6 Sikap Orangtua yang Dapat Merusak Hubungan dengan Anak, Baiknya Dihindari

Dibawah ini adalah beberapa sikap orangtua yang tanpa disadari dapat melukai perasaan anak.

oleh Ricka Milla Suatin diperbarui 24 Jul 2024, 14:42 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2024, 14:42 WIB
Orangtua dan Anak
Sebagai orangtua harus menjadi teladan yang baik agar buah hati bisa mengikuti ke arah yang positif. (Foto: Freepik/pressfoto)

Liputan6.com, Jakarta Bagaimana cara bersikap kepada anak agar mereka merasa bahagia? Sikap orangtua memiliki pengaruh besar terhadap kebahagiaan, kenyamanan, dan kecerdasan anak. Ada beberapa sikap orangtua yang dapat meningkatkan rasa percaya diri anak, mengembangkan kecerdasannya, dan memperkuat hubungan antara orangtua dan anak.

Namun, tidak sedikit sikap orangtua yang dianggap baik, ternyata malah menyakiti hati anak. Sikap-sikap ini bahkan bisa merenggangkan hubungan antara orangtua dan anak.

Hubungan antara orangtua dan anak adalah salah satu ikatan paling penting dalam kehidupan. Namun, hubungan ini sering kali mengalami ketegangan dan kerusakan akibat sikap dan perilaku orangtua yang kurang tepat.

Berikut adalah beberapa sikap orangtua yang dapat merusak hubungan mereka dengan anak-anaknya, yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber pada Rabu (24/7/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Otoriter atau Kontrol yang Berlebihan

Memarahi anak
Gambar/kepemilikan hak cipta shutterstock.com/Casezy idea bisa diubah menjadi: "Lukisan/kekayaan intelektual dari shutterstock.com/Casezy idea"

Orangtua yang memiliki sikap otoriter cenderung menggunakan kekuasaan mereka untuk mengendalikan setiap aspek kehidupan anak. Mereka sering kali menetapkan aturan yang sangat ketat tanpa memberi kesempatan bagi anak untuk berpendapat atau berekspresi.

Sikap semacam ini dapat menimbulkan rasa tertekan dan tidak dihargai pada anak, yang pada akhirnya dapat merusak kepercayaan dan komunikasi yang seharusnya terjalin antara orangtua dan anak. Dampaknya bisa sangat menyakitkan dan meninggalkan bekas yang mendalam di hati sang anak.


2. Kurangnya Komunikasi

Contoh ilustrasi anak dan ibu
Inilah kiat-kiat mengasah keberanian anak untuk berani menyuarakan pendapatnya yang bisa kamu coba! (Gambar: Pexels.com/Ketut Subiyanto)

Komunikasi yang tidak lancar atau minimnya interaksi dapat menimbulkan kesalahpahaman dan memperlebar jurang emosional antara orangtua dan anak.

Anak-anak sangat membutuhkan dukungan emosional serta arahan dari orangtua mereka. Tanpa adanya komunikasi yang efektif, kebutuhan-kebutuhan penting ini tidak akan terpenuhi.


3. Mengkritik Secara Berlebihan

keluarga bahagia
Gambar "ilustrasi ibu dan anak/220 Selfmade studio/Shutterstock" adalah sebuah karya seni yang menampilkan keindahan hubungan antara seorang ibu dan anak. Dalam gambar ini, terlihat jelas betapa eratnya ikatan emosional yang terjalin di antara mereka. Ibu yang terlihat begitu penuh kasih sayang, dengan lembut memeluk anaknya. Tatapan matanya penuh kehangatan dan kelembutan, seolah-olah ingin memberikan perlindungan dan keamanan yang tak terbatas. Sedangkan sang anak, dengan riang gembira, merespons pelukan ibunya dengan senyuman yang tak terbendung. Ekspresi wajahnya mencerminkan kebahagiaan dan kebebasan yang tak tergantikan. Tidak hanya itu, dalam gambar ini juga terlihat kebersamaan yang begitu harmonis antara ibu dan anak. Mereka terlihat saling berbagi cerita, tawa, dan canda. Seolah-olah dunia di sekitar mereka menghilang begitu saja, dan yang ada hanya momen berharga ini. Setiap detik yang mereka habiskan bersama terasa begitu berarti dan tak terlupakan. Gambar ini juga menggambarkan betapa pentingnya peran seorang ibu dalam kehidupan anaknya. Ibu adalah sosok yang selalu ada di samping, memberikan dukungan, dan memberikan teladan yang baik. Ibu adalah tempat untuk mencurahkan isi hati, tempat untuk mencari perlindungan, dan tempat untuk mencari kekuatan. Ibu adalah sosok yang tak tergantikan dalam hidup anak. Melalui gambar ini, kita diajak untuk menghargai dan merayakan hubungan ibu dan anak. Kita diingatkan betapa beruntungnya kita memiliki seseorang yang begitu mencintai kita tanpa syarat. Kita diingatkan untuk selalu menghargai setiap momen indah yang kita habiskan bersama ibu kita. Dengan begitu, mari kita jadikan gambar ini sebagai pengingat untuk selalu menghargai dan mencintai ibu kita. Mari kita berterima kasih atas segala pengorbanan dan kasih sayang yang telah diberikan. Dan yang terpenting, mari kita menjadi anak yang baik dan berbakti kepada ibu kita, sebagaimana yang telah diajarkan oleh gambar ini.

Mengkritik anak secara terus-menerus dapat merusak rasa percaya diri mereka. Tindakan ini juga bisa membuat mereka merasa tidak pernah cukup baik.

Anak-anak yang sering menerima kritik tajam mungkin akan merasa tidak berharga. Bahkan, beberapa dari mereka mungkin kehilangan motivasi untuk berusaha.


4. Kurangnya Dukungan Emosional

Ilustrasi keluarga bahagia, orang tua, anak
Gambaran tentang keluarga yang penuh kebahagiaan, terdiri dari orang tua dan anak. (Gambar oleh our-team di Freepik)

Anak-anak sangat memerlukan dukungan emosional dari orangtua mereka untuk merasa aman dan dicintai sepenuhnya. Jika dukungan ini kurang, mereka bisa merasa kesepian dan terabaikan.

Lebih dari itu, orangtua yang memiliki harapan yang terlalu tinggi atau tidak realistis terhadap anak-anak mereka bisa menimbulkan stres dan tekanan berlebihan. Akibatnya, anak-anak yang merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi ini mungkin merasa gagal dan kehilangan kepercayaan diri.


5. Membandingkan dengan Anak Lain

anak bermain dengan ibu
Gambarkanlah sebuah adegan di mana seorang anak sedang bermain dengan penuh semangat dan keceriaan. Hak cipta gambar ini dimiliki oleh shutterstock.com dan pengguna dengan nama witthayap.

Membandingkan anak dengan saudara kandung atau anak-anak lain bisa merusak hubungan dan membuat anak merasa tidak dihargai. Perbandingan semacam ini dapat menimbulkan rasa cemburu, rendah diri, dan persaingan yang tidak sehat. Bahkan, dampaknya bisa terasa hingga anak tersebut dewasa nanti.

Untuk membangun hubungan yang sehat antara orangtua dan anak, diperlukan komunikasi yang baik, dukungan emosional, dan penghargaan terhadap keunikan masing-masing anak. Menghindari sikap-sikap negatif ini sangatlah penting, apapun alasannya. Mari menjaga kebersamaan dengan anak-anak, memberikan mereka ruang untuk berkembang dan mengeksplorasi bakat serta minat mereka.

Dengan memberikan perhatian dan penghargaan yang tepat, kamu bisa membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan memiliki rasa harga diri yang tinggi. Ingatlah, setiap anak memiliki keunikan dan potensi yang berbeda-beda. Jangan membanding-bandingkan mereka dengan orang lain, karena setiap perjalanan hidup mereka adalah unik dan berharga. 


6. Ketidakmampuan untuk Meminta Maaf atau Berdamai

Orangtua memarahi anak
Mengambil jalan yang mudah alih-alih jalan yang baik akan memberikan dampak buruk bagi anak. (Foto: Pexels/Monstera Production)

Ada kalanya orangtua menghadapi situasi di mana meminta maaf atau berdamai terasa sangat sulit. Mungkin karena ego yang terlalu tinggi atau rasa malu yang menghalangi, namun ketidakmampuan untuk melakukan hal ini sangatlah tidak dibenarkan. 

Orangtua yang enggan mengakui kesalahan, meminta maaf, atau berupaya memperbaiki hubungan yang retak, berisiko memperlebar jurang emosional antara mereka dan anak-anak mereka.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya