Liputan6.com, Jakarta Makanan khas Lebaran di berbagai daerah di Indonesia mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi kuliner yang mengagumkan. Setiap daerah memiliki hidangan istimewa yang menjadi kebanggaan dan bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri. Dari Aceh hingga Madura, kita dapat menemukan ragam makanan lezat yang menjadi simbol kebersamaan, keramahtamahan, dan kegembiraan saat merayakan momen bersejarah ini.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Setiap hidangan memiliki cerita dan makna tersendiri dalam konteks budaya lokal. Misalnya, Timphan dari Aceh yang merupakan kudapan manis terbuat dari tepung, santan, dan pisang, menjadi simbol kekayaan rasa dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Begitu pula dengan Lamang Katan dari Bangka Belitung, yang menghadirkan cita rasa beras ketan dalam buluh bambu sebagai representasi keunikan dan keindahan budaya Melayu.
Lebaran di Indonesia juga tak lepas dari hidangan khas seperti Rendang dari Padang yang dikenal kelezatannya hingga ke mancanegara, serta Soto Banjar dari Banjarmasin yang menggugah selera dengan rempah-rempahnya yang khas. Keanekaragaman kuliner ini menjadi saksi betapa Indonesia tidak hanya kaya akan keindahan alam dan budaya, tetapi juga kekayaan rasa yang memperkaya pengalaman gastronomi kita.
Untuk lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber kumpulan makanan khas Lebaran di berbagai daerah di Indonesia, padaÂ
1. Ayam Bumbu Anam (Palembang)
Di Palembang, ayam bumbu anam atau opor ayam menjadi hidangan wajib saat Lebaran tiba. Ayam bumbu anam memiliki tekstur dan warna mirip gulai, namun kuahnya lebih kental dan berwarna kuning karena menggunakan kecap manis. Daging ayam direbus terlebih dahulu lalu dimasukkan ke dalam kuah santan kental dengan tambahan beberapa bumbu khas Palembang. Hidangan ini sering disantap bersama ketupat.
2. Lemang (Jambi)
Lemang adalah makanan tradisional yang sering disajikan masyarakat di Jambi saat Hari Raya Idul Fitri. Terbuat dari beras ketan yang digulung dengan daun pisang, kemudian dimasukkan ke dalam bambu panjang dan dibakar hingga matang. Lemang bukan masakan khas Jambi, namun telah menjadi panganan yang sangat dikenal di daerah tersebut.
3. Semur Daging (Jakarta)
Semur daging adalah hidangan daging rebus yang diolah bersama kuah cokelat pekat berbahan dasar kecap manis, bawang merah, bawang bombai, pala, dan cengkih. Kuah semur terbuat dari kecap manis dari kedelai hitam yang memberikan rasa khas pada hidangan ini. Semur bisa ditambahkan dengan kentang, tahu, tempe, telur, hingga ikan sesuai selera masyarakat di tiap daerah. Selain daging sapi, semur juga bisa menggunakan bahan lainnya.
4. Soto Banjar (Banjarmasin)
Soto Banjar adalah hidangan khas suku Banjar, Kalimantan Selatan dengan bahan utama ayam. Aroma rempah-rempah seperti kayu manis, biji pala, dan cengkih sangat terasa dalam soto Banjar. Kuah soto Banjar kadang dicampurkan dengan susu untuk memberikan tekstur yang agak keruh. Hidangan ini menjadi menu yang dinantikan masyarakat Banjarmasin setiap tahun saat momen Lebaran tiba.
Advertisement
5. Bebek Gulai Kurma (Aceh)
Di Aceh, salah satu hidangan khas Lebaran yang selalu tersedia adalah bebek gulai kurma. Kuliner ini berisi potongan daging bebek yang dimasak bersama rempah-rempah dan daun pandan, daun temurui, serai, serta kuah santan. Rempah-rempah seperti cengkeh, kayu manis, biji pala, dan kapulaga memberikan citarasa dan aroma yang khas pada hidangan ini. Bebek gulai kurma sering menjadi menu yang dinantikan saat momen Lebaran di Aceh.
6. Rendang (Padang)
Rendang adalah hidangan yang tak boleh absen saat Lebaran tiba. Umumnya terbuat dari daging sapi, santan, dan rempah-rempah, rendang bisa juga dibuat dari bahan lain seperti daging ayam, paru, jamur, dan bebek. Proses memasak rendang memakan waktu berjam-jam hingga potongan daging berwarna hitam pekat dan santannya kering. Selain itu, ada juga varian rendang yang disebut kalio, dengan kuah cokelat terang yang lebih basah.
7. Timphan (Aceh)
Timphan adalah makanan khas Lebaran dari Aceh yang sangat dihargai oleh masyarakat Aceh. Kudapan manis ini tidak hanya menjadi hidangan saat Idul Fitri tetapi juga pada perayaan hari besar lainnya seperti Idul Adha. Proses pembuatannya melibatkan campuran tepung, santan, dan pisang yang kemudian dibungkus dalam daun pisang muda dan dikukus. Timphan memiliki daya tahan yang cukup lama, bisa bertahan hingga lebih kurang seminggu setelah pembuatan. Makanan ini memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Aceh, terbukti dari sebuah peribahasa yang menyatakan kepentingan Timphan dalam perayaan "Uroe goet buluen goet Timphan ma peugoet beumeuteme rasa" (Hari baik bulan baik Timphan ibu buat harus dapat kurasakan).
8. Lontong Medan
Lontong Medan adalah hidangan khas Medan yang sangat populer selama perayaan Lebaran. Meskipun mirip dengan lontong sayur biasa, Lontong Medan memiliki kompleksitas rasa yang lebih tinggi karena penggunaan rempah-rempah yang lebih kaya. Biasanya disajikan dengan ketupat, hidangan ini juga dilengkapi dengan tambahan tauco sebagai bumbu yang memberikan rasa khas. Lontong Medan juga ditemani oleh telur sambal, sambal keripik kentang, bumbu rendang, dan kerupuk merah putih, menciptakan harmoni cita rasa yang memukau.
9. Kue Maksuba (Palembang)
Kue Maksuba adalah kue basah khas Kota Palembang yang menjadi primadona selama perayaan Lebaran. Kudapan ini memiliki cita rasa yang mirip dengan bolu kojo, namun dengan warna kekuningan dan garis-garis kehitaman di tengahnya yang menyerupai kue lapis. Selain menjadi hidangan istimewa saat Lebaran, Kue Maksuba juga memiliki makna simbolis yang dalam. Kue ini sering dijadikan hantaran saat pernikahan, diserahkan oleh pengantin kepada orang tua dan mertuanya sebagai ungkapan penghargaan dan rasa hormat.
10. Lamang Katan
Lamang Katan merupakan makanan khas Lebaran dari berbagai daerah rumpun Melayu seperti Bangka Belitung, Riau, dan Sumatera Barat. Hidangan ini terbuat dari beras ketan yang dimasak bersama santan dalam buluh-buluh bambu dan dilapisi daun pisang. Lamang Katan dapat disajikan dengan berbagai cara, seperti dengan rendang, sarikaya, kinca, atau bahkan durian. Proses penyajian Lamang Katan dengan tapai dari ketan hitam menambahkan kesan unik pada hidangan ini, dengan tekstur padat dan kuah tapai yang manis asam.
11. Ketupat Colet
Ketupat Colet merupakan makanan khas masyarakat Melayu yang selalu hadir saat perayaan Lebaran, Idul Adha, atau acara khusus lainnya. Hidangan ini tidak jauh berbeda dengan ketupat pada umumnya, terbuat dari beras yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda atau janur, kemudian direbus dengan santan hingga matang. Perbedaannya terletak pada penyajian, dimana Ketupat Colet dicocol dengan rendang yang memiliki bumbu melimpah dan agak basah, memberikan cita rasa yang sangat memanjakan lidah dengan paduan antara ketupat lembut dan daging rendang gurih.
12. Lempok Durian (Palembang)
Lempok durian adalah makanan khas Lebaran dari Palembang yang sangat dicintai oleh pecinta durian. Makanan ini terbuat dari durian, gula, dan sedikit garam. Proses pembuatannya melibatkan memasukkan daging buah durian yang sudah dipisahkan dari bijinya ke dalam panci besar, kemudian ditambahkan gula dan sedikit garam. Adonan lempok durian terus diaduk dan dimasak hingga mengental selama beberapa jam. Setelah dingin, lempok durian biasanya dikemas menggunakan plastik untuk menjaga kesegarannya.
Advertisement
13. Kue Biji Ketapang (Betawi)
Kue Biji Ketapang adalah kue kering khas Betawi yang menjadi idola banyak orang selama perayaan Lebaran. Berbeda dengan kue kering lain yang memiliki warisan Eropa, kue biji ketapang terbuat dari campuran terigu, margarin, gula pasir, santan, garam, telur, dan vanili. Adonan kue ini kemudian dipotong kecil-kecil menyerupai biji ketapang, lalu digoreng hingga berwarna kuning keemasan. Nama kue ini berasal dari bentuknya yang mirip dengan biji ketapang, sebuah tanaman yang banyak ditemukan di tanah Betawi pada masa lalu.
14. Madumongso (Ponorogo)
Madumongso adalah kudapan khas Lebaran dari Ponorogo, Jawa Timur, yang memiliki cita rasa asam manis yang unik. Makanan ini terbuat dari beras ketan hitam yang difermentasi menjadi tape terlebih dahulu. Setelah proses fermentasi selesai, tape ketan tersebut ditambahkan dengan bahan-bahan lainnya dan dimasak hingga mengental seperti dodol. Madumongso biasanya dikemas dengan kertas minyak yang berwarna-warni. Konon, madumongso terinspirasi dari rasa kurma yang dirindukan oleh masyarakat Ponorogo saat melaksanakan ibadah Haji.
15. Pote Jaje Tujak (Lombok)
Poteng jaje tujak adalah hidangan khas Lombok yang sering disajikan selama Lebaran. Hidangan ini terdiri dari dua komponen, yaitu poteng atau tapai ketan dan jaje tujak atau tetel. Hampir setiap rumah di Lombok pasti menyajikan pote jaje tujak sebagai suguhan kepada tamu yang berkunjung. Poteng jaje tujak mirip dengan tape uli dari Betawi. Ada tradisi unik dalam pembuatannya, dimana masyarakat Lombok percaya bahwa pembuat poteng harus dalam keadaan suci agar tidak merusak hasil akhirnya. Selain itu, penyajian pote jaje tujak dilakukan setelah selesai salat, menjaga kebersihan dan kesucian hidangan.
16. Tiliaya (Gorontalo)
Tiliaya adalah makanan khas Lebaran dari Gorontalo yang memiliki sejarah panjang dalam budaya kuliner daerah tersebut. Kue basah ini hanya disajikan pada upacara adat atau perayaan keagamaan tertentu, termasuk Lebaran. Kue tiliaya memiliki rasa manis yang khas dan biasanya dicetak dalam mangkuk keramik bergambar ikan, yang kemudian disebut juga sebagai kue mangkuk ikan. Nama "lontar" berasal dari bahasa Belanda "ronde taart" atau kue bundar, meskipun kesulitan pelafalan membuat masyarakat setempat menyebutnya sebagai kue lontar.
17. Gogoso (Makassar)
Gogoso atau gogos merupakan makanan khas Lebaran dari Makassar yang menjadi menu wajib saat perayaan Idul Fitri. Makanan ini mirip dengan lemper karena dibungkus dengan daun pisang. Namun, gogoso memiliki isi berupa daging ikan tongkol yang diolah dengan parutan kelapa sangrai, kemudian dibakar. Gogoso merupakan warisan turun-temurun dari nenek moyang suku Bugis di Makassar. Selain dari beras ketan, ada juga varian gogoso yang terbuat dari banne, sejenis biji-bijian seperti pasir yang berwarna coklat.
18. Burasa (Bugis)
Burasa adalah makanan khas Lebaran dari masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan. Hidangan ini mirip dengan lontong, terbuat dari beras ketan yang dimasak bersama santan, kemudian dibungkus dengan daun pisang dan direbus hingga matang. Burasa sering disajikan bersama dengan coto Makassar atau opor ayam saat perayaan Lebaran. Proses pembuatannya melibatkan memasak beras ketan dengan santan hingga menjadi nasi lembek, lalu dibungkus dengan daun pisang dan direbus.
19. Karasi (Wakatobi)
Karasi adalah kue khas Lebaran dari Wakatobi dengan rasa manis yang khas. Kue ini terbuat dari jagung muda yang diparut lalu dicampur dengan gula merah cair. Cara membuat karasi cukup unik karena menggunakan cetakan dari batok kelapa untuk menuangkan adonan cair ke dalam kuali. Adonan kemudian digoreng dengan minyak panas hingga berwarna kuning keemasan. Karasi merupakan salah satu kudapan yang selalu dinantikan saat Lebaran tiba di Wakatobi.
20. Kue Lontar (Papua)
Kue lontar adalah makanan khas Lebaran dari Papua yang merupakan warisan budaya kuliner Kolonial Belanda. Rasanya yang istimewa membuat kue lontar selalu menjadi sajian istimewa saat menyambut perayaan hari besar seperti Lebaran dan Natal. Kue ini juga sering dicari umat Muslim di Papua untuk disantap saat berbuka puasa karena rasanya yang manis. Kue lontar umumnya dicetak dalam mangkuk keramik bergambar ikan di bagian dasarnya, yang membuatnya juga disebut kue mangkuk ikan.
Â
Â
Advertisement