Agar Tak Lagi Lupa Pipis, Ilmuwan Buat Teknologi Unik Sensor Kandung Kemih

Perangkat unik deteksi buang air kecil.

oleh Ibrahim Hasan diperbarui 15 Apr 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2024, 09:00 WIB
Buang Air Kecil
Sering pipis bisa disebabkan oleh terlalu sedikitnya estrogen saat menopause, menyusutnya kandung kemih, atau infeksi saluran kemih. (Foto: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Inovasi revolusioner dalam dunia kesehatan tengah menarik perhatian, khususnya bagi mereka yang mengalami kesulitan merasakan sensasi buang air kecil pada kandung kemih. Sebuah sensor baru yang mampu memberikan peringatan saat kandung kemih sudah penuh. Teknologi ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas hidup yang mengalami masalah kandung kemih.

Menurut para peneliti dari Northwestern University, sensor yang ditanamkan ini dirancang dengan sangat cermat. Mereka menciptakan sensor pengukur regangan yang lembut, dapat diregangkan, dan tipis yang dipasang di bagian luar kandung kemih. 

Sensor ini dihubungkan ke satu "stasiun pangkalan" kecil yang ditanamkan di dalam tubuh. Stasiun ini mengandung baterai, modul Bluetooth, dan komponen elektronik lainnya yang diperlukan untuk mengirimkan data.

Ketika kandung kemih mengalami pengisian dengan urin, sensor ini meregang bersamaan dengan kandung kemih tanpa mengganggu fungsinya. Setiap perubahan regangan diukur oleh sensor dan sinyalnya dikirimkan ke stasiun pangkalan. Berikut Liputan6.com merangkum temuan ilmuwan sensor kandung kemih melansir dari New Atlas, Jumat (29/3/2024).

Bisa Terhubung ke Smartphone Real Time

Sensor Peringatan Buang Air Kecil
Ilmuwan Buat Teknologi Unik Sensor Kandung Kemih (Sumber: Northwestern University)

Stasiun pangkalan pada perangkat ini mengirimkan informasi tersebut ke aplikasi di ponsel pintar pasien. Hal ini memungkinkan pasien untuk memantau tingkat kepenuhan kandung kemih mereka secara real-time. Bahkan, informasi ini juga dapat diakses oleh dokter pasien dari jarak jauh, memfasilitasi pemantauan yang lebih baik atas kondisi kandung kemih.

Dalam tahap pengujian awal yang dilakukan pada primata non-manusia, teknologi ini telah memberikan hasil yang menjanjikan dengan memberikan pembacaan selama delapan minggu. 

Penelitian ini dipublikasikan para ilmuwan yang beranggotakan Professor Guillermo A. Ameer, memimpin tim peneliti bersama profesor John A. Rogers dan Arun Sharma.

Mereka menunjukkan keyakinan akan potensi teknologi ini dalam jangka panjang. Terlebih lagi, mereka mengklaim bahwa tergantung pada kasus penggunaannya, teknologi ini dapat dirancang untuk tetap berada di dalam tubuh secara permanen atau larut tanpa bahaya setelah pasien pulih sepenuhnya.

 

 

Kembangkan Perangkat Buang Air Kecil Sesuai Permintaan

Penyebab Sering Buang Air Kecil di Malam Hari
Penyebab Sering Buang Air Kecil di Malam Hari (iStockphoto)

Tak berhenti di sana, para ilmuwan kini sedang mengembangkan metode untuk merangsang kandung kemih sehingga pasien dapat buang air kecil sesuai permintaan, segera setelah menerima peringatan dari sensor.

"Pekerjaan ini adalah yang pertama dari jenisnya yang berskala untuk digunakan pada manusia,” kata Guillermo A. Ameer.

Tidak hanya itu, para peneliti juga telah mengembangkan patch kandung kemih sintetis biodegradable yang diunggulkan dengan sel induk pasien sendiri. Konsepnya adalah ketika patch ini ditanamkan ke dalam kandung kemih pasien yang mengalami disfungsi, sel-sel kandung kemih yang berdekatan akan bermigrasi ke dalamnya. 

Pada akhirnya, ini akan membentuk jaringan kandung kemih baru yang sehat, membuka jalan bagi potensi pengobatan yang lebih efektif dan alami untuk masalah kandung kemih.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya