7 Ciri-Ciri Perut Hamil yang Perlu Diketahui, Muncul Stretch Mark dan Perut Terasa Kembung

Ciri-ciri perut hamil akan terasa lebih kembung saat dipegang.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 14 Mar 2024, 17:50 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2024, 17:50 WIB
hamil
ilustrasi pasangan/Photo by Drew Hays on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Kehamilan adalah proses alami yang dialami oleh banyak wanita di dunia ini. Salah satu tanda yang paling terlihat adalah perubahan pada perut. Perubahan fisik ini dapat menjadi indikator, bahwa seorang wanita sedang mengalami kehamilan. Adapun ciri-ciri perut hamil pada wanita yaitu muncul stretch mark atau bekas kemerahan.

Ciri-ciri perut hamil yang paling umum dan jelas dari kehamilan adalah perut semakin bulat dan besar. Bertambahnya usia kehamilan, perut hamil akan lebih meruncing dan lebih tinggi dari biasanya. Hal ini disebabkan oleh perubahan pada posisi rahim. Rahim yang semula terletak di bawah tulang kemaluan, akan naik ke atas seiring dengan pertumbuhan janin.

Selain itu, perut hamil juga bisa menjadi lebih sensitif dan terasa nyeri. Hal ini disebabkan oleh peningkatan tekanan pada organ di sekitar perut, seperti rahim, ginjal dan kandung kemih. Jika mengalami beberapa ciri-ciri perut hamil ini, maka sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk konfirmasi lebih lanjut. Pemeriksaan medis akan memberikan informasi yang lebih jelas, mengenai kondisi kehamilan Anda.

Berikut ini beberapa ciri-ciri perut hamil yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (14/3/2024). 

1. Perut Terasa Kembung Saat Dipegang

Ilustrasi ibu hamil
Ilustrasi penyebab keputihan pada ibu hamil/Copyright unsplash/Sylwia Bartyzel

Ciri-ciri perut hamil yang pertama adalah perut terasa kembung saat dipegang. Hal ini biasanya terjadi pada trimester awal kehamilan, sekitar 6-8 minggu setelah pembuahan. Ketika perut dipegang atau diraba dengan lembut, perut akan terasa sedikit lebih keras dan kembung dibandingkan dengan sebelumnya. Hal ini terjadi karena perkembangan janin dan rahim yang semakin membesar. Selama kehamilan, rahim akan mengalami perubahan ukuran dan posisi yang mempengaruhi perubahan pada perut. Selain itu, hormon-hormon kehamilan juga dapat mempengaruhi kembung pada perut.

Perubahan fisik ini terjadi karena adanya peningkatan produksi hormon, seperti progesteron dan relaksin. Hormon ini membantu melonggarkan otot-otot dan ligamen dalam tubuh, sehingga janin dapat tumbuh dengan nyaman. Namun, efek sampingnya adalah perut yang terasa kembung dan berbeda dari kondisi sebelum kehamilan. Apabila perut terasa kembung saat dipegang selama kehamilan, sebaiknya tidak perlu khawatir karena ini merupakan salah satu tanda bahwa kehamilan sedang berlangsung. Namun, jika perut terasa kembung begitu parah sehingga menyebabkan rasa sakit atau tidak nyaman, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

2. Perut Terasa Kram Saat Dipegang

Salah satu ciri-ciri perut hamil yang dapat dikenali adalah perasaan kram, saat perut sedang digerakkan atau digenggam. Sensasi ini biasanya terjadi pada trimester kedua kehamilan, ketika rahim mulai membesar dan menekan organ-organ di sekitarnya. Ketika seorang wanita hamil, rahim akan membesar untuk memberikan ruang bagi pertumbuhan janin. Hal ini menyebabkan penekanan pada organ-organ di sekitarnya, termasuk perut dan usus. Ketika perut digerakkan atau digenggam, tekanan yang diberikan pada organ-organ ini dapat menyebabkan sensasi kram atau perasaan tidak nyaman.

Selain itu, kram pada perut saat dipegang juga bisa menjadi tanda bahwa wanita sedang mengalami konstipasi. Konstipasi adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan buang air besar. Selama kehamilan, hormon progesteron yang diproduksi oleh tubuh dapat mengurangi kontraksi otot usus, menyebabkan tinja bergerak lebih lambat. Hal ini dapat menyebabkan perut kram dan tidak nyaman saat dipegang. Namun, perlu diingat bahwa setiap wanita mungkin mengalami gejala yang berbeda-beda saat hamil. Jika Anda merasa khawatir dengan perasaan kram atau ketidaknyamanan pada perut saat dipegang, sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan penjelasan dan penanganan yang tepat.

3. Perut Terasa Seperti Sembelit

Perut terasa seperti sembelit adalah salah satu ciri-ciri fisik yang umumnya dialami oleh wanita yang sedang hamil. Sensasi ini terjadi akibat perubahan hormon dalam tubuh, serta peningkatan tekanan pada rahim dan organ-organ dalam perut. Salah satu penyebab umum perut terasa seperti sembelit pada wanita hamil adalah peningkatan kadar hormon progesteron. Hormon ini bertanggung jawab dalam melonggarkan otot-otot di dalam tubuh, termasuk otot-otot yang memperlancar proses pencernaan makanan. Akibatnya, makanan akan lebih lama berada di dalam sistem pencernaan, menyebabkan sembelit.

Selain itu, adanya peningkatan tekanan pada rahim juga bisa menyebabkan perut terasa seperti sembelit. Ukuran rahim yang semakin membesar akan menekan organ-organ di sekitarnya, termasuk usus. Hal ini dapat mengganggu proses pencernaan dan menyebabkan sembelit. Agar mengatasi perut terasa seperti sembelit selama hamil, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Pertama, perbanyak asupan serat dalam makanan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. Serat membantu memperlancar pencernaan dan mencegah sembelit. Selain itu, pastikan juga untuk mengonsumsi air yang cukup agar tubuh tetap terhidrasi dan pencernaan berjalan lancar.

 

4. Perut Terasa Lebih Besar Saat Dipegang

ilustrasi ibu hamil
Kuning telur baik untuk perkembangan otak bayi/Copyright unsplash.com/freestocks

Salah satu ciri-ciri perut hamil yang paling mencolok adalah perut yang terasa lebih besar saat dipegang. Biasanya, saat seorang wanita sedang hamil, ukuran perutnya akan mulai membesar seiring dengan pertumbuhan janin di dalam rahim. Perut yang terasa lebih besar saat dipegang merupakan tanda, bahwa rahim sedang membesar dan janin sedang berkembang dengan baik di dalamnya. Saat dipegang, perut hamil akan terasa kencang dan padat karena janin yang semakin berkembang, membutuhkan lebih banyak ruang. Ukuran perut yang semakin besar juga bisa menjadi indikator bahwa kehamilan telah memasuki trimester kedua atau ketiga.

Namun, perlu diingat bahwa setiap wanita memiliki bentuk dan ukuran tubuh yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perubahan ukuran perut dapat bervariasi antara wanita satu dengan yang lainnya. Ada yang mengalami perut yang terasa lebih besar dengan cepat, sementara ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama. Selain itu, perubahan ukuran perut juga bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti jumlah cairan tubuh, kontraksi otot, atau posisi bayi di dalam rahim. 

5. Mudah Buang Air Kecil

Salah satu ciri-ciri perut hamil adalah mudah buang air kecil. Ketika seorang wanita hamil, perubahan hormon dalam tubuhnya dapat mempengaruhi saluran kemihnya. Kenaikan hormon progesteron dapat membuat otot-otot saluran kemih menjadi lebih rileks, sehingga menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil. Pertumbuhan janin juga berkontribusi terhadap tekanan pada kandung kemih. Semakin janin berkembang, semakin besar tekanan yang dialami oleh kandung kemih, dan akibatnya wanita hamil akan merasa lebih sering ingin buang air kecil.

Namun, mudah buang air kecil ini bukanlah gejala yang hanya terjadi saat kehamilan. Beberapa kondisi lain, seperti infeksi saluran kemih, juga dapat menyebabkan sering buang air kecil. Oleh karena itu, penting bagi wanita hamil untuk tetap memperhatikan tanda-tanda lain yang menunjukkan kehamilan. Apabila sering buang air kecil disertai dengan gejala lain, seperti mual, muntah, nyeri pada perut bagian bawah, atau perdarahan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.

6. Perut Terlihat Lebih Kecil Saat Tidur

Saat seorang wanita sedang hamil, tubuhnya akan mengalami serangkaian perubahan fisik yang dapat dilihat dengan jelas. Salah satu ciri-ciri yang menunjukkan bahwa seseorang sedang hamil adalah perubahan ukuran perutnya, termasuk saat tidur. Perut hamil biasanya terlihat lebih besar dan membulat karena pertumbuhan janin di dalam rahim. Namun, ketika seorang wanita hamil tidur, perutnya dapat terlihat lebih kecil atau terlihat seperti ukuran normalnya sebelum hamil. Hal ini disebabkan oleh posisi tidur yang bisa membuat perut tampak terdistribusi secara merata dan lebih rata.

Saat tidur di posisi telentang, gravitasi akan membantu menyebar dan mendistribusikan bobot dari perut yang semakin membesar sehingga tidak terpusat di satu titik. Ini dapat membuat perut terlihat lebih kecil tanpa adanya tekanan atau beban yang signifikan pada perut. Namun, perlu diingat bahwa perut hamil tetap akan berkembang dan membesar seiring dengan perkembangan janin. Perubahan ukuran perut saat tidur hanya menjadi ilusi karena posisi tidur. Kehamilan adalah proses alami yang membawa banyak perubahan dalam tubuh seorang wanita, termasuk perubahan ukuran perut. 

7. Rasa Mual dan Muntah

Rasa mual dan muntah adalah salah satu ciri-ciri yang umum dialami oleh wanita hamil. Ketika seseorang mengalami kehamilan, perubahan hormon dalam tubuhnya dapat mempengaruhi saluran pencernaan dan menyebabkan rasa mual yang berlebihan. Biasanya, rasa mual hamil terjadi pada trimester pertama kehamilan dan seringkali disebut sebagai "morning sickness" atau mual pagi. Namun, beberapa wanita juga dapat mengalami mual dan muntah sepanjang hari.

Mual hamil umumnya terjadi ketika wanita hamil mencium aroma atau bau yang kuat, seperti parfum atau makanan tertentu. Selain itu, makanan tertentu yang biasanya disukai sebelum kehamilan, tiba-tiba dapat memicu rasa mual dan muntah. Meskipun rasa mual dan muntah dapat sangat tidak nyaman bagi ibu hamil, namun ini sering dianggap sebagai tanda bahwa kehamilan sedang berlangsung normal. Seiring dengan berjalannya waktu, ketika memasuki trimester kedua, gejala mual dan muntah biasanya mulai mereda. Jika merasa mual dan muntah terlalu berat atau mengalami dehidrasi karena mual berlebihan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat memberikan saran dan perawatan yang tepat untuk meredakan gejala mual dan muntah yang berlebihan.

Cara Menghitung Usia Kehamilan

Ilustrasi ibu hamil
Ilustrasi ibu hamil. (Gambar oleh Regina Petkovic dari Pixabay)

1. Menggunakan Rumus Naegele

Menggunakan Rumus Naegele adalah salah satu cara, untuk menghitung waktu kehamilan dengan menggunakan rumus matematika sederhana. Rumus ini diambil dari nama seorang dokter asal Jerman yang bernama Herman Naegele. Rumus Naegele menghitung masa kehamilan dengan menambahkan 7 hari, pada tanggal awal menstruasi terakhir dan mengurangkan 3 bulan.

Rumus Naegele digunakan untuk memberikan perkiraan jumlah minggu kehamilan, pada saat melakukan pemeriksaan kehamilan. Dengan memahami waktu kehamilan ini, wanita bisa merencanakan persiapan yang tepat menjelang kelahiran. Selain itu, rumus ini juga sering digunakan untuk memprediksi tanggal kelahiran bayi. Meskipun menggunakan Rumus Naegele merupakan cara yang umum digunakan, tetapi tidak selalu akurat. Mungkin saja terdapat perbedaan dalam penentuan waktu ketika terjadi pembuahan secara sebenarnya.

2. Lewat Gerakan Janin

Gerakan janin menjadi salah satu indikator yang paling dapat dipercaya, bahwa seorang wanita sedang hamil. Biasanya, gerakan pertama kali dirasakan pada usia kehamilan antara 18 hingga 24 minggu. Gerakan janin dirasakan berbeda-beda oleh setiap wanita dan dapat berupa sensasi seperti kucing merayap, atau kupu-kupu bergerak di dalam perut. Hal yang menarik adalah bahwa gerakan janin terasa semakin kuat seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Wanita hamil dapat merasakan gerakan janin baik saat tidur maupun saat beraktivitas. Namun, ada juga beberapa faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi dan intensitas gerakan janin, seperti posisi janin, waktu tidur ibu, atau tingkat aktivitas ibu.

Jika Anda sedang hamil dan ingin memastikan bahwa gerakan janin yang Anda rasakan normal, penting untuk memerhatikan pola gerakan janin Anda. Jika Anda khawatir dengan gerakan janin yang tidak seperti biasa atau merasa adanya perubahan drastis dalam gerakan janin, segera konsultasikan dengan dokter Anda. Mengamati dan memahami ciri-ciri perut hamil, khususnya gerakan janin, akan membantu Anda memastikan kesehatan dan perkembangan janin yang optimal.

3. Mengukur Fundus Uteri

Mengukur Fundus Uteri adalah salah satu cara yang umum digunakan, untuk menentukan usia kehamilan seorang wanita. Fundus uteri merujuk pada bagian atas rahim yang terletak di bawah tulang rusuk bagian bawah. Pengukuran ini dilakukan dengan mengukur jarak dari tulang kemaluan hingga ke bagian atas fundus uteri. Secara umum, pengukuran fundus uteri dapat memberikan petunjuk tentang usia kehamilan wanita. Pada awal kehamilan, fundus uteri biasanya ada di bawah tulang kemaluan. Pada usia kehamilan sekitar 12 minggu atau tiga bulan, fundus uteri mulai naik hingga setinggi pusar. Pada usia kehamilan sekitar 20 minggu atau lima bulan, fundus uteri berada di tengah antara pusar dan tulang rusuk bagian bawah.

Pada usia kehamilan sekitar 36 minggu atau sembilan bulan, fundus uteri mencapai puncaknya di bawah tulang rusuk bagian atas. Pengukuran fundus uteri dapat dilakukan, dengan menggunakan pita pengukur khusus yang biasanya dilakukan oleh tenaga medis. Namun, wanita hamil juga bisa mencoba mengukur sendiri fundus uteri dengan tangan mereka sendiri. Cara ini melibatkan penempatan dua jari di tulang kemaluan dan menekan perlahan ke atas hingga merasakan bagian atas fundus uteri.

4. Menggunakan Kalkulator Online Kehamilan

Menggunakan kalkulator online kehamilan dapat menjadi cara yang berguna, untuk mengetahui apakah seorang wanita sedang hamil atau tidak. Kalkulator ini menganalisis beberapa data yang diperlukan, seperti tanggal terakhir menstruasi dan siklus haid, untuk memberikan estimasi mengenai usia kehamilan. Pada trimester pertama, perubahan fisik yang dapat terlihat adalah perubahan pada bentuk perut secara keseluruhan. Perut mungkin terlihat lebih rata atau sedikit membulat. Namun, pada trimester kedua dan ketiga, ukuran perut akan semakin membesar karena pertumbuhan janin. Selain itu, wanita hamil juga dapat mengalami beberapa perubahan fisik lainnya. Misalnya, payudara bisa menjadi lebih besar dan lebih mengencang karena peningkatan aliran darah dan hormon. Wanita hamil juga mungkin mengalami kenaikan berat badan, perubahan pigmen pada kulit seperti munculnya garis pucat di perut (garis nigra), dan mungkin juga muncul stretch mark.

5. Menggunakan Kalender Kehamilan

Menggunakan kalender kehamilan adalah salah satu cara yang populer dalam menentukan perkiraan waktu kelahiran bayi. Kalender kehamilan biasanya didasarkan pada kalkulasi dari hari pertama masa menstruasi terakhir wanita tersebut. Dalam menggunakan kalender kehamilan, ada beberapa langkah yang harus diikuti. Pertama, tentukan tanggal pertama haid terakhir Anda. Kemudian, hitung mundur 3 bulan dari tanggal tersebut. Setelah itu, tambahkan 7 hari ke dalam hasil perhitungan sebelumnya. Hasil dari penjumlahan ini adalah perkiraan tanggal pembuahan atau hari ke-14 dari siklus menstruasi Anda. Namun, perlu diingat bahwa metode ini hanya memberikan perkiraan dan tidak selalu akurat. Setiap wanita memiliki siklus menstruasi yang berbeda, sehingga beberapa faktor seperti perubahan hormon dapat mempengaruhi tanggal pembuahan yang sebenarnya.

6. Menggunakan Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi (USG) atau pemeriksaan USG adalah metode yang sering digunakan untuk mengonfirmasi kehamilan. USG digunakan untuk melihat perkembangan janin, posisi plasenta, serta aktivitas jantung janin. Pemeriksaan USG biasanya dilakukan pada trimester pertama dan kedua kehamilan. Pada trimester pertama, USG digunakan untuk mengonfirmasi kehamilan dan menentukan usia kehamilan. Pemeriksaan USG akan menunjukkan adanya kantung janin dan detak jantung janin. Pada trimester kedua, USG digunakan untuk memastikan perkembangan janin yang normal. Dokter dapat melihat pertumbuhan organ-organ janin serta mencari tanda-tanda adanya kelainan atau anomali pada janin.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya