Contoh Multistage Random Sampling dalam Survei Pilkada, Dapat Mengurangi Bias

Multistage Random Sampling sangat penting dalam penelitian yang melibatkan populasi besar dan sulit dijangkau.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 24 Jul 2024, 21:30 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2024, 21:30 WIB
Ilustrasi Survei Politik. (Liputan6.com/Abdillah)
Ilustrasi Survei Politik. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta Contoh Multistage Random Sampling adalah metode pengambilan sampel yang digunakan, untuk memperoleh data dari populasi besar dan kompleks melalui beberapa tahap pemilihan. Dalam metode ini, populasi awal dipecah menjadi beberapa kelompok (stage) yang lebih kecil. Selanjutnya, sampel diambil secara acak dari setiap kelompok tersebut.

Dalam bidang politik, contoh Multistage Random Sampling sering digunakan untuk survei pendapat atau penelitian lainnya. Dengan menerapkan beberapa tahap pemilihan sampel secara acak, lembaga survei dapat memperoleh sampel yang representatif dan valid, serta menghemat waktu dan biaya.

Metode ini juga memastikan bahwa hasil survei mencerminkan pandangan dan opini dari berbagai kelompok dalam populasi, memberikan gambaran yang lebih akurat tentang tingkat kepuasan masyarakat, terhadap pemerintah atau isu politik lainnya. Berikut ini contoh Multistage Random Sampling yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (24/7/2024). 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Apa Itu Multistage Random Sampling 

Ilustrasi Survei
Ilustrasi Survei (Freepik/Rawpixel)

Multistage Random Sampling memungkinkan peneliti untuk mengelola populasi yang besar dan tersebar secara geografis dengan cara yang lebih praktis dan terstruktur. Setiap tahap pemilihan mengurangi jumlah unit yang harus dipertimbangkan pada tahap berikutnya, sehingga menghemat waktu dan biaya. Contohnya, dalam survei kesehatan nasional, tahap pertama mungkin melibatkan pemilihan beberapa provinsi secara acak, kemudian diikuti dengan pemilihan kota atau kabupaten dalam provinsi tersebut, dan seterusnya, hingga rumah tangga atau individu yang akhirnya akan disurvei.

Keunggulan utama dari metode ini adalah fleksibilitasnya dalam menangani populasi yang besar dan kompleks. Metode ini memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan data yang representatif, tanpa harus melakukan sampling secara langsung dari seluruh populasi, yang seringkali tidak praktis. Selain itu, dengan pemilihan acak di setiap tahap, risiko bias dapat diminimalkan, sehingga hasil penelitian lebih valid dan dapat diandalkan.

Multistage Random Sampling juga sering digunakan dalam penelitian sosial, survei pasar, dan studi epidemiologi di mana populasi target tersebar luas. Dengan pendekatan bertahap ini, peneliti dapat fokus pada subkelompok tertentu dalam setiap tahap, memastikan bahwa setiap segmen populasi terwakili dengan baik dalam sampel akhir. Hal ini memungkinkan hasil yang lebih akurat dan relevan dengan kondisi populasi secara keseluruhan.


Multistage Random Sampling dalam Bidang Politik

Ilustrasi Survei Politik. (Liputan6.com/Abdillah)
Ilustrasi Survei Politik. (Liputan6.com/Abdillah)

Multistage Random Sampling adalah metode pengambilan sampel, yang melibatkan beberapa tahap pemilihan sampel secara acak. Metode ini sangat berguna dalam penelitian yang melibatkan populasi besar yang tersebar di wilayah geografis yang luas, seperti penelitian di bidang politik. Berikut ini contoh dan tahapannya:

Tahap Pertama

Lembaga survei yang ingin mengukur tingkat kepuasan terhadap pemerintah di seluruh Indonesia menghadapi tantangan, karena populasi yang sangat besar dan tersebar. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk menggunakan multistage random sampling. Pada tahap pertama, mereka memilih provinsi sebagai unit pertama dari sampel mereka. Dari total 34 provinsi di Indonesia, lembaga survei ini secara acak memilih 10 provinsi untuk dijadikan sampel.

Tahap Kedua

Setelah memilih 10 provinsi, langkah berikutnya adalah memilih beberapa kabupaten atau kota dalam setiap provinsi tersebut. Lembaga survei ini memilih 5 kabupaten/kota secara acak di setiap provinsi yang telah terpilih. Dengan demikian, dari 10 provinsi, mereka memperoleh 50 kabupaten/kota sebagai bagian dari sampel mereka.

Tahap Ketiga

Dari setiap kabupaten/kota yang telah terpilih, lembaga survei kemudian memilih beberapa kelurahan atau desa secara acak. Misalnya, mereka memutuskan untuk memilih 3 kelurahan atau desa di setiap kabupaten/kota. Hasilnya, mereka mendapatkan 150 kelurahan/desa dari 50 kabupaten/kota yang telah terpilih sebelumnya.

Tahap Keempat

Langkah selanjutnya adalah memilih rumah tangga di setiap kelurahan/desa yang telah terpilih. Lembaga survei ini memutuskan untuk memilih 10 rumah tangga secara acak di setiap kelurahan/desa. Dengan demikian, dari 150 kelurahan/desa, mereka memperoleh total 1.500 rumah tangga sebagai sampel.

Tahap Kelima

Pada tahap terakhir, lembaga survei memilih satu individu secara acak dari setiap rumah tangga yang telah terpilih. Individu yang dipilih harus memenuhi kriteria tertentu, misalnya, harus sudah berusia di atas 17 tahun dan terdaftar sebagai pemilih. Dengan cara ini, lembaga survei akhirnya mendapatkan 1.500 responden yang akan diikutsertakan dalam survei mereka.


Keuntungan dari Multistage Random Sampling

Ilustrasi Survei
Ilustrasi Survei (Freepik)

1. Efisiensi Waktu dan Biaya

Multistage random sampling memungkinkan peneliti untuk menjangkau populasi yang luas, tanpa harus mengunjungi setiap wilayah secara langsung. Dengan memilih sampel secara bertahap dari unit-unit yang lebih kecil, peneliti dapat menghemat waktu dan biaya yang signifikan. Misalnya, daripada harus melakukan survei di seluruh negara, peneliti hanya perlu mengunjungi beberapa provinsi, kabupaten, dan desa yang terpilih secara acak.

2. Representativitas yang Lebih Tinggi

Metode ini memungkinkan pengambilan sampel yang lebih representatif, karena setiap tahap pemilihan dilakukan secara acak. Dengan demikian, berbagai kelompok dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih, sehingga hasil survei lebih mencerminkan karakteristik dan variasi yang ada dalam populasi sebenarnya.

3. Mengurangi Bias

Pemilihan acak di setiap tahap membantu mengurangi bias dalam pengambilan sampel. Karena setiap unit pada tahap yang lebih kecil dipilih dari unit yang lebih besar secara acak, risiko bias yang disebabkan oleh pemilihan sampel yang tidak representatif dapat diminimalisir.

4. Fleksibilitas dalam Desain Penelitian

Multistage random sampling memberikan fleksibilitas dalam desain penelitian, memungkinkan peneliti untuk menyesuaikan jumlah tahapan dan unit sampel sesuai dengan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia. Peneliti dapat menambah atau mengurangi tahap pemilihan berdasarkan kompleksitas dan tujuan penelitian.

5. Kemudahan Pengelolaan Sampel

Dengan membagi populasi menjadi unit-unit yang lebih kecil, multistage random sampling membuat pengelolaan sampel menjadi lebih mudah. Peneliti dapat lebih fokus pada unit-unit tertentu pada setiap tahap, sehingga lebih mudah mengatur dan melaksanakan survei dibandingkan dengan harus mengelola seluruh populasi secara langsung.

6. Kualitas Data yang Lebih Baik

Dengan metode pengambilan sampel yang terstruktur dan sistematis, kualitas data yang diperoleh cenderung lebih baik. Hal ini karena setiap tahap pemilihan sampel dilakukan dengan mempertimbangkan representativitas dan mengurangi kemungkinan kesalahan sampling.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya