Waspada Mpox di Indonesia, Simak Gejala dan Penyebarannya

Pengertian, gejala, penyebaran dan cara pencegahan Mpox.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 21 Agu 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2024, 06:00 WIB
Cacar Monyet
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, ada kekhawatiran bahwa masalah MPox agak terabaikan di wilayah Asia Tenggara karena kurangnya akses terhadap fasilitas medis yang memadai. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Wabah Monkeypox, kini dikenal sebagai Mpox atau cacar monyet, telah mengancam Indonesia setelah 88 kasus konfirmasi dilaporkan di berbagai wilayah. Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan bahwa kasus tersebut menyebar dari DKI Jakarta hingga Kepulauan Riau, dengan jumlah kasus sembuh mencapai 87. Data menunjukkan puncak kasus terbanyak terjadi pada Oktober 2023, menandakan perlunya perhatian serius terhadap penyebaran penyakit ini.

Mpox adalah penyakit menular yang membutuhkan pemahaman mendalam mengenai gejalanya. Infeksi ini dapat menampilkan gejala yang mirip dengan cacar, seperti ruam pada kulit, demam, dan nyeri tubuh. Pengetahuan tentang tanda-tanda awal dan cara penularannya sangat penting agar dapat diambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Ketahui apa yang perlu diperhatikan untuk mencegah infeksi lebih lanjut dan melindungi kesehatan Anda dan orang-orang di sekitar.

Dalam menghadapi wabah Mpox, informasi terkini dan akurat adalah kunci utama. Memahami gejala, cara penularan, serta langkah-langkah penanganan yang tepat sangat penting untuk meminimalkan risiko. Jangan lewatkan informasi terbaru tentang cara melindungi diri dan langkah-langkah yang perlu diambil jika terpapar Mpox. Pahami risiko dan ambil tindakan preventif untuk menjaga kesehatan di tengah situasi yang berkembang ini.

Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum pengertian, gejala, penyebaran dan cara pencegahannya, pada Selasa (20/8).

Apa Itu Mpox?

Cacar Monyet
Ilustrasi virus penyebab cacar monyet. Credits: pixabay.com by Geralt

Mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai monkeypox, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus monkeypox. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala seperti ruam yang menyakitkan, pembengkakan kelenjar getah bening, dan demam. Meskipun sebagian besar orang akan sembuh sepenuhnya, beberapa kasus dapat berkembang menjadi penyakit yang sangat serius.

Mpox dapat menular kepada siapa saja. Penularan terjadi melalui beberapa cara, yaitu:

  • Kontak dengan orang yang terinfeksi: Virus dapat menyebar melalui sentuhan langsung, berciuman, atau hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi.
  • Kontak dengan hewan: Virus dapat ditularkan ketika berburu, menguliti, atau memasak hewan yang terinfeksi.
  • Kontak dengan bahan yang terkontaminasi: Misalnya, seprai, pakaian, atau jarum suntik yang terkontaminasi virus.
  • Ibu hamil kepada bayinya: Wanita hamil yang terinfeksi dapat menularkan virus kepada bayi yang dikandungnya.

Jika Anda terinfeksi Mpox, langkah-langkah yang perlu diambil adalah:

  • Memberitahu orang yang telah Anda dekati baru-baru ini agar mereka dapat mengambil langkah pencegahan yang diperlukan.
  • Tetap di rumah hingga semua kerak atau scab pada kulit Anda mengelupas dan kulit baru terbentuk.
  • Menutupi lesi dan mengenakan masker yang pas saat berada di sekitar orang lain.
  • Menghindari kontak fisik untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Virus monkeypox, atau MPXV, adalah virus DNA beruntai ganda yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. Keluarga ini juga mencakup virus variola (penyebab cacar), cowpox, vaccinia, dan lainnya. Virus monkeypox memiliki dua klad genetik, yaitu klad I dan II.

Virus ini pertama kali ditemukan di Denmark pada tahun 1958 pada monyet yang dipelihara untuk penelitian. Kasus manusia pertama dari Mpox dilaporkan pada seorang anak laki-laki berusia sembilan bulan di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970. Mpox dapat menyebar dari manusia ke manusia atau, kadang-kadang, dari hewan ke manusia. Setelah pemberantasan cacar pada tahun 1980 dan berakhirnya vaksinasi cacar di seluruh dunia, Mpox mulai muncul secara stabil di Afrika tengah, timur, dan barat. Wabah global terjadi pada tahun 2022–2023. Reservoir alami virus ini belum diketahui secara pasti, namun berbagai mamalia kecil seperti tupai dan monyet rentan terhadap infeksi.

Bagaimana Wabah Ini Menular?

