewujudkannya?

Liputan6.com, Jakarta Berhubungan saat hamil muda sering kali menjadi pertanyaan umum pasangan suami istri yang sedang menantikan kehadiran buah hati mereka. Meski seks selama kehamilan biasanya dianggap aman, namun ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai, terutama jika berhubungan saat hamil muda.

Risiko pertama yang dapat timbul ketika berhubungan saat hamil muda adalah terjadinya perdarahan. Hal ini disebabkan oleh perubahan pada leher rahim yang lebih sensitif selama masa kehamilan. Hubungan seksual dapat menyebabkan terjadi gesekan yang berlebihan, sehingga merusak kapiler di daerah serviks sehingga menyebabkan perdarahan.

Terjadinya perdarahan dapat menjadi tanda adanya masalah pada kehamilan, seperti keguguran atau plasenta previa. Selain itu, berhubungan saat hamil muda bisa meningkatnya risiko infeksi, di mana zat-zat dalam sperma dapat mengganggu biokimia alami vagina dan menyebabkan peradangan. Kondisi ini dapat membuat ibu hamil lebih rentan terhadap infeksi virus atau bakteri. 

Berhubungan saat hamil muda juga dapat menimbulkan risiko kontraksi atau nyeri perut. Itulah mengapa penting untuk berkonsultasi dengan dokter, sebelum Anda dan pasangan melanjutkan aktivitas seksual saat hamil muda.

Berikut ini bahanya berhubungan saat hamil muda yang Liputan6a.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (1/3/2024). 

Berhubungan Saat Hamil Muda Apakah Dianjurkan?

suami istri hamil
Ilustrasi suami menemani istrinya yang hamil/copyright freepik.com/tirachardz

Secara medis, berhubungan saat hamil pada tahap awal kehamilan umumnya dianggap aman, asalkan tidak ada kondisi kesehatan tertentu yang menyulitkan. Meskipun demikian, banyak ibu hamil yang mungkin enggan untuk melakukan aktivitas ini karena beberapa gejala atau tanda kehamilan yang umum, seperti mual, nyeri pada payudara, sembelit dan lain sebagainya.

Perubahan hormonal yang signifikan selama kehamilan, juga dapat menyebabkan tubuh menjadi mudah lelah dan emosi yang berubah-ubah, sehingga mempengaruhi kenyamanan dan minat ibu hamil dalam berhubungan seks. Oleh karena itu, penting bagi pasangan untuk berkomunikasi terbuka dan memahami perubahan fisik dan emosional yang dialami oleh ibu hamil.

Meskipun begitu, jika kondisi kandungan ibu hamil tetap sehat dan kuat, serta tidak ada masalah kesehatan yang signifikan selama trimester awal kehamilan, berhubungan saat hamil muda tetap dapat dilakukan. Trimester pertama kehamilan sering dianggap sebagai masa yang rawan dengan gejala seperti mual, kelelahan dan perubahan mood yang mungkin terjadi. Namun, tidak ada larangan khusus untuk berhubungan intim selama trimester pertama kehamilan.

Sebenarnya, berhubungan intim saat hamil muda dapat memberikan beberapa manfaat positif. Aktivitas ini dapat membantu meningkatkan mood positif, mengurangi stres, dan memperkuat ikatan emosional antara pasangan. Penting untuk diingat bahwa otot-otot yang mengelilingi rahim dan cairan ketuban di dalamnya berfungsi sebagai lapisan pelindung yang membantu melindungi bayi selama berhubungan intim.

 

Bahaya Berhubungan saat Hamil

Berikan Perhatian Lebih
Ilustrasi Pasangan Suami Istri Credit: pexels.com/pixabay

1. Berisiko Menyebabkan Keguguran

Berhubungan saat hamil muda dapat menimbulkan risiko yang serius bagi janin yang sedang berkembang. Salah satu risiko utama yang bisa terjadi adalah keguguran. Keguguran adalah kehilangan janin sebelum usia kehamilan 20 minggu. Aktivitas seksual pada tahap awal kehamilan, terutama saat masih dalam trimester pertama, dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran. Aktivitas seksual pada saat tersebut dapat memicu kontraksi pada rahim, yang pada gilirannya dapat menyebabkan keguguran.

Selain itu, berhubungan saat hamil muda juga dapat membawa risiko infeksi pada sistem reproduksi. Infeksi yang terjadi pada rahim atau saluran reproduksi dapat meningkatkan risiko keguguran. Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui vagina selama berhubungan seksual. Penting bagi ibu hamil yang masih muda untuk memahami risiko yang terkait dengan berhubungan seksual selama kehamilan. Untuk itu, sangat disarankan untuk berdiskusi dengan tenaga medis atau dokter kandungan sebelum melakukan aktivitas seksual.

2. Berisiko Menimbulkan Infeksi Saluran Kencing

Ketika berhubungan intim saat hamil muda, wanita menghadapi risiko tertentu yang dapat mempengaruhi kesehatan janin mereka. Salah satu risiko yang dapat timbul adalah infeksi saluran kemih atau biasa disebut infeksi saluran kencing (ISK). ISK adalah infeksi yang terjadi pada bagian saluran kemih, seperti kandung kemih, uretra, atau ginjal. Saat hamil, risiko terjadinya ISK pada wanita jauh lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormonal dan perubahan fisik pada tubuh yang dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.

Infeksi saluran kencing saat hamil dapat membahayakan kesehatan janin. ISK yang tidak diobati atau dikontrol dengan baik dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi ginjal, preeklampsia, dan kelahiran prematur. Terlebih lagi, pengobatan ISK pada wanita hamil mungkin menjadi lebih sulit karena beberapa jenis antibiotik tidak dianjurkan selama kehamilan. Untuk mencegah risiko ISK saat hamil muda, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, seperti menjaga kebersihan daerah intim, minum banyak air putih untuk meningkatkan produksi air seni, buang air kecil setelah berhubungan intim dan menghindari penggunaan kontrasepsi dengan spermisida.

3. Menimpa Perut Ibu Hamil

Ketika seorang wanita hamil, kehamilan tersebut harus dijaga dan dihindari segala bentuk risiko yang dapat membahayakan janin yang sedang berkembang. Salah satu risiko yang perlu dihindari adalah menimpa perut ibu hamil. Menimpa perut ibu hamil bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti terjatuh atau terkena benturan langsung pada perut yang sedang membesar. Dampak dari menimpa perut ibu hamil dapat sangat berbahaya bagi janin yang sedang dikandung.

Salah satu risiko yang dapat ditimbulkan adalah gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan janin. Benturan yang keras dapat menyebabkan kerusakan pada plasenta, organ yang berperan penting dalam menyediakan nutrisi dan oksigen untuk janin. Jika plasenta mengalami kerusakan, maka kebutuhan nutrisi dan oksigen bagi janin tidak akan terpenuhi dengan baik. Selain itu, menimpa perut ibu hamil juga berpotensi menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur. Benturan yang kuat bisa membuat otot rahim berkontraksi dan memicu persalinan sebelum usia kehamilan yang tepat.

4. Kontraksi Rahim Dini

Berhubungan saat hamil muda adalah praktik yang sebaiknya dihindari, karena dapat menyebabkan risiko bagi kesehatan janin. Salah satu risiko yang dapat timbul akibat berhubungan saat hamil muda adalah kontraksi rahim dini. Kontraksi rahim dini adalah kontraksi rahim yang terjadi sebelum janin cukup matang untuk dilahirkan. Saat berhubungan seksual, gerakan dan tekanan yang terjadi pada rahim dapat menyebabkan terjadinya kontraksi rahim. Pada kehamilan muda, risiko kontraksi rahim dini lebih tinggi karena rahim belum sepenuhnya matang untuk mempertahankan kehamilan.

Kontraksi rahim dini dapat menyebabkan masalah pada perkembangan janin. Kontraksi yang berulang-ulang dan terjadi secara teratur dapat menyebabkan pendarahan, ikatan tali pusat, atau kelahiran prematur. Kelahiran prematur dapat mengakibatkan komplikasi serius pada janin, seperti gangguan pernapasan, gangguan sistem pencernaan, atau masalah perkembangan lainnya. Oleh karena itu, para ibu hamil muda sebaiknya menghindari berhubungan seksual atau berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukannya.

 

5. Kelahiran Prematur

Membangun Kesepakatan dengan Suami
Ilustrasi Pasangan Suami Istri Credit: pexels.com/pixabay

Berhubungan saat hamil muda bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur pada janin. Kelahiran prematur merupakan keadaan di mana bayi lahir sebelum mencapai usia kehamilan 37 minggu. Kondisi ini bisa berdampak negatif pada kesehatan bayi dan meningkatkan risiko komplikasi. Risiko kelahiran prematur yang bisa ditimbulkan akibat berhubungan saat hamil muda antara lain adalah plasenta previa. Plasenta previa terjadi ketika plasenta menutupi seluruh atau sebagian leher rahim. Hal ini dapat menyebabkan pendarahan hebat yang berpotensi membahayakan kesehatan ibu dan janin.

Selain itu, berhubungan saat hamil muda juga dapat mengakibatkan kontraksi rahim yang awalnya tidak teratur menjadi lebih sering dan lebih kuat. Hal ini bisa mengarah pada persalinan prematur dan meningkatkan risiko komplikasi pada bayi, seperti masalah pernapasan, gangguan sistem pencernaan, dan masalah perkembangan. Oleh karena itu, penting bagi pasangan yang sedang hamil muda untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum melanjutkan aktivitas seksual.

6. Perdarahan pada Alat Kelamin Wanita

Berhubungan saat hamil muda, dapat menyebabkan perdarahan vagina yang merupakan salah satu risiko yang mungkin timbul. Perdarahan vaginal selama hubungan intim mungkin terjadi, karena perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan aliran darah ke daerah panggul dan aliran darah yang lebih cepat di sekitar serviks selama kehamilan. Ketika aliran darah meningkat, pembuluh darah di sekitar serviks dapat menjadi lebih rentan dan mudah pecah, menyebabkan perdarahan.

Namun, penting untuk memahami bahwa tidak semua perdarahan vagina saat berhubungan intim selama kehamilan adalah normal. Jika Anda mengalami perdarahan vagina yang tidak biasa, sangat penting untuk segera menghubungi dokter Anda. Perdarahan yang berlebihan atau tidak normal bisa menjadi tanda komplikasi kehamilan seperti plasenta previa atau ancaman keguguran. Jadi, jangan menunda untuk mencari perhatian medis jika Anda mengalami perdarahan yang tidak normal saat hamil muda.

7. Infeksi Menular Seksual

Berhubungan saat hamil muda bisa meningkatkan risiko Infeksi Menular Seksual (IMS) bagi janin. IMS adalah infeksi yang umumnya ditularkan melalui kontak seksual dengan pasangan yang terinfeksi. Bagi wanita hamil, infeksi ini dapat meningkatkan risiko keguguran, persalinan prematur, atau penularan langsung kepada bayi saat melahirkan. Beberapa IMS yang berpotensi membahayakan janin adalah sifilis, herpes genital, klamidia, dan gonore. Ketika hamil, sistem kekebalan tubuh wanita bisa berkurang, sehingga memberikan kesempatan bagi bakteri dan virus penyebab IMS untuk berkembang biak dengan mudah. Selain itu, IMS juga bisa menyebabkan masalah kesehatan lainnya pada ibu hamil, seperti infeksi saluran kemih yang sering terjadi.

8. Pelvic Inflammatory Disease

Berhubungan saat hamil muda merupakan sebuah tindakan yang berisiko bagi janin yang sedang dikandung. Salah satu risiko yang dapat timbul akibat berhubungan saat hamil muda adalah penyakit radang panggul atau Pelvic Inflammatory Disease (PID). PID terjadi ketika bakteri masuk ke dalam saluran reproduksi wanita, seperti rahim, indung telur, atau tuba falopi, dan menyebabkan peradangan. Hal ini dapat terjadi saat berhubungan seksual, terutama jika terdapat infeksi atau penyakit menular seksual yang tidak diobati.

Pada wanita hamil muda, PID dapat meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, kelahiran dengan berat badan rendah, atau infeksi pada janin. Selain itu, PID juga dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang, seperti nyeri panggul kronis atau gangguan reproduksi. Pencegahan infeksi PID sangat penting saat hamil muda. Selalu gunakan pengaman saat berhubungan seksual, hindari pasangan yang memiliki riwayat infeksi menular seksual, dan segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala infeksi, seperti nyeri panggul, keputihan berlebihan, atau demam.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya