Liputan6.com, Jakarta Dalam perjalanan ambisius membangun Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur, Indonesia telah mencapai tonggak penting dengan penetapan titik nol nusantara. Lokasi ini bukan sekadar titik referensi geografis, melainkan juga menjadi simbol awal dari visi besar untuk memindahkan pusat pemerintahan dan menciptakan kota masa depan yang modern dan berkelanjutan.
Titik nol nusantara menjadi saksi bisu perubahan besar yang akan terjadi di kawasan yang dulunya didominasi oleh hutan dan lahan pertanian. Letaknya yang strategis di antara Kecamatan Samboja dan Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menjadikannya pusat dari rencana pembangunan yang akan mengubah wajah Indonesia secara signifikan.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Namun, apa sebenarnya arti penting dari titik nol nusantara ini? Bagaimana proses penentuannya, dan apa implikasinya bagi pembangunan IKN? Dalam artikel ini, kita akan mendalami berbagai aspek menarik seputar titik nol nusantara, mulai dari proses penentuannya, signifikansi geografis dan simbolisnya, hingga perannya dalam tahapan pembangunan IKN.
Mari kita telusuri bersama makna di balik titik awal yang menjadi tanda dimulainya babak baru dalam sejarah pembangunan Indonesia ini, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (16/8/2024).
Definisi dan Lokasi Titik Nol Nusantara
Titik nol nusantara adalah titik referensi geografis yang ditetapkan sebagai pusat dari Ibu Kota Negara baru Indonesia. Lokasinya berada di antara Kecamatan Samboja dan Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Penetapan titik ini menjadi langkah penting dalam proses perencanaan dan pembangunan IKN.
Koordinat Geografis
Menurut data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), IKN baru memiliki batas-batas geografis sebagai berikut:
- Bagian utara: 117°0' BT dan 0°38' LS
- Bagian selatan: 117°11' BT dan 1°15' LS
- Bagian barat: 116°31' BT dan 0°59' LS
- Bagian timur: 117°18' BT dan 1°6' LS
Titik nol nusantara berada di dalam wilayah ini, menjadi pusat dari area yang akan menjadi IKN baru.
Luas Wilayah
IKN baru akan mencakup wilayah yang cukup luas, meliputi:
- Wilayah daratan: sekitar 256.142 hektar
- Wilayah perairan laut: kurang lebih 68.189 hektar
Dari total wilayah daratan tersebut, kawasan pusat IKN akan memiliki luas 56.180 hektar, sementara kawasan pengembangan IKN akan mencakup area seluas 199.962 hektar.
Advertisement
Proses Penentuan Titik Nol Nusantara
Penentuan titik nol nusantara bukanlah proses yang sederhana. Ini melibatkan serangkaian survei dan pengukuran yang dilakukan oleh tim ahli dari berbagai lembaga pemerintah.
Survei dan Pengukuran
Proses penentuan titik nol nusantara diawali dengan survei yang dilakukan oleh Kementerian PUPR bersama Badan Informasi Geospasial (BIG) pada tahun 2021. Survei ini melibatkan pengukuran Jaring Kontrol Geodesi (JKG) yang dilakukan di 5 pilar titik JKG, yaitu:
- 0IKN
- 1IKN
- 2IKN
- 3IKN
- 4IKN
Pengukuran ini tidak hanya penting untuk menentukan titik nol, tetapi juga untuk memberikan referensi akurat bagi seluruh proses pemetaan dan pembangunan di wilayah IKN.
Pemanfaatan Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran JKG memiliki beberapa manfaat penting:
- Menjadi acuan untuk semua tahapan pemetaan di wilayah IKN.
- Menghasilkan peta yang akan menjadi panduan untuk penentuan akurasi titik lokasi pembangunan berbagai infrastruktur di IKN.
- Pilar-pilar JKG yang telah dibangun dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat umum, misalnya sebagai referensi untuk pengukuran tanah atau perencanaan pembangunan lainnya.
Signifikansi Titik Nol Nusantara
Titik nol nusantara memiliki signifikansi yang melampaui sekadar penanda geografis. Ia memiliki makna penting baik secara teknis maupun simbolis dalam konteks pembangunan IKN.
Referensi Teknis
Dari segi teknis, titik nol nusantara berfungsi sebagai:
- Acuan untuk menghitung tingkat ketinggian bangunan di atas permukaan air laut.
- Referensi lokasi untuk pembangunan berbagai infrastruktur di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).
- Titik awal pengukuran dan pemetaan untuk seluruh wilayah IKN.
Simbol Persatuan
Secara simbolis, titik nol nusantara menjadi representasi dari persatuan Indonesia. Hal ini terlihat dari prosesi penyatuan tanah dan air dari 34 provinsi di Indonesia yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 14 Maret 2022. Prosesi ini menggambarkan bahwa IKN baru bukan hanya milik Kalimantan Timur, tetapi milik seluruh rakyat Indonesia.
Advertisement
Pembangunan di Sekitar Titik Nol Nusantara
Meskipun titik nol nusantara menjadi referensi penting, perlu dipahami bahwa lokasi ini tidak serta-merta menjadi pusat fisik dari pembangunan IKN.
Lokasi Istana Negara
Berbeda dengan anggapan umum, titik nol nusantara bukan merupakan lokasi pembangunan Istana Negara Garuda. Menurut penjelasan Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Istana Negara akan dibangun di daerah yang sedikit lebih tinggi dari titik nol. Rencana tata letaknya adalah sebagai berikut:- Istana Negara di posisi tengah- Gedung DPR dan MPR di sayap kanan- Bangunan untuk lembaga yudikatif di sayap kiri
Infrastruktur Pendukung
Selain bangunan pemerintahan utama, pembangunan di sekitar titik nol nusantara juga akan mencakup berbagai infrastruktur pendukung, termasuk:1. Jalan dan transportasi2. Hunian untuk ASN dan TNI-Polri3. Fasilitas publik seperti rumah sakit dan sekolah4. Kawasan bisnis dan ekonomi
Tahapan Pembangunan IKN
Pembangunan IKN, dengan titik nol nusantara sebagai referensinya, akan dilakukan secara bertahap hingga tahun 2045.
Tahap Awal
Pada tahap awal, fokus pembangunan meliputi:
- Penyediaan air bersih, termasuk pembangunan Bendungan Sepaku Semoi
- Pembangunan jalan untuk logistik
- Penyiapan 2.500 unit hunian untuk ASN dan TNI-Polri
Rencana Pemindahan
Berdasarkan data sementara dari Bappenas, rencana jumlah ASN dan anggota TNI-Polri yang akan dipindahkan ke IKN pada tahap awal adalah sebanyak 7.687 orang, dengan rincian:
- 1.971 ASN
- 5.716 TNI/Polri (termasuk Paspampres dan BIN)
Angka ini masih bersifat tentatif dan menunggu keputusan resmi pemerintah.
Advertisement
Dampak Ekonomi dan Sosial
Penetapan titik nol nusantara dan pembangunan IKN tidak hanya berdampak pada tatanan pemerintahan, tetapi juga pada aspek ekonomi dan sosial masyarakat sekitar.
Potensi Wisata
Menurut Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, titik nol nusantara kini telah menjadi destinasi wisata. Hal ini telah mulai menggerakkan perekonomian warga sekitar, menciptakan peluang usaha baru di sektor pariwisata dan jasa.
Perubahan Struktur Ekonomi
Dengan pembangunan IKN, struktur ekonomi di wilayah sekitar titik nol nusantara diperkirakan akan mengalami perubahan signifikan. Dari yang sebelumnya didominasi oleh sektor pertanian dan pertambangan, diharapkan akan berkembang sektor jasa, perdagangan, dan industri kreatif.
Tantangan dan Harapan
Meskipun membawa banyak potensi positif, pembangunan IKN dengan titik nol nusantara sebagai pusatnya juga menghadapi berbagai tantangan.
Tantangan Lingkungan
Pembangunan kota baru di wilayah yang sebelumnya didominasi hutan tentu menimbulkan kekhawatiran akan dampak lingkungan. Pemerintah dituntut untuk memastikan bahwa pembangunan IKN dilakukan dengan prinsip berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Harapan Pemerataan Pembangunan
Di sisi lain, penetapan titik nol nusantara dan pembangunan IKN membawa harapan akan pemerataan pembangunan di Indonesia. Diharapkan, fokus pembangunan yang selama ini terpusat di Pulau Jawa dapat mulai bergeser ke wilayah Indonesia bagian timur.
Titik nol nusantara bukan sekadar titik geografis biasa. Ia adalah simbol dari babak baru dalam sejarah pembangunan Indonesia. Melalui penetapan titik ini, Indonesia melangkah maju menuju visi pembangunan yang lebih merata dan berkelanjutan.
Dari proses penentuannya yang melibatkan teknologi canggih, hingga prosesi simbolis yang menyatukan tanah dan air dari seluruh penjuru nusantara, titik nol nusantara menjadi cerminan dari semangat persatuan dan kemajuan Indonesia.
Tantangan dalam mewujudkan visi IKN tentu masih panjang. Namun, dengan titik nol nusantara sebagai acuan, Indonesia telah memiliki pijakan kuat untuk memulai perjalanan menuju masa depan yang lebih cerah. Kini, tugas seluruh elemen bangsa adalah memastikan bahwa pembangunan yang berpusat dari titik nol ini benar-benar membawa manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.