Penularan Mpox dari orang ke orang dapat terjadi melalui kontak langsung dengan lesi infektif pada kulit atau lesi lainnya, seperti yang berada di mulut atau area genital. Berikut adalah beberapa cara penularan dari orang ke orang:

  1. Kontak Wajah ke Wajah: Penularan dapat terjadi melalui percakapan atau pernapasan di jarak dekat.
  2. Kontak Kulit ke Kulit: Penularan dapat terjadi melalui sentuhan langsung atau hubungan seksual vaginal maupun anal.
  3. Kontak Mulut ke Mulut: Penularan dapat terjadi melalui ciuman.
  4. Kontak Mulut ke Kulit: Penularan dapat terjadi melalui seks oral atau ciuman pada kulit.

Partikel Udara atau Droplet Pernafasan: Penularan dapat terjadi melalui droplet pernapasan atau aerosol dalam kontak dekat yang berkepanjangan.

Virus Mpox memasuki tubuh melalui kulit yang terluka, permukaan mukosa (seperti mulut, tenggorokan, mata, area genital, atau anorektal), atau melalui saluran pernapasan. Mpox dapat menyebar di antara anggota rumah tangga dan pasangan seksual. Individu dengan banyak pasangan seksual memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi.

Penularan dari hewan ke manusia terjadi ketika manusia terpapar hewan yang terinfeksi melalui gigitan atau cakaran, atau saat melakukan aktivitas seperti berburu, menguliti, menangkap, memasak, bermain dengan bangkai hewan, atau memakan hewan. Tingkat peredaran virus di populasi hewan belum sepenuhnya diketahui, dan penelitian lebih lanjut sedang dilakukan untuk memahami hal ini.

Selain itu, Mpox juga dapat menular melalui benda-benda yang terkontaminasi, seperti pakaian atau linen, melalui cedera jarum dalam perawatan kesehatan, atau di tempat-tempat umum seperti tempat tato.

Apa Saja Gejala Mpox?

Mpox, atau monkeypox, adalah penyakit menular yang memiliki berbagai tanda dan gejala. Gejala biasanya mulai muncul dalam waktu satu minggu setelah terpapar virus, namun bisa juga dimulai antara 1 hingga 21 hari setelah paparan. Umumnya, gejala bertahan selama 2 hingga 4 minggu, tetapi pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, gejala mungkin berlangsung lebih lama.

Gejala umum Mpox meliputi:

  • Ruam: Ruam dimulai sebagai luka datar yang kemudian berkembang menjadi lepuh berisi cairan dan bisa terasa gatal atau nyeri. Seiring dengan proses penyembuhan, lesi mengering, mengerak, dan akhirnya mengelupas. Beberapa orang mungkin mengalami satu atau beberapa lesi kulit, sementara yang lain mungkin memiliki ratusan lesi. Lesi dapat muncul di berbagai bagian tubuh, seperti telapak tangan, telapak kaki, wajah, mulut, tenggorokan, area selangkangan, dan anus.
  • Demam
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Nyeri punggung
  • Kelelahan
  • Pembengkakan kelenjar getah bening

Pada beberapa kasus, gejala pertama yang muncul adalah ruam, sementara pada orang lain gejala yang muncul lebih awal mungkin berbeda. Ruam Mpox dapat terlihat pada wajah dan menyebar ke seluruh tubuh, termasuk telapak tangan dan telapak kaki, dengan perubahan bertahap dalam bentuk lesi selama 2 hingga 4 minggu, dimulai dari makula, papula, vesikel, pustula.

Lesi cenderung mengalami cekungan di tengah sebelum mengerak dan kemudian mengelupas. Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) merupakan fitur khas dari Mpox. Beberapa orang juga dapat terinfeksi tanpa menunjukkan gejala yang jelas.

Dalam konteks wabah global Mpox yang dimulai pada tahun 2022 (terutama disebabkan oleh virus klade IIb), gejala awal dapat berbeda pada beberapa orang. Dalam lebih dari setengah kasus, ruam mungkin muncul sebelum atau bersamaan dengan gejala lainnya dan tidak selalu menyebar ke seluruh tubuh. Lesi pertama bisa muncul di area selangkangan, anus, atau di sekitar mulut.

Penderita Mpox bisa mengalami komplikasi serius. Misalnya, kulit yang terinfeksi dapat mengembangkan abses atau kerusakan kulit yang parah. Komplikasi lainnya termasuk pneumonia, infeksi kornea yang dapat mengakibatkan kehilangan penglihatan; rasa sakit atau kesulitan menelan, muntah, dan diare yang menyebabkan dehidrasi atau malnutrisi berat; sepsis (infeksi darah dengan respons inflamasi yang meluas di tubuh); radang otak (ensefalitis), jantung (miokarditis), rektum (proktitis), organ genital (balanitis), atau saluran kemih (uretritis); bahkan kematian.

Orang dengan penurunan kekebalan tubuh akibat pengobatan atau kondisi medis memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit berat dan kematian akibat Mpox. Penderita HIV yang tidak terkontrol atau tidak diobati seringkali mengembangkan penyakit yang lebih parah.

Pengobatan Mpox

Pengobatan Mpox bertujuan untuk merawat ruam, mengelola rasa sakit, dan mencegah komplikasi. Perawatan dini dan suportif sangat penting untuk membantu mengelola gejala dan menghindari masalah lebih lanjut. Perawatan Mpox melibatkan beberapa langkah, seperti menjaga kebersihan area yang terinfeksi, mengurangi rasa sakit dengan obat pereda nyeri, serta memantau dan menangani potensi komplikasi.

Untuk mencegah infeksi Mpox, vaksinasi sangat dianjurkan. Vaksin Mpox sebaiknya diberikan dalam waktu 4 hari setelah kontak dengan seseorang yang terinfeksi Mpox. Jika vaksinasi dilakukan dalam waktu hingga 14 hari setelah kontak dan belum ada gejala, vaksin tersebut masih dapat memberikan perlindungan. Vaksinasi sangat disarankan untuk individu yang berada pada risiko tinggi terkena infeksi Mpox, terutama selama wabah. Kelompok yang direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin meliputi:

  • Tenaga kesehatan yang berisiko terpapar: Mereka yang bekerja di lingkungan medis dan berpotensi menghadapi pasien dengan Mpox.
  • Pria yang berhubungan seksual dengan pria: Mereka yang terlibat dalam praktik hubungan seksual dengan pasangan yang tidak tetap.
  • Orang dengan banyak pasangan seksual: Individu yang memiliki banyak pasangan seksual berisiko lebih tinggi terkena infeksi.
  • Pekerja seks: Mereka yang bekerja di industri seks memiliki risiko tinggi terkena Mpox.

Orang yang terinfeksi Mpox sebaiknya diisolasi dari orang lain untuk mencegah penyebaran penyakit. Perawatan isolasi membantu mengurangi risiko penularan ke orang lain.

Beberapa obat antivirus, seperti tecovirimat, yang awalnya dikembangkan untuk mengobati cacar, telah digunakan untuk mengobati Mpox. Penelitian lebih lanjut sedang dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan pengobatan ini. Informasi tambahan mengenai vaksinasi Mpox dan manajemen kasus dapat diakses untuk panduan lebih lanjut.

Pencegahan Penyebaran Wabah Mpox

Sebagian besar orang yang terkena Mpox akan sembuh dalam waktu 2 hingga 4 minggu. Selama masa pemulihan, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu meredakan gejala dan mencegah penyebaran infeksi kepada orang lain. Berikut adalah panduan untuk perawatan diri dan pencegahan:

Langkah-langkah yang dianjurkan:

  • Isolasi di Rumah: Jika memungkinkan, tetaplah berada di rumah dan di ruangan sendiri untuk mengurangi risiko menularkan penyakit kepada orang lain.
  • Cuci Tangan: Cuci tangan secara rutin dengan sabun dan air atau gunakan hand sanitizer, terutama sebelum atau setelah menyentuh luka.
  • Gunakan Masker: Kenakan masker dan tutupi lesi saat berada di sekitar orang lain hingga ruam sembuh sepenuhnya.
  • Jaga Kulit Tetap Kering dan Terbuka: Usahakan kulit tetap kering dan tidak tertutup, kecuali jika berada di ruangan bersama orang lain.
  • Hindari Kontaminasi Barang Bersama: Hindari menyentuh barang-barang di ruang bersama dan bersihkan area tersebut secara berkala.
  • Bilas dengan Air Garam: Gunakan bilasan air garam untuk mengatasi luka di mulut.
  • Mandi Rendam: Ambil mandi rendam atau mandi air hangat dengan baking soda atau garam Epsom untuk lesi di tubuh.
  • Obat Pereda Nyeri: Gunakan obat pereda nyeri yang tersedia di pasaran, seperti paracetamol (asetaminofen) atau ibuprofen.

Langkah-langkah yang harus dihindari:

  • Jangan Memecahkan Lepuh: Jangan memecahkan lepuh atau menggaruk luka, karena ini dapat memperlambat proses penyembuhan, menyebarkan ruam ke bagian tubuh lain, dan menyebabkan infeksi sekunder.
  • Jangan Mencukur Area yang Terkena: Hindari mencukur area dengan lesi hingga keraknya sembuh dan kulit baru terbentuk di bawahnya, karena ini dapat menyebarkan ruam ke bagian tubuh lain.

Untuk mencegah penyebaran Mpox ke orang lain, penderita Mpox harus mengisolasi diri di rumah atau di rumah sakit jika diperlukan selama periode infeksi (dari timbulnya gejala hingga lesi sembuh dan keraknya mengelupas). Menutupi lesi dan mengenakan masker medis saat berada di sekitar orang lain dapat membantu mengurangi risiko penyebaran. Menggunakan kondom selama berhubungan seksual dapat mengurangi risiko tertular Mpox, tetapi tidak dapat mencegah penyebaran melalui kontak kulit-ke-kulit atau mulut-ke-kulit.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya